banner 728x90
Hj Dewi Kumalasari sebagai Bunda Literasi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengukuhkan Bunda Literasi kabupaten dan kota, Selasa (27/9/2022). F- Istimewa/diskominfo kepri

Marlin Agustina Jadi Bunda Literasi Kota Batam, Tak Hadir Saat Pengukuhan

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad resmi mengukuhkan Hj Dewi Kumalasari sebagai Bunda Literasi Kepulauan Riau periode 2022-2024. Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan pengukuhan Bunda Literasi kabupaten/kota se-Kepri. Namun, Wakil Gubernur Kepri Hj Marlin Agustina tidak menghadiri secara langsung pengukuhan dirinya sebagai Bunda Literasi Kota Batam.

Pengukuhan Hj Dewi Kumalasari sebagai Bunda Literasi Kepri disaksikan langsung Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Selasa (27/9/2022).

Penetapan Bunda Literasi dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kepri bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI. Pengukuhan Hj Dewi Kumalasari sebagai Bunda Literasi Kepri, berdasar pada Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1088 Tahun 2022, tertanggal 9 September 2022.

Pada kesempatan yang sama, usai dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kepri, Hj Dewi Kumalasari langsung mengukuhkan Bunda Literasi untuk tujuh kabupaten dan kota di Kepri. Adapun Bunda Literasi di masing-masing kabupaten dan kota, yaitu Hj Rahma sebagai Bunda Literasi Tanjungpinang. Hj Marlin Agustina sebagai Bunda Literasi Batam. Namun, secara fisik, Hj Marlin Agustina tak hadir dalam acara pengukuhan tersebut.

Baca Juga :  Gubernur Kepri Menyerahkan Bantuan Uang Tunai untuk Korban Kebakaran Pulau Buluh

Sedangkan Hafizha Rahmadhani Putri dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Bintan. Raja Azmah Aunur Rafiq sebagai Bunda Literasi Karimun. Maratusholiha sebagai Bunda Literasi Lingga. Septi Dwiani Wan Siswandi sebagai Bunda Literasi Natuna. Dan Heryana sebagai Bunda Literasi Kepulauan Anambas.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, percepatan peningkatan tingkat literasi untuk masyarakat Kepri merupakan modal utama untuk membangun sumber daya manusia yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Kita tidak bisa memungkiri lagi akan pentingnya literasi bagi masyarakat. Dengan tingkat literasi yang tinggi, maka masyarakat mampu berkolaborasi dan mempunyai pikiran yang kreatif dan inovatif untuk memajukan Kepri,” kata Ansar Ahmad.

Baca Juga :  Pemkab Bintan Diganjar WTP Sepuluh Kali Berturut

Pembentukan Bunda Literasi, menurut Gubernur Kepri, menjadi terobosan impresif yang digagas Perpustakaan Nasional RI. Dipilihnya seorang sosok ibu merupakan langkah yang tepat. Karena, ibu adalah sekolah pertama yang dienyam anak-anak pada usia belia.

“Sekarang, Bunda Literasi di Kepri mempunyai tugas yang krusial. Yaitu untuk membuat masyarakat di Kepri semakin akrab dengan literasi. Kita harus bisa membuat Kepri menjadi daerah percontohan literasi untuk tingkat nasional,” ujar Ansar Ahmad.

Sebab, Provinsi Kepulauan Riau tepatnya Pulau Penyengat adalah tempat lahirnya salah satu karya sastra fenomenal, yaitu Gurindam Dua Belas yang diciptakan Raja Ali Haji. Hal ini menunjukkan budaya literasi sudah mengakar kuat di Kepri, sejak beratus-ratus tahun lalu.

Baca Juga :  Lima PAC Hipmikindo di Karimun Dilantik, Gubernur Kepri Yakin Ekonomi Bangkit

Muhammad Syarif Bando mengatakan, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu, yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas. Guna memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi.

“Kemampuan ini dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global, percepatan peningkatan kemampuan literasi sangat penting bagi Indonesia,” katanya.

Syarif Bando mengapresiasi capaian yang diraih Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah yang memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Sumatera. Dan tertinggi ke-4 nasional dengan skor 75.792 di bawah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Bali.

“Tantangan di Kepri sangat kompleks dengan banyaknya masyarakat yang tersebar di ribuan pulau dan anggaran yang terbatas. Jadi IPM yang sangat tinggi itu adalah prestasi yang luar biasa untuk Kepri,” tuturnya. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *