banner 728x90
Pj Wali Kota Tanjungpinang Hasan SSos meninjau pasar dan mengecek harga cabai rawit, Rabu (1/11/2023), sebelum Pemko Tanjungpinang menyusun formulasi subsidi ongkos bahan pokok. F- diskominfo tanjungpinang

Pj Wali Kota Tanjungpinang Segera Menyusun Formulasi Pemberian Subsidi Ongkos Bahan Pokok

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Tanjungpinang Hasan SSos segera menyusun formulasi pemberian subsidi ongkos bahan pokok. Hal ini dinyatakan Hasan SSos Pj Wali Kota Tanjungpinang, usai meninjau harga bahan kebutuhan pokok, terutama cabai di pasar Bintan Center, Rabu (1/11/2023).

Pj Wali Kota Tanjungpinang meninjau pasar dan mengecek harga bahan pokok ini sebagai tindak lanjut arahan Presiden RI Joko Widodo kepada penjabat kepala daerah se-Indonesia. Berdasarkan hasil tinjauan di pasar tersebut, harga cabai rawit Nano mencapai Rp94 ribu sampai Rp96 ribu per kilogram.

Baca Juga :  UNESCO: Pantun Jadi Warisan Budaya Dunia dari Kepri dan Riau

“Saat ini cabai menjadi komoditi yang mempengaruhi inflasi. Kita harus segera melakukan intervensi, agar harga cabai dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya berada dalam harga yang relatif wajar atau lebih terjangkau,” ungkap Hasan, usai melaksanakan tinjauan lapangan.

Usai melakukan pemeriksaan harga pasar, sore harinya Hasan melaksanakan pertemuan bersama distributor bahan kebutuhan pokok di kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Pertemuan tersebut diikuti oleh Kadis Perdagangan dan Perindustrian Riany, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Yoni Fadri, Bulog Subdivre Tanjungpinang, dan 13 distributor bahan kebutuhan pokok. Berdasarkan pertemuan tersebut, diketahui bahwa tingkat persediaan bahan kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, daging, ayam, dan telur masih mencukupi tingkat kebutuhan masyarakat.

Baca Juga :  Pemkab Bintan Mengimbau Salat Idul Adha di Rumah Masing-masing

Menurut para distributor, permintaan kebutuhan bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Terjadinya kenaikan harga pasar, lebih disebabkan oleh kenaikan biaya produksi atau transportasi dari daerah penghasil.

Sejumlah distributor beras dan gula pasir mengatakan, harga jual di tingkat distributor belum mengalami kenaikan. Hal yang sama juga disampaikan oleh distributor daging, ayam, dan telur. Kenaikan harga di pasar, diindikasikan disebabkan oleh adanya pengecer “nakal” yang menaikkan harga terlalu tinggi.

“Kita sudah mengetahui faktor yang menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditi. Setelah ini, kita akan melakukan rapat internal untuk merumuskan formulasi yang tepat untuk mengintervensi harga pasar. Tidak hanya melalui pasar murah dan operasi pasar, jika diperlukan kita akan menyediakan anggaran di APBD untuk mensubsidi biaya transportasi,” jelas Hasan. (yen)

Baca Juga :  Kepri Buka Kunjungan Turis Asing, Ansar Ahmad: Bintan Resorts di Lagoi yang Sangat Siap

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *