banner 728x90
Penjabat Sekdaprov Kepri Ir Lamidi mendengarkan arahan Mendagri Tito Karnavian dan MNenkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam penanggulangan Covid-19 menjelang Nataru, Senin (27/12/2021). F- Istimewa/Humas Pemprov Kepri

Begini Arahan Mendagri Soal Penanggulangan Covid-19 Selama Nataru

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Penjabat (Pj) Sekdaprov Kepulauan Riau Ir Lamidi menghadiri rapat koordinasi penanggulangan pandemi Covid-19 masa Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta penanganan varian Omicron bersama Mendagri Tito Karnavian dan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Begini arahan Mendagri dan Menkes RI kepada pemerintah provinsi se-Indonesia.

Pj Sekdaprov Kepri Ir Lamidi turut mengikuti rakor tersebut. Lamidi didampingi Asisten I Juramadi Esram, Jubir Satgas Covid-19 Kepri Tjetjep Yudiana, dan Kadis Perhubungan Junaidi. Pejabat Pemprov Kepri mendengarkan arahan menteri melalui video conference dari Ruang Rapat Lt.3 Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Senin (27/12/2021).

Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, rakor ini merupakan langkah follow up dari rapat terbatas hari sebelumnya yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dalam rangka penanggulangan covid-19 di masa Nataru sekaligus mitigasi kasus varian omicron.

Meski situasi saat ini indikator penanggulangan pandemi relatif melandai yang ditandai dengan kasus konfirmasi, angka kematian dan Bed Occupancy Ratio (BOR) yang rendah serta angka kesembuhan cukup tinggi.

Baca Juga :  Lis Darmansyah: Jembatan Batam-Bintan Itu Kan Janji Presiden Jokowi

“Tapi jangan sampai lengah dan terus waspada karena Nataru sebagai momentum mobilitas massa dan potensi kerumunan yg dapat mengakibatkan kenaikan jumlah penularan,” kata Mendagri Tito Karnavian.

Menurut Menteri Tito, berangkat dari pengalaman tahun lalu meskipun situasi saat ini sedikit berbeda namun setelah Nataru ada lonjakan. Ini menjadi faktor penting agar semua pihak waspada dan tidak lalai. Untuk itu dalam rapat terbatas sebelumnya disepakati delapan strategi utama penanggulangan pandemi covid 19 di masa Nataru.

“Yang pertama adalah penegakan protokol kesehatan (5M) terutama memakai masker dan menghindari kerumunan, pengetatan kedatangan dari luar negeri dan himbauan untuk tidak keluar negeri, kemudian penegakan penggunaan aplikasi Pedulilindungi, untuk hal ini Kemendagri akan membentukntim supervisi dari ditjen otda tentang perda/perkada yang akan mengaturnya,” ujar Menteri Tito.

“Kemudian tetap menerapkan PPKM berbasis level dan mikro, menyiapkan antisipasi apabila terjadi lonjakan (menyiapkan RS dan isolasi terpusat, Nakes, kamar, obat-obatan, oksigen), mengintensifkan tracing dan testing juga memperbanyak screening, mempercepat vaksinasi (Kemendagri akan memberikan reward dan punishment dari hasil evaluasi awal januari 2022.
dan yang terakhir mempercepat riset varian omicron,” papar Mendagri.

Baca Juga :  Disbudpar Tanjungpinang Menyiapkan 18 Event Pariwisata, Ada Semarak Museum di Hatiku

Untuk itu Mendagri Tito meminta kepada setiap kepala daerah yang mengikuti video conference untuk segera berkoordinasi dengan Forkopimda dan stakeholder di daerahnya.

“Agar segera di follow up arahan-arahan ini dengan berkoordinasi dengan Forkopimda, turun ke lapangan agar apa yang disampaikan benar-benar dieksekusi, ini lah sebenarnya kunci keberhasilan penanggulangan pandemi,” kata Tito Karnavian dalam arahannya.

Menkes Budi Gunadi menambahkan, untuk setiap pandemi, target utamanya adalah untuk mengurangi laju penularan. Karena tidak mungkin untuk menghapuskan pandemi dengan cepat. Pengurangan laju penularan bertujuan agar setiap saat jumlah orang yang membutuhkan rumah sakit masih di bawah jumlah kapasitas tempat tidur yang tersedia.

Baca Juga :  Pengendara Terjaring Operasi Seligi Diberi Kado Masker

Kemudian, lanjutnya, mengenai Varian Omicron yang saat ini telah menjadi varian dominan di Afrika dan mulai menjadi varian dominan di Eropa. Kesimpulan data interim WHO per 26 Desember 2021, varian Omicron penularannya lebih cepat dari delta yang terbukti secara ilmiah dan konsisten di banyak jurnal.

“Kemudian, menurunkan efektivitas vaksin dan tingkat keparahannnya dibawah varian delta,” jelas Menkes RI.

Menurut Menkes RI, di Indonesia dalam waktu 2 minggu sudah ada 46 kasus varian omicron terdeteksi. 15 orang di antaranya merupakan pelaku perjalanan dari Turki. Penularan lokal sudah ada 2 orang di wisma atlet, 1 petugas kesehatan dan 1 petugas kebersihan. Dari keseluruhan 46 kasus tersebut, 74 persen sudah divaksin lengkap.

“Sehingga mendukung data WHO bahwa Omicron menurunkan efektivitas vaksin, 70 persen tanpa gejala atau gejala ringan, dan 96 persen kasus adalah WNI,” sebut Menkes RI. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *