banner 728x90
Dewi Kumalasari di sela kegiatan pelatihan pemasaran wirausaha dengan teknologi digital untuk menekan angka pengangguran di Kepri.

Tingkat Pengangguran Terbuka di Batam Tertinggi Se-Kepri

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) lebih tinggi dibandingkan rata-rata TPT nasional. Angka pengangguran di Kota Batam berada di posisi tertinggi se-Provinsi Kepri.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri Hj Dewi Kumalasari pada saat pelatihan digital marketing bagi pelaku usaha perempuan, Selasa (21/9/2021). Menurutnya, dari data BPS, Kepri sebagai provinsi dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Indonesia. Pada Februari 2021, contohnya, TPT Kepri mencapai 10,12 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 7,07 persen. Penyumbang angka tertinggi TPT di Kepri adalah Batam.

Baca Juga :  Temui Dirjen Imigrasi, Gubernur Kepri Minta Kebijakan Bebas VoA Diberlakukan Lagi

“Efek domino dari banyaknya pengangguran adalah lemahnya ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Ekonomi keluarga harus tetap bergerak walapun di masa pandemi Covid-19. Untuk itu perlu kesadaran masyarakat untuk menumbuhkan jiwa wirausahanya dengan UMKM sebagai salah satu pilihan,” saran Dewi Kumalasari.

Dewi Kumalasari menerangkan, di masa pandemi seperti saat ini, salah satu penggerak ekonomi untuk tetap survive, pilihannya adalah berwirausaha. Menurutnya pandemi telah banyak memberikan dampak dari sektor ekonomi.

“Pandemi Covid-19, memaksa kita untuk mengikuti era new normal. Berjualan tidak harus bertatap muka, namun bisa secara online. Dengan online dapat memperkuat dan memperluas pasar,” katanya.

Baca Juga :  Jumat Curhat, Kapolsek Gunung Kijang Mengimbau Warga untuk Mengaktifkan Pos Kamling Jelang Pemilu 2024

Kemudian, lanjut Dewi Kumalasari, media sosial sudah menjadi keseharian masyarakat. Kadang kalau waktu lebih banyak dihabiskan untuk bermedia sosial dibandingkan melaksanakan aktivitas fisik lainnya. Kondisi itu memberikan dampak kurang bermanfaat. Namun di satu sisi ada dampak positifnya.

“Banyak kisah sukses orang-orang yang telah berhasil memasarkan produknya lewat media sosial. Seperti menggunakan facebook, WhatsApp dan lain-lain. Jika biasanya orang menjual produk harus membuka gerai. Namun di saat ini orang bisa berjualan dengan memposting produk melalui media sosial. Orang sering menamakan gerai digital,” kata Dewi.

Baca Juga :  Bupati Bintan Menyerahkan LKPD Tahun 2022 Unaudited ke BPK RI

Menurutnya saat ini, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan platform digital semakin tinggi. Apalagi pengguna internet di Indonesia terbilang cukup tinggi dibanding dengan negara-negara Asia lainnya. Hal ini menjadi pasar yang sangat baik dalam memformulasikan marketing bisnis secara online. Tunggu apa lagi, mari berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi digital. Semoga angka pengangguran (TPT) di Kepri turun. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *