banner 728x90
Cak Ta’in Komari.

Tikung-menikung Sirkuit Jagal Politik 2024 (2), Siapa Bisa Menumbangkan Rudi?

Komentar
X
Bagikan

Oleh: Cak Ta’in Komari
(Mantan Jurnalis dan Mantan Dosen UNRIKA Batam)

PILKADA 2024 akan menjadi ajang pertarungan politik antara Ansar Ahmad (gubernur in-cumbent) dan Muhammad Rudi (Walikota Batam dan Kepala BP Batam). Waktu 3 tahun lagi itu akan datang dengan sangat cepat. Tidak akan terasa. Awal 2023 pun pasti sudah mulai pemanasan. Bukan mereka saja tapi mungkin masih ada calon lainnya. Isdianto sepertinya juga masih berhasrat untuk maju kembali setelah kalah 2020 lalu. Beberapa kepala daerah sudah memasuki masa 2 periode. Ada Aunur Rofiq, Bupati Karimun. Ada Apri Sujadi, Bupati Bintan. Tentu mereka ingin naik kelas maju calon gubernur atau wakil gubernur, atau bisa juga istirahat. Terutama yang berkasus dan ditunggu prosesnya di KPK.

Satu lagi yang berpeluang mengajukan calon PDIP, sayangnya partai merah ini belum menunjukkan figure yang mumpuni untuk maju cagub Kepri 2024. Ketua PDIP Kepri Soerya Respationo rasanya sulit untuk dimajukan kembali setelah dua kali berturut mengalami kekalahan. PDIP harus mencari penyegaran kader atau tokoh alternative, tapi sepertinya akan kesulitan untuk bisa bertarung melawan Ansar atau Rudi. Meski masih ada beberapa partai besar yakni PKS dan Gerindra, tapi paling beraninya ambil posisi kedua.

Maka panggung politik Kepri praktis menjadi milik Ansar dan Rudi. Posisi Isdianto sangat berat untuk bisa menyaingi kedua orang tersebut. Dalam posisi in-cumbent saja tumbang. Setelah kekalahan 2020 lalu, sulit bagi Isdianto untuk bisa mendapatkan donatur pembiayaan politiknya. Menggunakan dana pribadi? Rasanya kok nonsense.

Satu nama yang patut diperhitungkan kalau orangnya mau turun yakni Asman Abnur. Mantan Menteri PAN-RB dan anggota DPR RI dari PAN itu punya kekuatan politik dan financial untuk merebut kursi Gubernur Kepri 2024. Apalagi kabarnya Asman juga tidak akan maju lagi ke senayan. Mungkin sudah bosan kali? Dia sudah menjadi anggota DPR RI selama 20 tahun sejak tahun 2004 hingga 2024 nanti. Jika Asman maju Pilgub Kepri 2024, itu menjadi ajang pembuktian yang sesungguhnya.

Selama ini banyak yang menilai lolosnya Asman Abnur ke Senayan beberapa kali tidak merepresentatifkan perolehan suara PAN di Kepri. Asman bisa meraup suara ratusan ribu, sementara provinsi hanya mendapatkan 2 kursi yakni Yudi Kurnain dan Alex Guspenaldi. Maka kesertaannya dalam pilkada Kepri akan menjadi ajang pembuktian bahwa dia memang memiliki nilai jual politik selama ini. Tidak peduli partai dan momentumnya.

Baca Juga :  Cen Sui Lan: Kepala BP BBK Harus Diisi Pemimpin yang Berjiwa 'Merah Putih'

Fokus kembali kepada Ansar dan Rudi. Dua tokoh ini yang bakal bertarung sengit. Dua calon mantan bupati. Dua-duanya punya kasus di KPK yang mungkin akan menyanderanya, atau mala mengantarkannya ke hotel ‘bredeo’. Bupati Bintan Apri Sujadi sudah menjadi tersangka di KPK atas dugaan gratifikasi penyalahgunaan kuota rokok FTZ. Sementara Aunur Rofiq terlibat kasus suap Dana Insentif Daerah pejabat Kementerian Keuangan Yahya Purnomo yang sudah divonis bersalah terlebih dahulu. Belasan Kepala Daerah yang terlibat kasus Yahya Purnomo sudah ditahan dan jadi tersangka di KPK. Aunur Rofiq ada di antara mereka, meski belum menjadi tersangka. Sekali goyang lewat lah.

Calon Bupati Karimun 2020, Iskandarsyah, kader PKS, yang hanya kalah tipis punya peluang untuk menjadi cawagub. Itu dengan catatan kalau Suryani tidak akan maju kembali pada 2024. Dia sudah membuktikan diri hampir berhasil menumbangkan in-cumbent. Untuk mencalonkan bupati kembali, Iskandar perlu menyiapkan dana yang cukup besar dibanding kalau hanya sebagai cawagub. Apalagi diambil jadi pasangan Rudi yang dikenal emang tajir melintir dananya.

Jika tidak ada badai gelombang yang menghadang. Hitungan matematika politik, Rudi jauh lebih unggul dibandingkan Ansar. Meski Ansar pernah memenangi pilkada Bintan 2010 dengan telak, tapi jumlah penduduk Bintan cuma 10 persennya jumlah penduduk Kota Batam. Kemenangan merebut kursi gubernur 2020 tidak bisa dikesampingkan ada peran cukup signifikan wakilnya Marlin Agustina, Istri Rudi.

Ansar mungkin akan bisa memenangkan kembali pilkada jika dia mampu membuktikan semua janji-janji politiknya selama kampanye pilgub 2020. Ansar mampu menyentuh dan mendorong pergerakan ekonomi masyarakat Kepri secara langsung. Masyarakat butuh difasilitasi untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi selama masa pandemic covid19 ini. Mereka menunggu Ansar serius memperhatikan dan focus pada persoalan kemasyarakatan. Ansar hanya bisa menanam simpati pada masyarakat dengan prestasi. Sudah cukup mereka dibawa dalam eforia dan retorika bahkan mimpi dan harapan yang sangat tinggi. Yang realistis saja, recovery ekonomi masyarakat.

Baca Juga :  Pengoperasian Flyover Tanjungpinang Dimeriahkan Soegi Bornean, Gratis!

Beberapa rencana proyek mercusuar yang didengungkan selama ini, kalaupun mampu direalisasikan tuntasnya perlu beberapa tahun ke depan. Pilkada 2024 sudah tinggal 3 tahun lagi. Panggung politik itu akan dimulai bergerak 2023. Sementara Rudi, sebagai Walikota Batam dan Kepala BP Batam (meski tidak berSK) telah menunjukkan hasil pembangunan yang dielu-eluhkan para pendukungnya, dan sudah dinikmati masyarakat Batam. Pembangunan pelebaran jalan dan pembangunan taman-taman kota. Rudi juga antusias untuk mewujudkan pembangunan sirkuit di Nongsa Batam. Meski untuk ekonomi masyarakat, Rudi belum berhasil berbuat banyak. Tapi apa yang dilakukan Rudi selama menjabat itu dianggap sebagai pondasi. Hasil pembangunannya sudah dilihat dan dinikmati masyarakat. Kota Batam menjadi lebih rapi dan indah. Wilayah Karimun merupakan daerah asal Marlin. Tanjungpinang adalah kota di mana Rudi dilahirkan dan dibesarkan. Posisi Rudi jelas di atas angin lah.

Secara politik Ansar justru punya catatan tidak terlalu baik. Meski dia juga dianggap berprestasi membangun Bintan. Karier politiknya juga menanjak mulus. Tapi dalam kepemimpinan, Ansar menampakkan arogansi dengan tidak menganggap adanya wakilnya. Selama memimpin Bintan bersama Mastur Taher. Kemesraan hanya terjaga sekitar dua bulan. Begitu juga di periode keduanya. Untungnya wakilnya Khazaliq orangnya ‘nerimo’ dan gak ‘neko-neko’. Bersama Marlin di Kepri, baru sebulan sudah heboh soal pecah kongsinya karena Ansar tidak mengiraukan permintaan deal-dealan pejabat OPD.

Dengan tabiat politik seperti itu, Ansar nampaknya akan kesulitan mendapatkan pasangan yang punya nilai jual politik tinggi. Pilihan itu harus dia jatuhkan kepada tokoh di Batam sebagai lumbung suara terbesar di Kepri. Beberapa nama yang selama ini mencoba masuk ke ekseskutif ada Suryani, Mustofa Widjaya, atau Fauzi Bahar. Mereka memiliki basis dukungannya masing-masing. Persoalnnya apakah mereka mau mengantarkan nasibnya seperti yang sudah dialami Mastur Taher, Khazaliq dan kini Marlin Agustina?

Satu lagi jalan Ansar untuk bisa bertahan menjadi Gubernur Kepri, yakni tumbangnya Muhammad Rudi sebelum menuju panggung politik 2024. Persoalannya siapa yang akan menumbangkannya? Meski sederet daftar kasus menderanya. Mulai dugaan kasus korupsi hingga dugaan menggunakan ijzah palsu. Meski berangkai gerakan laporan melayang ke berbagai lembaga penegak hukum. Meski sebenarnya gampang untuk mengeksekusinya. Pertanyaannya siapa yang berani melakukannya?

Baca Juga :  Perjuangan Lukman Hakim Meraih 1 Perak buat Kepri Diwarnai Cedera

Gerakan yang dilakukan LSM Riau Coruption Watch (RCW) Mulkansyah dibantu praktisi hukum Hambali Hutasuhut hanya seperti riang gelombang bahkan bui di lautan. Rudi dengan mudah akan tahu siapa di belakangnya? Mantan anggota DPR RI asal Kepri Hardi S Hood tahu soal kemampuan Rudi dalam hal itu. Beberapa pihak pemegang data-data dugaan korupsi para pejabat di kepri pun sedang menunggu support saja. Mereka bisa bergerak kapan saja. Penting amunisinya kuat. Tinggal kecerdasan bermain yang bisa memenangkannya.

Tapi jangan dikesampingkan melihat kepentingan Ketua DPRD Provinsi Kepri Jumaga Nadeak (PDIP) yang tiba-tiba mencoba mencongkel soal ex-officio Kepala BP Batam oleh Walikota Batam – jabatan Rudi saat ini..! Kepentingan siapa? Ada yang sekedar mengincar jabatan itu atau ada target ingin menumbangkannya. Bakal seru kan..?

Sepertinya Muhammad Rudi memang perlu ektra hati-hati untuk memasuki sirkuit politik 2024. Pasukan ‘jagal politik’ itu sudah mulai bergerilya. Anak buah Rudi, pejabat Pemko Batam sudah berderet diangkut aparat penegak hukum. Ada mantan Sekwan Batam, Asril karena kasus korupsi dana konsumsi di dewan. Ada Kabag Hukum Pemko Batam, Harimurti, yang terima suap dan gratifikasi. Terakhir mantan Kepala Dinas Perhubungan Rustam Effendi meringkuk di penjara karena memeras dealer-dealer mobil. Siapa lagi yang bakal menyusul. Sudah ada ‘otak-atik’ dana bansos covid 2020 maupun kasus-kasus besar kecil lainnya. Yakin semua bisa lolos? Termasuk Muhammad Rudi.

Pertanyaannya juga apakah Ansar tidak punya penyakit politik? Coba kita buka kasus 2014 terkait kosongnya kas BPR Bintan ‘Bestari’. BPR yang menampung dana CSR dan Reklamasi bekas Tambang dari sejumlah perusahaan tambang di Bintan selama kepemimpinan Ansar. Berapa ratus miliar dana itu, atau bahkan triliun? Emang ada duit yang bisa menghilang sendiri atau berpindah ke rekening siapa-siapa tanpa penggeraknya?

Untuk mendapatkan datanya bukan soal yang sulit bagi aktivis pergerakan apalagi penegak hukum. Tontonan telikung menelikung bahkan jagal-jagalan dalam sirkuit politik 2024 bakal semakin menarik. Setidaknya kita terhibur sambil menunggu keajaiban datang yang bisa membangkitkan ekonomi kita semua. ***

KEPRIMAUJADIAPA?

(***suaraserumpun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *