banner 728x90
Ketua dan pengurus Himpunan Alumni IPB Provinsi Kepri meninjau perkebunan sorgum milik petani Bintan, Jumat (12/8/2022). F- Istimewa/dok HA IPB Kepri

Himpunan Alumni IPB Kepri Akan Mengembangkan Sorgum di Bintan

Komentar
X
Bagikan

Bintan, suaraserumpun.com – Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Provinsi Kepri akan mengembangkan budi daya sorgum di Kabupaten Bintan. Saat ini, tanaman sorgum merupakan potensi yang sedang dikembangkan masyarakat Bintan.

Ketua Himpunan Alumni (HA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Provinsi Kepri, Rika Azmi meninjau perkebunan sorgum, Jumat (12/8/2022). Peninjauan lokasi di Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan ini juga dihadiri Wakil Sekjen HA IPB Kepri Arga Permadi, dan pengurus HA IPB, Kartini.

Rika Azmi mengatakan, peninjauan ini dilakukan, dalam rangka persiapan pengembangan sorgum di Kabupaten Bintan.

Baca Juga :  Pemkab Bintan Menghapus Sanksi Denda Administrasi, Ayo Segera Bayar Pajak

“Kita ada kerjasama dengan Pemprov Kepri dan Pemkab Bintan, tentang pelaksanaan program One Village One CEO (OVOC). Salah satunya pengembangan sorgum,” terangnya.

Dari kerjasama itu kata dia, nanti kampus IPB akan mengirimkan mahasiswa ke Kabupaten Bintan, untuk dua kelompok petani sorgum, di dua desa yang sudah ditetapkan.

“Yakni Desa Toapaya Asri dan Desa Lancang Kuning. Rencananya ada 25 mahasiswa datang, pada September hingga Desember 2022 mendatang. Kami masih menunggu pemberitahuan resmi dari IPB,” tuturnya.

Menurut Rika, selama mahasiswa berada di dua kelompok petani tersebut, mereka nantinya akan melakukan pembinaan. Baik itu soal perbaikan kualitas, cara budidaya yang efektif, dan pengolahan pascapanen.

Baca Juga :  Polres Bintan Menurunkan Ratusan Personel untuk Pengamanan Harsiarnas di Lagoi Bay

“Termasuk pendampingan mengelola manajemen, hingga mem-branding produk sorgum tersebut ke masyarakat,” jelasnya.

Ia menambahkan, produk sorgum ini sangat potensial untuk substitusi impor, yang sejalan dengan program nasional. Karena sorgum ini sendiri bisa diolah menjadi tepung, beras, teh dan lain sebagainya.

“Yang prioritas menjadi tepung. Jika sorgum yang diolah menjadi tepung ini berkembang efektif, ke depan tak perlu lagi kebutuhan gandum diimpor dari luar negeri. Itu adalah misi kita,” ujarnya. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *