Batam, suaraserumpun.com – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berada di urutan nomor dua terbawah se-Indonesia, untuk angka kasus stunting pada saat ini. Meski demikian, Gubernur Kepri H Ansar Ahmad optimis target zero (nol) stunting (pendek akibat kekurangan gizi) pada tahun 2024 mendatang.
Justru itu, Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad menegaskan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada perguruan tinggi se-Kepri, dalam upaya menurunkan angka stunting di Kepulauan Riau.
“Meski angka stunting Kepri di urutan ke-33 dari seluruh provinsi se-Indonesia, Kepri menargetkan zero stunting pada 2024 nanti,” tegas Ansar Ahmad Gubernur Kepri, saat menghadiri seminar peran Perguruan Tinggi dalam percepatan penurunan stunting, di Universitas Batam (Uniba), Batam, Selasa (2/11/2021).
Pada kesempatan seminar ini dilakukan penandatanganan Perjanjian Kesepakatan Universitas se-Kepri bersama BKKBN Kepri, dalam penanganan stunting di Kepri. Di antaranya menyatakan seluruh perguruan tinggi se-Kepri siap melaksanakan pengabdian masyarakat melalui KKN/PKL dan lain-lain tematik pencegahan stunting. Secara bersama siap menurunkan pravelensi angka stunting secara nasional menjadi 14 persen.
“Angka stunting di Kepri cukup rendah, yaitu 16,8 persen. Tapi, berada di urutan nomor dua terbawah, yakni nomor 33 dari 34 Provinsi di Indonesia. Meski begitu kita tetap punya kewajiban untuk mengakhiri stunting di Kepri. Menurunkan angka stunting seminimal mungkin bahkan sampai tuntas. Ini menjadi target kita semua dan dilakukan bersama-sama oleh semua stakeholder di Kepri. Kepri benar-benar harus zero stunting,” tegas Ansar Ahmad.
Gubernur Kepri menambahkan, menyelesesaikan persoalan stunting harus dilakukan secara integral holistik, dan dengan kualitas yang bagus. Ikut sertanya seluruh perguruan tinggi di Kepri diharapkan bisa memenuhi penuntasan stunting dengan kualitas yang bagus.
Perguruan tinggi bisa mengambil peran dengan cara memanfaatkan riset, penelitian, inovasi dan bahkan belajar dari beberapa negara lain dalam menuntaskan stunting. Atau bisa dengan menyusun berbagai strategi lainnya.
Selain perguruan tinggi, lanjut Ansar Ahmad, Pemprov Kepri akan mendukung penuh usaha sub sistem lainnya dalam upaya penuntasan stunting. Seperti pendamping keluarga, mahasiswa peduli stunting, TP PKK seluruh kabupaten dan kota dan Posyandu.
Pada kesempatan itu, Gubernur Kepri meninjau pelaksanaan vaksin ibu hamil dan menyusui yang diinisiasi Badan Intelijen Daerah Kepri, pelayanan KB dan vasektomi bersama BKKBN Kepri di Rumah Sakit Bunda Halimah, Batam. (nurul atia)
Editor: Sigik RS