banner 728x90
Cen Sui Lan Anggota DPRI RI Dapil Kepulauan Riau dan pengusaha membahas pembangunan pelabuhan ekspor impor di Tanjungsauh, Batam, Sabtu (13/2/2021).

Tanjungsauh Jadi Lokasi Alternatif Pembangunan Pelabuhan Ekspor-Impor, buat Merebut Perdagangan Malaka

Komentar
X
Bagikan

BATAM (suaraserumpun) – Tanjungsauh menjadi lokasi alternatif untuk pembangunan pelabuhan baru, buat ekspor-impor di Kota Batam. Rencana pembangunan pelabuhan kontainer ini disetujui pengusaha Batam. Dan bakal diperjuangkan Cen Sui Lan (CSL) Anggota Komisi V DPR RI, ke pemerintah pusat

Pembangunan pelabuhan ekspor-impor di Tanjungsauh ini sebagai alternatif untuk pengganti pelabuhan kontainer di Batuampar, Kota Batam. Karena, pelabuhan Batuampar dinilai sudah tidak memungkinkan lagi. Sementara, pihak Pelindo maupun Dirjen Kemenhub RI, tak sanggup untuk membenahinya. Padahal, pelabuhan ekspor-impor di Batuampar, menjadi titik bisnis perdagangan Selat Malaka, selama ini.

Pembangunan pelabuhan ekspor-impor (transhipment) di Tanjungsauh, Kota Batam itu, menjadi solusi. Selanjutnya, CSL akan mengajukan ke pemerintah pusat, agar segera dibangun.

“Iya, Tanjungsauh jadi lokasi alternatif untuk pembangunan pelabuhan baru transhipment di Kota Batam. Pengusaha-pengusaha dan stakeholder pelabuhan di Batam menyepakatinya, saat saya reses di Hotel Sahid Batam Center, Kota Batam, Sabtu (13/2/2021) siang,” kata Cen Sui Lan (CSL) saat dihubungi, Minggu (14/2/2021).

Dalam kegiatan reses tersebut, CSL menampung aspirasi dan saran mengenai solusi masalah pelabuhan di Batam. Terutama persoalan pelabuhan kontainer. Hadir dalam reses itu pengusaha ‘Merah Putih’ yang dikoordinir Taba Iskandar. Selain itu hadir Capt Danil Burhanudin, Zulkifli Amura, Kasimun, Suhendro, Failasuk, Suparno dan Dirut Persero Batam. Serta Osman Hasyim (INSA), Zulherry, Eddie dan Irsyafwin.

Baca Juga :  Peduli Bencana Gempa Cianjur, PWP Karimun Galang Donasi

Sedangkan CSL saat menampung aspirasi didampingi tenaga ahli drh Agustar MSi. Turut hadir Victor Angsono MSi, Zainal Abidin SE MM, Teddy Martus dan Freddy S.

“Masukan pembangunan pelabuhan transhipment baru di Pulau Tanjungsauh, Batam ini akan kita sampaikan ke pusat. Pembangunan ini perlu dibangun, guna mengantisipasi kebutuhan ke depan, dan untuk kemajuan Kepri juga,” tambah CSL.

Menurutnya, meminta masukan dari pengusaha dan stakeholder pelabuhan di Batam ini, sebagai tindak lanjut dari rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi. Serta Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub RI Agus H Purnomo, pekan lalu.

Pelabuhan Strategis Perdagangan Malaka

CSL berharap pelabuhan ekspor-impor Tanjungsauh, bisa menjadi pelabuhan utama bongkar muat peti kemas berstandar internasional. Karena memiliki nilai strategis yang dapat meningkatkan perekonomian nasional. Berdasarkan hasil kajian, lalu lintas perdagangan di kawasan selat Malaka ini, akan terus tumbuh pesat ke depannya.

“Bahkan, pada 2030 nanti diperkirakan volume kontainer yang melintas di kawasan ini bisa mencapai 143 juta TEUs (kapasitas peti kemas). Jadi, potensi itu mesti kita manfaatkan,” tegas Cen Sui Lan dari Dapil Kepri ini.

Baca Juga :  Giliran Warga Tanjung Kelit Lingga yang Bersyukur Menerima Program BSPS dari Aspirasi Cen Sui Lan

Legislator perempuan Partai Golkar itu menjelaskan, dengan kapasitas pelabuhan di Batam yang ada saat ini, belum mampu menangkap potensi yang ada. Pelabuhan Batuampar sebagai pelabuhan utama di Batam, menurutnya, hanya bisa menampung kapasitas sekitar 300 ribu TEUs. Bahkan, jika dikembangkan terus ke depannya, pelabuhan itu hanya akan mampu menampung 1 juta hingga 2 juta TEUs.

“Jadi memang sudah saatnya dibutuhkan pelabuhan baru yang memiliki kapasitas lebih besar. Dengan kedalaman laut yang memadai. Jika tidak, potensi perdagangan Selat Malaka yang seharusnya bisa kita manfaatkan, akan menjadi sia-sia,” ujarnya.

Relokasi Pelabuhan Ekspor-Impor

Cen Sui Lan menjelaskan, selain dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pelabuhan Tanjungsauh juga akan dijadikan pelabuhan peti kemas modern. Difungsikan untuk container yard, Kawasan Industri Terpadu, pengolahan dan penyimpanan gas. Bahkan bisa dijadikan logistic hub dan port gateway di wilayah Indonesia bagian barat.

Justru itu, Cen Sui Lan mengusulkan agar operasional pelabuhan peti kemas di pelabuhan Batuampar, direlokasi ke pelabuhan Tanjungsauh. Ini sebagai opsi alternatif untuk memaksimalkan potensi perdagangan di Batam.

Baca Juga :  Kapolri Tinjau Pelabuhan Merak Jelang Arus Mudik Idulfitri 1444 Hijriah

“Sejak dibangun pada 1970 lalu dan sampai dengan hari ini, pelabuhan Batuampar belum memiliki fasilitas yang memadai. Fasilitas dan peralatan bongkar muat barang masih dilakukan secara manual. Sehingga membuat prosesnya menjadi tidak efektif dari segi waktu dan pembiayaan,” terang CSL.

Dengan adanya rencana pelabuhan Tanjungsauh menjadi pelabuhan utama modern berstandar internasional, menurutnya, akan dapat memangkas proses dwelling time dengan target kapasitas 5 juta TEUs per tahun.

CSL menambahkan, saat ini sangat diperlukan upaya serius dari seluruh pemangku kebijakan, dalam rangka mempercepat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19. Penataan kawasan pelabuhan sudah perlu untuk dilakukan agar mampu menciptakan harmoni lintas sektoral.

“Yaitu perindustrian, perdagangan, pariwisata, logistik, transportasi, dan teknologi digital, yang bermuara pada peningkatan perekonomian secara nasional,” ujarnya.

Untuk itu, Cen Sui Lan mendorong para pemangku kebijakan, untuk saling bersinergi. Agar rencana pembangunan newport transhipment Tanjungsauh di Batam tersebut, dapat segera terealisasi. Bukan tidak mungkin.

Jika semua pihak mendukung pembangunan pelabuhan ekspor-impor ini, potensi perdagangan Selat Malaka bisa diraih. Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Saatnya dibangun newport transhipment di Kota Batam. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *