banner 728x90
Dewi Kumalasari Bunda PAUD Provinsi Kepri menyampaikan kasus stunting di Kepri pada saat seminar Himpaudi se-Indonesia, Selasa (23/11/2021). F- Istimewa/Humas Pemprov Kepri

Angka Stunting Kepri Berkisar 16,8 Persen, Dewi Kumalasari: Ditargetkan Zero di 2024

Komentar
X
Bagikan

Bintan, suaraserumpun.com – Ketua TP-PKK Kepri sekaligus Bunda PAUD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Hj Dewi Kumalasari menyebutkan, angka kasus stunting (anak pendek akibat kurang gizi) di Kepri masih berkisar 16,8 persen. Justru itu, diperlukan peran dari semua pihak untuk mencapai visi zero (nol) kasus stunting di Kepri, hingga tahun 2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Hj Dewi Kumalasari Ansar Ahmad pada saat mengikuti Workshop PAUD Holistik dan Integratif (HI) secara virtual dari Kantor Camat Teluk Sebong, Bintan, Selasa (23/11/2021). Workshop PAUD HI ini digelar oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) se-Indonesia.

Workshop PAUD HI merupakan wujud nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan usia dini bagi anak-anak. Sekaligus mendiseminasikan program Paud HI secara jelas. Sehingga pendidik PAUD serta masyarakat banyak akan memahami bahwa PAUD holistik dan integratif merupakan penanganan anak usia dini secara utuh.

Baca Juga :  TP-PKK Kepri Gelar Festival Kuliner dan Safari Gemar Ikan

Sebagai Bunda PAUD Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari berkomitmen untuk mengoptimalkan kinerja Pokja Bunda PAUD Kepri, agar melaksanakan program-program guna meningkatkan pelayanan PAUD holistik dan integratif.

“Kami menyadari bahwa pengembangan anak usia dini dengan cara holistik dan integratif mencakup kesehatan dasar, gizi, serta pengembangan emosi dan intelektual secara baik,” kata Dewi Kumalasari.

Dewi Kumalasari menekankan tentang peran penting PAUD dalam menurunkan angka stunting di Kepulauan Riau. Pemprov Kepri menargetkan, pada tahun 2024, Kepri menjadi provinsi zero stunting.

Baca Juga :  Tak Perlu Cemas! Hanya Harga Gas Elpiji Non Subsidi yang Naik, Berikut Daftar HET

“Saat ini, angka stunting di Kepri ada di kisaran 16,8 persen yang merupakan nomor dua terbesar di Indonesia,” sebutnya.

Menurut Dewi Kumalasari, PAUD Holistik dan Integratif dapat menjadi intervensi utama, dalam percepatan pencegahan stunting. PAUD dapat digunakan sebagai cara edukasi tentang pola makan, asuh, dan sanitasi di seribu hari pertama anak.

Dewi Kumalasari terus mendorong adanya peningkatan kompetensi bagi guru-guru dan tenaga pendidik di PAUD, sebagai garda terdepan dalam pembinaan dan pengajaran anak usia dini. Gguru PAUD yang berkompetensi tinggi akan menghasilkan output perkembangan anak usia dini yang potensial dan berkarakter.

Baca Juga :  Pengusaha Nongsa dan Lagoi sudah Siap, Tinggal Meyakinkan Pemerintah Singapura

PAUD Holistik dan Integratif merupakan gerakan nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2012 sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin terpenuhinya hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, dan perlindungan serta kesejahteraan anak.

Pelaksanaan PAUD Holistik dan Integratif dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal demi mewujudkan anak yang sehat, cerdas, dan berkarakter sebagai generasi masa depan yang berkualitas dan kompetitif. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *