banner 728x90
Hj Dewi Kumalasari Ketua TP-PKK Kepri memimpin rakor penurunan kasus stunting dengan TPPS di Gedung Daerah Tanjungpinang, Senin (10/10/2022). F- Istimewa/diskominfo kepri

Dewi Kumalasari Pimpin Rakor Penurunan Kasus Stunting di Kepri

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Ketua TP-PKK Provinsi Kepulauan Riau Hj Dewi Kumalasari memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2022. Rakor membahas tentang upaya penurunan kasus stunting (kekerdilan) tersebut dilaksanakan di Gedung Daerah Tanjungpinang, Senin (10/10/2022).

Kegiatan ini merupakan wujud komitmen aksi bersama antara TP-PKK Kepri, BKKBN Kepri, Bappeda Kepri dan OPD terkait yang tergabung dalam TPPS untuk upaya percepatan penurunan Stunting di Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala BKKBN Kepri Rohina menyebutkan, percepatan penurunan stunting di Kepri sangatlah penting karena stunting mempengaruhi perkembangan otak anak yang berdampak pada gagal tumbuh.

Selain itu stunting juga menghambat perkembangan kognitif dan motorik yang dapat menurunkan produktivitas SDM di Kepri 15 tahun mendatang serta berdampak juga pada potensi kerugian ekonomi dari rendahnya produktivitas SDM di Kepri.

Baca Juga :  Upacara HUT Kemerdekaan RI Tingkat Kabupaten Bintan di Pulau Mantang

“Oleh karena itu penurunan stunting membutuhkan kolaborasi multi-pihak dan lintas sektor dimulai dari penguatan kelembagaan pengelolaan stunting dari level pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, desa dan lembaga non-pemerintah yang terkait,” ungkapnya.

Rohina menambahkan, ketersediaan data yang akurat juga sangat penting untuk perencanaan dan implementasi arah kebijakan penanganan stunting di Kepri.

Hasil akhir yang diharapkan menurutnya adalah dapat menurunkan prevalensi stunting dengan tepat sasaran, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

Rohina menyampaikan beberapa faktor penyebab kasus stunting di Kepri. Di antaranya pernikahan dini, pola asuh keluarga balita atau asupan makanan balita tidak tepat, ibu hamil dan remaja putri kurang gizi, jaminan pelayanan kesehatan serta kurangnya akses sanitasi dan air bersih.

Baca Juga :  Festival Kopi Merdeka di Tanjungpinang Masuk Program KEN Kemenparekraf RI

“Saya berharap agar upaya mencegah terjadinya stunting dimulai sejak remaja, calon pengantin, kehamilan, termasuk perbaikan pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi, dan lainnya,” harapnya.

Setelah mendengarkan pemaparan dari Kepala BKKBN Kepri tersebut, Hj Dewi Kumalasari mengatakan, terkait dengan stunting adalah masalah nasional dan perlu dituntaskan bersama. Karena itu melalui rapat koordinasi ini, masing-masing OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tentu memiliki perannya masing-masing.

“Stunting adalah masalah nasional yang perlu kita tuntaskan bersama, oleh karena itu melalui rapat koordinasi ini, masing-masing OPD tentunya memiliki perannya masing-masing, dengan rapat koordinasi ini kita tetap mengacu pada regulasi sehingga insya Allah masalah stunting di Provinsi Kepri bisa terselesaikan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Roby Kurniawan Menyerahkan DPA, Transportasi Angkutan Pelajar di Bintan Gratis Lagi

Selanjutnya, Dewi Kumalasari meminta agar semua OPD teknis dilibatkan dalam penanganan stunting di Kepri, paling kurang setiap rapat koordinasi itu ada progresnya, yaitu progres terkait dengan angka stunting di Provinsi Kepri, dan apapun kendala yang ditemukan di lapangan bisa didiskusikan bersama, sehingga masalah stunting ini dapat segera diselesaikan.

“Saya berharap setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat dalam penurunan stunting, bisa memberikan masukan dan membuat aksi pelaksanaan program pada tahun mendatang. Mari kita keroyokan, agar stunting bisa menurun seperti target yang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo,” imbuh istri Gubernur Kepri H Ansar Ahmad ini. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *