banner 728x90
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono menerangkan prioritas program perikanan dan penangkapan terukur di Hotel Natra, Lagoi, Bintan, Jumat (26/11/2021). F- Istimewa/Humas Pemprov Kepri

Moda Penangkapan Ikan Bakal Diterapkan Sistem Berbasis Kuota

Komentar
X
Bagikan

Bintan, suaraserumpun.com – Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono melakukan sosialisasi program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, tentang budi daya dan penangkapan terukur di Natra Resort, Lagoi, Bintan, Jumat (26//11/2021). Ke depan, moda penangkapan ikan bakal diterapkan sistem berbasis kuota.

Sosialisasi mengenai perikanan budi daya dilakukan oleh Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB). Sosialisasi penangkapan perukur dilakukan oleh Dirjen Perikanan Tangkap (DJPT) KKP RI. Sosialisasi ini menyasar himpunan nelayan, kelompok pembudidaya ikan, nelayan, dan stake holder perikanan se Kepri. Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan RI di Bandara RHF Tanjungpinang disambut oleh Gubernur Kepri H Ansar Ahmad.

Pada saat membuka kegiatan sosialisasi tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan baru sektor kelautan dan perikanan. Ia mengaku ditugaskan Presiden Joko Widodo untuk memilah-milah pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang memberi manfaat besar bagi negara, serta pemerataan industri perikanan.

“Saat ini yang terjadi adalah hasil nelayan dari seluruh wilayah Indonesia dibawa ke Jawa. Dan disana menjadi pusat transaksi perikanan. Ke depan kebijakan yang diambil adalah misalnya hasil nelayan di Kepri akan berhenti di Kepri (prosesnya). Sehingga industrinya juga ada di situ. Dengan demikian, tenaga kerja juga dari Kepri. Ini yang disebut dengan distribusi pertumbuhan ekonomi ke daerah” ujar Menteri KP Wahyu Sakti Trenggono.

Baca Juga :  Piala Gubernur Kepri Zona Bintan Selesai, Ansar Ahmad: Pemenang Akan Bertanding di Tingkat Provinsi

Selanjutnya, Wahyu Sakti Trenggono berbicara tentang perikanan moda tangkap. Menilik moda penangkapan ikan di negara lain, mereka melihat hasil laut itu sebagai karunia Tuhan. Maka dijaga agar tidak punah. Untuk itu laut harus sehat, bersih, dan dijaga.

“Di negara-negara maju, sudah menuju ke arah sana. Kapan musim ikan bertelur tidak akan diganggu. Jadi sudah tahu kapan harus mengambil. Saat ini di negara kita tidak seperti itu. Penangkapan ikan tidak mengenal waktu,” katanya.

Kemudian Menteri Wahyu memaparkan rencananya untuk mengidentifikasi nelayan lokal di Kepri sebanyak lebih kurang 6.000 orang. Menurutnya nelayan lokal di Kepri harus meningkat kesejahteraannya. Solusinya seperti yang telah ia bicarakan sebelumnya, yaitu dengan proses dan hasil perikanannya ditransaksikan di Kepri.

“Untuk pelabuhan khusus pengelolaan ikan di Kepri sudah ada di Natuna dan Batam. Keduanya harus dikelola dengan baik,” pinta Wahyu Sakti Trenggono.

Baca Juga :  Cen Sui Lan: Hak Masyarakat Rempang Jangan Terabaikan Begitu Saja

Ke depan, perikanan moda tangkap akan menerapkan sistem berbasis kuota. Akan diidentifikasi berapa besaran kuota di Kepri yang ada, dan berapa yang boleh ditangkap.

“Kuota ini nantinya akan dibagi 2, ada kuota hak untuk nelayan lokal, dan kemudian kuota untuk industri. Jadi industri tidak boleh mengambil melebihi kuota dan jika dilanggar akan dikenakan penalti” sebut Wahyu Sakti Trenggono Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

Khusus untuk kuota nelayan lokal, prosesnya akan dibantu melalui koperasi dengan bekerja sama dengan Pemda. Kalau dalam prosesnya tidak memenuhi kuota, akan dibantu dengan kapal-kapal lebih besar dengan sisten berkelompok.

“Kalau tidak bisa juga akan dikembangkan sistem budidaya. Hak kuotanya dapat dijual ke industri dengan transaksi melalui koperasi, ini sebagai salah satu model supaya ekonomi bergerak disini” imbuhnya.

Selanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan RI menjelaskan tentang budi daya perikanan. Menurutnya, budi daya perikanan di Kepri sudah cukup baik. Seperti di Natuna ada budi daya ikan kerapu dan napoleon.

“Untuk lebih mengembangkannya saya tantang para akademisi disini untuk melakukan riset-riset pengembangbiakan berbasis budidaya, contohnya teripang, napoleon dan komoditas lain dengan nilai ekonomis tinggi” kata Wahyu lagi.

Baca Juga :  Pemulangan 390 PMIB dari Malaysia Menggunakan Pesawat Carter

Kemudian Wahyu Sakti berharap, 5 sampai 10 tahun lagi di Kepri tidak ada lagi botol plastik.

“Cita-cita kita ke depannya adalah adanya botol berbahan rumput laut. Akan kita datangkan industrinya kesini” ungkapnya.

Wahyu Sakti menekankan, kebijakan utama yang akan datang adalah menghidupkan ekonomi dan industri perikanan bisa mandiri di Kepri. Untuk itu Menteri Wahyu mengharapkan dunia industri menyambut dengan baik.

“Jangan takut akan kedatangan para investor. Pastinya akan mengembangkan dan mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan di Kepri” tutupnya.

Kegiatan disejalankan dengan penyerahan secara simbolis bantuan perikanan budi daya se-Provinsi Kepulauan Riau tahun Anggaran 2021 senilai Rp1,048 miliar. Terdiri dari benih kakap putih, benih bawal bintang, benih kerapu dan calon induk ikan laut serta bantuan sarana dan prasarana ikan hias.

Turut menghadiri acara ini Dirjen Perikanan Tangkap M Zaini Hanafi, Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin, Kadis Kelautan dan Perikanan Kepri TS Arif Fadilah, dan Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Toha Tusihadi. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *