banner 728x90
Gubernur Kepri Ansar Ahmad bersama Kajari Tanjungpinang Joko Yuhono naik becak motor saat meninjau Pulau Penyengat, Kamis (20/1/2022). F- Istimewa/Diskominfo Kepri

2022, Disediakan Rp30 Miliar untuk Penataan Pulau Penyengat, Berikut Kegiatannya

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Tahun anggaran 2022 ini, kegiatan penataan untuk memperelok kawasan budaya di Pulau Penyengat sudah dimulai. Khusus tahun 2022, disedikan dana Rp30 miliar untuk penataan Pulau Penyengat, dari total yang diperlukan sekitar Rp130 miliar. Berikut kegiatan penataan Pulau Penyengat pada tahun 2022 ini.

Gubernur Kepri H Ansar Ahmad terus menunjukkan keseriusannya memperelok Pulau Penyengat sebagai pulau warisan budaya. Pengembangan kawasan Pulau Penyengat memang menjadi satu dari sekian program penataan Kota Tanjungpinang yang direncanakan Gubernur Kepri Ansar Ahmad bersama Wakil Gubernur Hj Marlin Agustina.

Gubernur Kepri Ansar meninjau dan mengadakan rapat pengembangan kawasan Pulau Penyengat di Balai Adat Indra Perkasa Pulau Penyengat, Kamis (20/1/2022), bersama jajaran Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Kepri. Rapat dilaksanakan dihadiri perwakilan dan tokoh masyarakat Penyengat.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Kepri Ansar serta jajaran BP2W Kepri memaparkan rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di tahun anggaran 2022 ini, yang memiliki pagu sekitar sepertiga dari total keseluruhan perkiraan dana yang dibutuhkan untuk menata Pulau Penyengat yaitu di angka Rp130 miliar. Maka Pengembangan Pulau Penyengat merupakan kegiatan berkelanjutan.

Untuk tahun 2022, pagu dana yang disiapkan adalah senilai Rp30 miliar yang terdiri atas bantuan dari pemerintah pusat melalui BP2W Kepri senilai Rp10 miliar yang diperuntukkan untuk penanganan wilayah kumuh. Rp5 miliar dari APBD Kepri tahun anggaran 2022, yang dikhususkan untuk revitalisasi Masjid Sultan Penyengat. Serta bantuan dari Islamic Development Bank senilai Rp15 miliar.

Baca Juga :  Calo PMI Ilegal Ditangkap Ditpolairud Polda Kepri di DC Mall, Ternyata Seorang Perempuan

Gubernur Kepri menerangkan, dimulainya kegiatan pengembangan kawasan Pulau Penyengat ini, tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi apik antara Pemprov Kepri, BP2W Kepri, Pemko Tanjungpinang yang mendukung penuh, warga Penyengat, serta berbagai pihak pemangku kepentingan.

“Kebersamaan ini akan terus dijalin karena ini adalah kegiatan berkelanjutan. Dengan dukungan penuh Wali Kota Tanjungpinang dan seluruh warga Pulau Penyengat, saya yakin tujuan kita bersama akan tercapai. Jika progres yang dilaksanakan baik, kiranya ke depan kita akan mudah mendapat suntikan-suntikan dana lagi untuk terus mengembangkan Pulau Heritage ini,” tutur Ansar Ahmad.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kepri memaparkan progres revitalisasi Masjid Sultan, masih dalam tahap koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Batusangkar. Karena, Masjid Sultan merupakan situs bersejarah.

“Karena Masjid Sultan merupakan cagar budaya, oleh karena itu kita tidak bisa sembarangan memugarnya. Perlu koordinasi dengan pihak berwenang. Namun kita sudah melakukan identifikasi dan menemukan 80 titik yang memerlukan perbaikan-perbaikan utama,” jelas Ansar Ahmad.

Baca Juga :  Santri Tebuireng Menguasai Multibahasa, Roby Kurniawan: Jadi Modal Industri Pariwisata Bintan

Gubernur Kepri juga menyampaikan, pengembangan kawasan Pulau Penyengat dapat dijadikan sarana penambahan lapangan pekerjaan. Sehingga program ini juga dapat berpartisipasi dalam program pemulihan ekonomi.

“Ini dapat juga dijadikan momen untuk membangkitkan SDM Pulau Penyengat,” ujar Gubernur Kepri.

Kepala BP2W Kepri Albert Reinaldo menyampaikan, pada bulan Februari, akan dimulai pekerjaan peningkatan kapasitas Sea Water Reverse Osmosis (SWRO). Serta penyambungan ke rumah warga yang merupakan bagian dari peningkatan kawasan kumuh. SWRO merupakan menggunakan membran Reverse Osmosis (RO) untuk memisahkan kandungan garam yang terkandung untuk didapatkan air tawar.

“Akan dilakukan peningkatan kapasitas SWRO sebesar 2,5 liter per detik sehingga menjadi 5 liter per detik dari sebelumnya 2,5 liter per detik. Sedangkan untuk penyambungan ke rumah warga akan ditambah sebanyak sekitar 600 rumah setelah sebelumnya telah tersambung ke 107 rumah di tahun lalu,” sebut Albert.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad memaparkan kegiatan penataan Pulau Penyengat dihadiri Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma dan Kajari Tanjungpinang serta masyarakat Penyengat. F- Istimewa/Diskominfo Kepri

Mengenai peningkatan kawasan kumuh, menurut Albert, Kepri mendapat keistimewaan dengan menjadi salah satu dari enam provinsi di Indonesia yang mendapat kepercayaan untuk menata kawasan kumuh dari pemerintah pusat.

Baca Juga :  Cen Sui Lan sebagai Tokoh Nasional yang Pertama Menerima Penghargaan dari DPP PSMTI

“Ini berkat dorongan dan kerja keras Gubernur Kepri dan Wali Kota Tanjungpinang. Untuk itu kita patut bersyukur, Kepri dapat terpilih dalam enam provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma mengimbau warga Penyengat untuk mendaftar dalam sambungan air SWRO. Meskipun sudah memiliki sumber air sendiri. Karena ke depan, tidak ada susulan penyambungan baru.

“Karena dari rencana penyambungan sebanyak 600 rumah, berdasarkan survei baru ada sebanyak 320 rumah yang bersedia melakukan sambungan. Untuk itu karena di sini juga hadir forum RT RW, saya minta bantuan untuk mengimbau warganya agar ikut mendaftar,” ucap Rahma.

Untuk informasi biaya yang harus dikeluarkan oleh warga Penyengat, untuk air siap minum hasil olahan SWRO adalah sebesar Rp15 ribu per meter kubik. Dan biaya beban setiap bulan Rp7 ribu.

Turut menghadiri kegiatan ini Kajari Tanjungpinang Joko Yuhono, Staf Khusus Gubernur Nazaruddin dan Suyono, Kadis ESDM Kepri M Darwin, Plt Kadis Perkim Kepri Sofyan, jajaran BP2W Kepri, Wakil Ketua I DPRD Tanjungpinang Novaliandri Fathir, Camat Tanjungpinang Kota, dan Lurah Penyengat. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *