banner 728x90
Personel Basarnas Tanjungpinang, tim gabungan dan masyarakat nelayan mencari nelayan hilang yang tercemplung saat melempar jangkar kelong bilis.

Nelayan Tercemplung Saat Melempar Jangkar Belum Ditemukan, Pencarian Dihentikan

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Satu dari dua orang nelayan tercemplung ke dalam laut saat melempar jangkar kelong (alat tangkap bilis) di perairan Trikora, Kabupaten Bintan, belum ditemukan sejak Kamis (9/9/2021) pekan lalu. Upaya pencarian yang dilakukan tim gabungan pun dihentikan, Kamis (16/9/2021).

Arfa Sona (25) seorang nelayan bernasib malang ini hilang ketika dirinya bersama temannya Dicky Rahmawan (25) pergi melaut ke perairan Trikora Bintan, Kamis (9/9/2021) malam pekan lalu. Mereka ingin menangkap ikan dengan alat tangkap jenis kelong bilis. Sekitar pukul 19.00 WIB, dua nelayan ini melempar jangkar kelong di lokasi untuk penangkapan ikan.

Baca Juga :  Roby Kurniawan Turut Menyerahkan Grand Prize Bedelau Periode II BRK Syariah

Nahasnya, saat melempar jangkar kelong tersebut, diduga dua nelayan ini ikut terseret. Dua nelayan tersebut tercemplung ke dalam laut. Dalam kejadian ini, Dicky Rahmawan berhasil diselamatkan nelayan lainnya. Dicky dilarikan ke RSUD Bintan dan selamat. Sementara, Arfa Sona tenggelam dan hilang.

Warga Desa Malang Rapat langsung menghubungi tim Basarnas Tanjungpinang, sekitar pukul 20.30 WIB. Tim Basarnas Tanjungpinang tiba di Km 43 Pantai Trikora, sekitar pukul 21.45 WIB. Di lokasi, tim gabungan langsung melakukan pencarian korban. Namun, Arfa Sona belum ditemukan. Pencarian dilanjutkan, Jumat (10/9/2021). Bahkan, pencarian dilakukan setiap hari, sampai Kamis (16/9/2021). Namun, Arfa Sona kelahiran Kelarik, Kabupaten Natuna tersebut tak kunjung ditemukan setelah dilakukan pencarian selama 6 hari.

Baca Juga :  Menteri KKP Kunker ke Kepri, Misinya buat Publik Dunia

Miswardi, Plh Kepala Basarnas Tanjungpinang menyatakan, Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang bersama Tim SAR gabungan melaksanakan brifieng, setelah pencarian hari keenam. Dengan total luas area pencarian lebih kurang 15 NM, yang dibagi menjadi 2 SRU.

SRU I, Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang bersama Polair melaksanakan pencarian dengan menyisir sekitar lokasi. Selanjutnya ke arah utara menggunakan unsur yang dimiliki potensi masing-masing.

SRU II, Tim SAR gabungan melaksanakan pencarian dengan penyisiran bibir pantai menggunakan kapal motor (pompong) serta jalur tepian bibir pantai.

Baca Juga :  Dibantu Kementerian ATR/BPN, Bupati Bintan: 2023, Penyusunan RDTR Ditujukan untuk Lima Kawasan

“Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang bersama Tim SAR Gabungan menghentikan pencarian dengan hasil nihil, belum ditemukan,” jelas Miswardi, Kamis (16/9/2021).

Berdasarkan hasil koordinasi Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang Bersama Tim SAR gabungan dan pihak keluarga beserta masyarakat setempat, bahwa opersi SAR dinyatakan selesai. Dan diusulkan untuk ditutup. Seluruh unsur kembali ke pangkalan atau satuan masing-masing.

“Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak,” demikian Miswardi. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *