banner 728x90
Tenaga kesehatan RSUD bintan memberikan pelayanan vaksinasi.

Suka Duka Tenaga Medis RSUD Bintan Menangani Covid-19, Masih Ada Tudingan yang Hoaks

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bintan, mempunyai suka duka dalam menangani pasien Covid-19. Dengan jumlah sangat terbatas, sedikitnya sudah ada 2.867 pasien yang ditangani. Tapi, masih ada tudingan hoaks yang ditujukan kepada tim medis ini. Entah lah!

Tim perawat RSUD Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri sedikitnya sudah menangani 2.867 orang pasien yang terkonfirmasi Covid-19, hingga saat ini. Dari jumlah itu, 381 orang pasien yang sempat dirawat di RSUD Kabupaten Bintan, di Kota Kijang, Kecamatan Bintan Timur tersebut.

Dalam penanganan pasien Covid-19, RSUD Kabupaten Bintan cuma memiliki 36 orang tenaga kesehatan atau perawat. Terdiri dari 17 perawat di IGD dan tenda penanganan Covid. Serta 19 perawat di ruang rawat inap isolasi Covid-19.

Untuk sementara ini, RSUD Kabupaten Bintan memiliki 16 bed di tenda Covid-19, untuk penanganan pasien Covid-19. Ditambah 16 bed di ruangan isolasi Covid, 2 bed di ruangan ICU. Sehingga, totalnya 34 bed untuk penanganan pasien Covid-19. Jika penuh, harus menunggu IGD atau tenda triase.

Suka Duka

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, paramedis atau perawat tak pernah mengeluh. Meski cacian dan maki kerap diterima mereka. Dalam jiwanya, mereka tetap semangat dan ceria. Bagi mereka, dalam suasana pandemi Covid-19 ini, ada nilai tersendiri dalam membangun kerja sama dan kekompakan. Perawat RSUD Kabupaten Bintan menjadi tim yang lebih solid.

tenaga medis melakukan Swab kepada pasien.

Mereka juga merasakan sesuatu yang lebih berarti dan bangga, bisa melakukan pertolongan nyawa terhadap pasien-pasien yang membutuhkan. Tentunya berkaitan dengan nyawa seseorang, yang terkonfirmasi Covid-19.

Baca Juga :  Nelayan Bintan Bangkit Lagi Membudidayakan Kerapu Cantang

Tatkala ada pasien yang harus dirawat, saat itu lah paramedis bertungkus lumus, berjuang memberikan pertolongan. Cemas bercampur iba menyelimuti dalam pikiran tim medis. Suka atau perasaan bahagia pun muncul, di saat melihat pasien-pasien covid bisa sembuh, dan pulang bertemu keluarga. Tentunya, perjuangan paramedis ini akan menambah amal ibadahnya.

Tapi, di saat menjalankan tugas mulia itu, fisik dan pikiran serta waktu paramedis akan terkuras. Medis harus menguras tenaga karena menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sangat tidak nyaman, pengap dan sesak. Setelah bekerja, muncul kekhawatiran paramedis ketika ingin pulang ke rumahnya. Dalam benaknya, apakah dirinya membawa pulang virus corona dari pasien yang ditanganinya. Keluarga paramedis terancam. Bahkan, beberapa medis pun tertular dan terinfeksi virus corona. Nyawa taruhannya.

“Karena tingginya kasus akhir-akhir ini, beberapa tenaga kesehatan kami (RSUD Bintan) ada yang terinfeksi Covid. Bahkan dari keluarga nakes juga ada yang terinfeksi,” kata dr Benni Antomy MKed (An) SpAn Direktur RSUD Bintan.

Tak cuma demikian, paramedis/perawat juga akan merasakan duka bila melihat pasien covid yang meninggal dan tidak bisa tertolong. Terutama pada saat tempat rujukan sudah penuh. Justru itu, para tenaga kesehatan akan lebih merasakan duka, ketika ada hal yang hoaks dan stigma yang muncul dan membuat masyarakat masih tidak percaya dengan adanya covid ini.

Bahkan ada kalangan masyarakat yang sangat sulit untuk diberikan edukasi tentang Covid-19. Terutama saat didiagnosis Covid-19, atau saat meninggal untuk proses pemulasaraan Covid. Begitu pula terhadap masyarakat yang tidak taat terhadap protokol kesehatan (prokes). Sehingga kasus covid semakin meningkat, dan membuat para tenaga kesehatan kewalahan dan kelelahan dalam menangani Covid-19.

Direktur RSUD Bintan dr Benni Antomy mendampingi Bupati dan Kapolres Bintan saat mengecek ruangaan isolasi bagi pasien Covid-19 di RSUD Bintan, di Kijang.

Tudingan yang Hoaks

Baca Juga :  Cen Sui Lan Langsung Mengalokasikan Dana Aspirasi Saat Jumpa Pelantar Roboh di Sei Asam Karimun

Tak bisa dibayangkan, dengan 36 orang perawat di RSUD Kabupaten Bintan, sudah hampir 3 ribuan pasien terkonfirmasi yang ditangani. Namun selama menjalankan tugas itu, tak sedikit pula caci dan maki yang diterima oleh perawat. Bahkan, baru-baru ini pihak RSUD Kabupaten Bintan dituding dengan hal-hal yang hoaks atau informasi bohong.

Selama menangani pasien Covid-19, Direktur RSUD Kabupaten Bintan dr Benni Antomy menegaskan, pihaknya tidak pernah menangani pasien dari kluster karyawan Swalayan WS di Kijang. Namun baru-baru ini, ada media online yang memberitakan bahwa RSUD melakukan Swab antigen terhadap karyawan Swalayan WS.

Berita itu, lanjut dr Benny, ditulis dengan judul Tarmizi Anggota DPRD Bintan Minta Kadinkes Tindak Tegas Oknum Pegawai Rumah Sakit dan Puskesmas di Kijang, Bila Perlu Pecat.

“Ini kami nilai, informasinya bohong. Kami dari RSUD Kabupaten Bintan tidak pernah mengetahui dan melakukan test Swab antigen terhadap karyawan Swalayan WS pada tanggal 29 Juni 2021,” tegas dr Benni Antomy, saat memberikan keterangan resmi, kemarin.

Menurut dr Benny, RSUD Kabupaten Bintan hanya mengetahui peristiwa tersebut dari media online. Pelayanan RSUD Kabupaten Bintan untuk pasien selalu dilakukan sesuai standar operasi prosedur yang berlaku. Serta menggunakan alat pemeriksaan sesuai standar yang berlaku.

“Demikian untuk dapat dimaklumi bagi semua kalangan,” ujarnya.

Baca Juga :  Cerita Pembawa Belasan Kilogram Ganja Aceh Ditangkap Polres Bintan, Lolos di Medan dan Pekanbaru

Ayo Sukseskan Vaksinasi

Dalam menekan penyebaran wabah virus corona, RSUD Kabupaten Bintan tak cuma menangani pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. RSUD Bintan juga melaksanakan dan mendorong vaksinasi bagi masyarakat umum.

dr Benni Antomy MKed (An) SpAn Direktur RSUD Bintan.

Dalam menjalankan tugas vaksinasi ini, tenaga kesehatan RSUD Bintan juga memiliki rasa bahagia atau suka. Terutama ketika melihat antusias warga Bintan yang sangat semangat untuk mengikuti vaksinasi. Khususnya di RSUD Bintan yang menyediakan sistem link (pendaftaran).

“Begitu buka link, melihat langsung full dalam hitungan beberapa jam, itu kami sangat suka. Walaupun tetap menerima pendaftaran secara manual bagi lansia (on the spot),” ujar dr Benni.

Para tenaga kesehatan juga akan merasakan suka, ketika melihat masyarakat Bintan yang kooperatif, tertib, mudah diatur, dan tidak berdesakan saat mengikuti vaksinasi. Paramedis akan merasakan bahagia ketika bisa bekerja sama dengan banyak pihak, atau mitra-mitra yang terlibat sangat bisa diandalkan.

Namun di balik suka itu, tentu ada hal dukanya. Seperti merasakan lelah. Harus memberikan tenaga ekstra untuk memvaksinasi di dalam maupun di luar jam dinas. Sementara, tim medis tetap mengerjakan tupoksi di Rumah Sakit bagi pasien lainnya. Jumlah tenaga yang masih kurang untuk melaksanakan vaksinasi massal, sehingga perlu bantuan dari pihak lain. Rasa duka itu tetap dilawan, demi menjalankan misi kemanusiaan.

“Dalam kegiatan vaksinasi ini, kami dari RSUD Kabupaten Bintan sudah memvaksinasi sebanyak 4.734 sasaran. Ayo kita sukseskan bersama program vaksinasi ini,” sebut dr Benni Antomy MKed (An) SpAn Direktur RSUD Bintan menambahkan. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *