banner 728x90
Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad menyampaikan khotbah saat menjadi khatib salat sunah Iduladha 1443 hijriah di Tarempat, Anambas, Minggu (10/9/2022). F- Istimewa/Diskominfo Kepri

Berikut Khotbah Ansar Ahmad Saat Jadi Khatib Salat Iduladha 1443 Hijriah di Anambas

Komentar
X
Bagikan

Anambas, suaraserumpun.com – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Ansar Ahmad lagi lagi menjadi khatib salat sunah Iduladha. Tahun ini, Ansar Ahmad jadi khatib salat sunah Iduladha 1443 hijriah di Tarempa, Kepulauan Anambas. Berikut khotbah Ansar Ahmad buat seribuan umat Islam di Anambas.

Gema takbir bersahut-sahutan di pagi yang syahdu di penjuru Tarempa. Masyarakat yang berbondong-bondong menuju masjid menandakan salat Iduladha akan segera ditunaikan. Menggunakan pakaian muslim berwarna putih, Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad bersama Ketua TP-PKK Provinsi Kepri Hj Dewi Kumalasari, menunaikan salat Iduladha di Masjid Jami’ Baiturrahim, Tarempa, Anambas, Minggu (10/7/2022).

Salat Iduladha di masjid tertua di Tarempa tersebut dipimpin oleh Imam Besar Masjid Jami’ Baiturrahim H Sayuti. Sementara, yang bertindak sebagai bilal adalah H Rustam Effendi. Gubernur Kepri Ansar Ahmad juga ikut ambil bagian, sebagai khatib dalam salat sunah Iduladha yang tampak penuh didatangi masyarakat Tarempa.

Baca Juga :  UNESCO: Pantun Jadi Warisan Budaya Dunia dari Kepri dan Riau

Usai pelaksanaan salat Iduladha yang sangat khusyuk, Gubernur Kepri Ansar Ahmad naik mimbar masjid, untuk menyampaikan khotbah tentang makna utama Iduladha. Dengan intonasi yang lembut dan khidmat, khotbah Gubernur Kepri Ansar Ahmad mampu membuat seluruh jemaah larut dalam penghayatan.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebutkan, ibadah kurban saat Iduladha adalah ibadah yang mengandung dua dimensi sekaligus. Yaitu dimensi relasi vertikal atau hablumminallah, hubungan manusia dengan Allah SWT. Dan dimensi relasi horizontal atau hablumminannas, hubungan manusia dengan manusia.

Baca Juga :  Mau Nobar Final Indonesia Vs Thailand yang Bertabur Hadiah? Gabung dengan Askot PSSI Tanjungpinang

Sebagai dimensi relasi vertikal atau hubungan manusia dengan Allah SWT, ibadah kurban mengandung makna dan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Sebagai realitas rasa syukur atas segala kenikmatan dan rahmat karunia yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya (manusia).

“Kurban secara harfiah bermakna kedekatan kepada Allah SWT. Kedekatan yang didasari karena kecintaan yang tinggi kepada Allah SWT, melebihi kecintaan kita pada harta, pangkat, dan kedudukan di muka bumi,” kata Ansar Ahmad.

Sedangkan sebagai dimensi relasi horizontal, ibadah kurban merupakan perwujudan yang nyata dari kepekaan sosial dan kesadaran kemanusiaan. Tergantung berbagai persoalan yang dihadapi bangsa seperti kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakmampuan.

“Nilai-nilai serta semangat ketaatan kepada Allah SWT yang amat tinggi, kita jadikan sebagai tonggak awal untuk menata kembali jiwa kita dengan penegakan nilai-nilai akidah Islamiyah,” jelas Ansar Ahmad.

Baca Juga :  Enam Belum Ditemukan, Pencarian Korban Bencana Longsor Serasan Terus Dilakukan hingga Hari Ke-9

Gubernur Kepri mengajak jemaah yang hadir untuk merenungi pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, serta ibunda Siti Hajar. Nabi Ibrahim karena ketaatan dan kecintaannya kepada Allah SWT,, sanggup mengorbankan anak kesayangannya atas perintah Allah SWT.

Pemotongan hewan kurban merupakan perlambang, simbol dari pengorbanan kita membuang jauh segala sifat-sifat yang tidak terpuji. Substansi ibadah kurban adalah keikhlasan, ketaatan, pengabdian, dan kecintaan hamba kepada Allah SWT. Demikian khotbah Ansar Ahmad saat menjadi khatib salat Iduladha 1443 hijriah di Tarempa, Anambas. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *