Bintan, suaraserumpun.com – Upaya penanganan warga Tambelan yang terkena keracunan makanan takjil mi sagu goreng (lakse), sudah memberikan hasil terbaik. Hingga Kamis (28/3/2024) malam ini, pasien keracunan makanan tinggal satu orang yang dirawat di Puskesmas Tambelan.
Keracunan makanan ini berawal ketika warga membeli kuliner untuk berbuka puasa (takjil) di Desa Kampung Hilir, Rabu (27/3/2024) petang. Diduga, makanan yang menimbulkan keracunan itu berasal dari mi sagu goreng (lakse) yang dibungkus menggunakan mika plastik. Makanan tradisional ini dijual pedagang di warung-warung dan pedagang keliling.
Sekitar pukul 20.50 WIB, masyarakat pembeli mi goreng (lakse) mengalami keracunan. Mereka datang dan berobat ke Puskesmas Tambelan, dengan penyakit yang sama. Warga Tambelan mengalami keluhan mual-mual, muntah lebih dari 10 kali, BAB cair (diare) lebih dari 3 kali setelah mengonsumsi mi sagu (lakse) tersebut. Hingga Kamis (28/3/2024) ada 20 orang yang dirawat di Puskesmas Tambelan.
Dari kejadian tersebut, Kepala Puskesmas Tambelan Yuliansisti bersama stafnya Satpol PP, Pemerintah Kecamatan Tambelan, serta Babinkamtibmas Tambelan mengecek ke lokasi atau rumah penjual makanan yang diduga penyebab keracunan tersebut. Kemudian, beberapa bahan menjadi sampel untuk dicek di laboratorium.
Sampel muntah dari pasien keracunan makanan dan sampel makanan yang diduga penyebab keracunan tersebut, dikirim ke Tanjungpinang dengan menggunakan pesawat.
“Iya, sampel itu untuk dicek di labor. Untuk sampel makanan, itu dicek di BPOM Batam. Sedangkan sampel muntah dari pasien, akan dicek di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam,” kata Asmawi, Camat Tambelan.
Yuliansisti selaku Kepala Puskesmas Tambelan menyampaikan, pihak Puskesmas bersama pihak terkait lainnnya telah melakukan penanganan terhadap pasien keracunan makanan di Tambelan itu. Mulai dari tatalaksana perawatan dan pengobatan sesuai SOP. Kemudian dilaksanakan penyelidikan epidemioligi oleh tim surveilans dan sanitarian Puskesmas.
Kemudian, lanjut Yuliansisti, sampel muntahan pasien dan sampel makanan dikirim ke BPOM dan BTKLPP Batam, untuk dilakukan pemeriksaan. Selain itu, Pustu disiagakan untuk penanganan gejala ringan.
“Kami juga sudah koordinasi dengan Dinkes Bintan serta lintas sektoral. Sampai Kamis (28/3/2024) malam ini, tinggal satu orang yang masih dirawat. Yaitu, anak-anak usia 7 tahun. Pasien yang lain sudah pulang dan mulai pulih,” demikian jelas Yuliansisti Kepala Puskesmas Tambelan kepada suaraserumpun.com.
Pada kesempatan lain, Bupati Bintan Roby Kurniawan menyatakan, dirinya terus memantau dan menginstruksikan Kadinkes Bintan untuk mengambil langkah tepat, terhadap pasien keracunan makanan di Tambelan itu.
“Informasi terakhir, pasien yang dirawat itu sudah berangsur pulih sampai Kamis siang ini. Semoga tidak terjadi lagi. Kita pantau terus perkembangannya,” tegas Roby Kurniawan. (yen)
Editor: Sigik RS