banner 728x90
Rizki Faisal Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kepulauan Riau. F- dok/suaraserumpun.com

Ketua DPRD Kepri Menilai Kinerja Ansar-Marlin Buruk, Rizki Faisal: Tak Ada Indikatornya

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Ansar-Marlin dinilai buruk oleh Jumaga Nadeak selaku Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Begini penjelasan Rizki Faisal, Wakil Ketua I DPRD Kepri.

Wakil Ketua DPRD Kepri Rizki Faisal sambil tersenyum tatkala wartawan meminta tanggapan atas statemen Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, yang menilai kinerja Gubernur Kepri H Ansar Ahmad dan Hj Marlin Agustina selama sekitar 1 tahun 8 bulan memimpin Kepri, buruk. Bahkan Jumaga Nadeak memberi nilai tidak sampai 6, atau tepatnya tertulis hanya 5,8.

Menurut Rizki Faisal, sah-sah saja Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak memberikan penilaian demikian. Ansar juga mengetahui dan paham betul siapa Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak tersebut, yakni salah satu politisi yang cukup berpengalaman di Kepri dan pintar. Rizki Faisal juga mengaku berteman baik.

“Saya merasa sah-sah saja ketua DPRD mengatakan demikian. Pemprov Kepri sangat terbuka menerima masukan dan tidak anti kritik. Apalagi penilaiannya dari seorang Ketua DPRD. Tentu hal ini menjadi catatan penting bagi Pemprov Kepri. Namun, sayangnya yang kita baca di media itu kan hanya sebatas statement, tidak ada indikator data yang valid yang dikemukakan ketua DPRD untuk mengukur buruk atau tidaknya sebuah kinerja pemerintahan melalui indikator makro pembangunan,” ujar Rizki Faisal, Minggu (21/8/2022) di Tanjungpinang.

Baca Juga :  Cen Sui Lan Mempersolek Baloi Indah dengan Pembangunan RTP Elok Pesona

Rizki Faisal menjelaskan, sedikitnya ada tujuh indikator yang bisa dijadikan acuan penilaian kinerja pemerintahan dalam pembangunan. Tujuh indikator tersebut meliputi pertumbuhan ekonomi, program pengentasan kemiskinan, tingkat pengangguran, penurunan angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, kesenjangan infrastruktur antarpulau, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tujuh indikator penilaian pembangunan secara nasional meliputi pendidikan, kesehatan, pendapatan per Kapita, Indeks Kualitas Hidup (IKH), angka rata-rata harapan hidup, IPM, Indeks Pembangunan Manusia dan kualitas tempat tinggal.

“Kita yakin masyarakat luas juga punya penilaian sendiri terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Kepri. Saat ini kita baru mulai bangkit setelah dua tahun diterpa oleh pandemi covid-19. Perekonomian kita hancur, boro-boro bertahan, bahkan sampai minus 3,8 persen,” jelas Rizki Faisal.

Kini, lanjutnya, Ekonomi Kepri telah tumbuh hingga 5.01 persen berdasarkan data dari BPS Kepri pada awal Agustus 2022 lalu. Ekonomi Kepri pada triwulan II 2022 tumbuh 5,01 persen (YoY) di tengah tekanan inflasi hebat. Hal ini jauh di atas capaian triwulan sebelumnya (triwulan I) yang tumbuh sebesar 2,83 persen. Capaian ini juga membuat pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan II-2022 mendekati pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II 2022 yang mencapai 5,44 persen, yang dinilai cukup tinggi di tengah resiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat.

Baca Juga :  Presiden Serahkan Sertifikat Redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria, Ansar Ahmad: Terima Kasih

Berdasarkan data BPS, perekonomian Kepulauan Riau harga triwulan II-2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar berlaku (ADHB) mencapai Rp75,83 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp46,80 triliun.

“Alhamdulillah inflasi kita juga sekarang rendah. Bahkan terendah se-Sumatera dengan 4,38 persen. Kita akui memang belum maksimal yang kita capai, karena kita semua tidak hanya Kepri tapi secara nasional bahkan dunia baru mulai bangkit. Program kita saat ini adalah merecovery atau memulihkan ekonomi. Hasilnya, masyarakat bisa menilai sendiri. Dan yang kita capai bukan hasil kerja saya sendiri, tetapi seluruh stakeholder yang ada termasuk DPRD Kepri,” sebut Rizki Faisal.

Tidak hanya itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad juga mengemukakan keberhasilan lainnya, seperti di dunia pariwisata yang saat ini jumlah kunjungan wisman Kembali bergeliat setelah sejumlah kran pintu masuk wisman dibuka Kembali dengan berbagai kebijakan kemudahan akses yang diberikan oleh Pemprov Kepri.

Baca Juga :  Kejari Bintan Mencanangkan Kampung Restorative Justice

“Semuanya kita lakukan untuk merecovery ekonomi. Dunia pariwisata inilah yang paling terdampak kemaren. Selain itu untuk membantu UMKM kita berikan pinjaman lunak tanpa bunga, itu juga bentuk program recovery ekonomi yang sedang kita jalankan. Alhamdulillah ada hasilnya dan ekonomi kita sekarang tumbuh hingga 5,01 persen. Dan masih ada program-program lainnya tentunya,” ujar Ansar Ahmad, baru-baru ini.

Tidak dalam kapasitas sedang membela diri, Rizki Faisal menyatakan, pada saat dirinya bersama Ansar Ahmad dan Hj Marlin Agustina (Ansar-Marlin) dilantik 1,8 bulan silam, kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Dunia ekonomi, sosial, budaya berantakan. Semua lini harus dibenahi. Butuh kerja keras, kerja sama, kerja serius dan kerja nyata untuk mengembalikan atau memulihkan itu semua.

“Sekarang pelan-pelan kita sedang berusaha pulihkan. Koordinasi ke pusat, konsolidasi dan komunikasi kita lakukan secara kontinyu. Anggaran kita terbatas dan kita butuh anggaran lebih untuk melakukan recovery ekonomi di Kepri. Makanya kita minta dana ke pusat agar dana APBD kita tidak tergangu,” demikian penjelasan Rizki Faisal Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *