banner 728x90
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad serta Pj Wali Kota Tanjungpinang Hasan SSos meninjau bangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. F- diskominfo kepri

Dulu Bermasalah, Suharso Monoarfa Mendukung Pembangunan Monumen Bahasa Nasional di Pulau Penyengat

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Dulu, proyek pembangunan monumen atau tugu bahasa nasional di Pulau Penyengat, Tanjungpinang sempat bermasalah sekitar tahun 2012 silam. Kini, Menteri PPN/Kepala Bappenas RI Suharso Monoarfa mendukung penuh pembangunan monumen bahasa nasional dan lanjutan revitalisasi Pulau Penyengat.

Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Ansar Ahmad mendampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI Suharso Monoarfa melakukan kunjungan kerja ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Jumat (1/12/2023), untuk meninjau progres revitalisasi pulau bersejarah tersebut.

Pulau Penyengat merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Kepri yang memiliki nilai historis dan budaya tinggi, terutama sebagai tempat lahirnya bahasa Indonesia. Untuk meningkatkan daya tarik dan kesejahteraan masyarakat pulau, Pemerintah Provinsi Kepri telah mengusulkan pengembangan infrastruktur dan prasarana sarana Pulau Penyengat kepada Pemerintah Pusat sejak kepemimpinan Gubernur Kepri Ansar Ahmad.

Baca Juga :  Natuna Navigasi Indonesia di Sidang PBB, Upaya Meneguhkan Kedaulatan

Salah satu usulan yang mendapat respons positif dari Suharso Monoarfa adalah pembangunan Monumen Bahasa Nasional di Pulau Penyengat, yang merupakan gagasan Gubernur Kepri Ansar Ahmad untuk menghormati peran pulau tersebut dalam sejarah bangsa Indonesia. Monumen ini direncanakan akan dibangun pada tahun 2024, dengan anggaran sebesar Rp50 miliar.

“Setelah bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi UNESCO, di Pulau Penyengat ini akan kita bangun Monumen Bahasa Nasional agar generasi penerus bisa tahu asal muasal bahasa Indonesia dari Pulau Penyengat,” kata Suharso.

Selain monumen, usulan lain yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi Kepri meliputi penataan Balai Adat, penataan jalan lingkar, peningkatan fasilitas air bersih dan sanitasi, penataan kawasan wisata religi, heritage, zero carbon, serta pemberdayaan masyarakat setempat.

Baca Juga :  Rakor Pemilu Damai di Gunung Kijang, AKP Satri: Mari Kita Jaga Netralitas, Jangan Terprovokasi

Suharso mengatakan bahwa revitalisasi Pulau Penyengat bertujuan untuk menjadikan pulau tersebut sebagai kawasan permukiman yang lebih representatif dan nyaman bagi masyarakat, sekaligus sebagai kawasan objek wisata multifungsi yang menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

“Kita ingin Pulau Penyengat menjadi salah satu ikon wisata Kepri yang bisa menunjukkan kekayaan sejarah dan budaya kita, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai bahasa Indonesia,” ujar Suharso.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad sangat mengapresiasi dukungan penuh yang diberikan pemerintah pusat melalui Bappenas RI untuk revitalisasi Pulau Penyengat. Ia menyebut dukungan Bappenas RI antara lain adalah becak motor listrik yang ramah lingkungan, TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu), sampai penyediaan air bersih untuk Pulau Penyengat.

Baca Juga :  HPN 2022, PWI Karimun Gelar Donor Darah

“Kami sangat berterima kasih karena Kepala Bappenas terus memberikan dukungan penuh untuk revitalisasi Pulau Penyengat, beberapa kali beliau berkunjung kesini dan benar-benar serius ingin meningkatkan performa Pulau Penyengat,” kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad.

Selain meninjau Pulau Penyengat, agenda kunjungan kerja Suharso Monoarfa adalah meninjau beberapa proyek strategis lainnya seperti pembangunan Pelabuhan Kuala Riau (pelantar I dan II), dan pembangunan lanjutan jalan lintas barat di Bintan. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *