banner 728x90
Ansar Ahmad Gubernur Kepri memberikan keterangan pers, usai meresmikan LPK Bintan Cakrawala di kawasan industri PT BIIE Lobam, Bintan, Selasa (19/10/2021). F- nurul atia/suaraserumpun.com

BIIE Lobam Punya LPK Bintan Cakrawala Tempat Pelatihan Berbasis 3 in 1

Komentar
X
Bagikan

Bintan, suaraserumpun.com – PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE) Lobam, kini mempunyai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) sebagai tempat pelatihan berbasis 3 in 1 sektor pengelasan. LPK Bintan Cakrawala ini diresmikan oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Ansar Ahmad, Selasa (19/10/2021).

Dalam sambutannya, Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H Ansar Ahmad mendukung pendirian LPK Bintan Cakrawala ini, serta mengapresiasi penyelenggaraan program pelatihan berbasis 3 in 1 sektor pengelasan tersebut. Program ini sejalan dengan program pengembangan SDM bidang industri dari Kementerian Perindustrian RI, melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri.

Menurut gubernur, dengan adanya LPK, program pelatihan di lembaga ini bisa meningkatkan kompetensi dan kemampuan sumber daya manusia untuk industri Kepri.

“Ini merupakan program positif, dalam usaha kita mempersiapkan SDM ke depannya. Agar memiliki daya saing yang baik dan terampil,” ujar Ahmad Ansar saat meresmikan LPK Bintan Cakrawala di Auditorium Wisma PT BIIE Lobam, Kabupaten Bintan.

Menurut Ansar Ahmad, LPK ini menjadi salah satu kunci penting dalam mendukung visi misi Kepulauan Riau tahun 2021-2026. Dengan visi terwujudnya Kepulauan Riau yang makmur, berdaya saing dan berbudaya. Sesuai dengan misi kedua, yaitu mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat dan berdaya saing dengan berbasiskan iman dan taqwa.

Baca Juga :  Masa Pendaftaran Ulang, Masih Ada Oknum Pejabat Mengintervensi PPDB

“Kita harapkan, ini dapat langsung menyelesaikan persoalan dasar industri. Agar memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya,” ucap Gubernur Kepri.

Gubernur Kepri menjelaskan, peran industri sangat penting dalam ketercapaian program, melalui saling sharing kurikulum, modul, silabus maupun tenaga pengajar atau silver expert. Sehingga industri dan SDM mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap keberhasilan.

“Untuk pemenuhan ini, pelatihan menjadi model baru yang sangat cemerlang. Artinya output dari pelatihan ini peserta harus memiliki kompetensi yang ditunjukan dengan sertifikasi yang memadai agar bisa ditempatkan, di tempat yang tepat pula,” kata Ansar Ahmad.

Begitu juga dengan pengembangan dan pembentukan ekosistem ekonomi khusus di bidang industri, Gubernur Kepri menyampaikan, ada beberapa instrumen dan komponen. Antara lain manajemen pengelolaan industri atau kawasan industri, teknologi dan regulasi. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang memberikan iklim pengembangan ekonomi yang lebih baik.

Baca Juga :  ASTAF Mengeluarkan Persatuan Sepak Takraw Malaysia (PSM) dari Keanggotaan

Gubernur Kepri berharap, pemerintah pusat lebih jauh lagi berfikir, agar pendidikan dan pelatihan tidak hanya pada tingkat elementary. Tapi juga pada tingkat intermediate sampai ke tingkat expert.

“Tidak hanya berorientasi kerja lokal saja. Tapi kalau bisa, bekerja keluar negeri. Maka kita persiapkan SDM-SDM kita untuk mengisi pasar-pasar kerja,” jelasnya.

Koordinator Pelatihan Vokasi SDM Industri Kementerian Perindustrian RI Arif Fadilah menjelaskan, industri sebagai salah satu sektor strategis yang memiliki peranan penting dalam upaya perbaikan di masa pandemi Covid-19. Industri berperan penting dalam penyerapan lapangan pekerjaan, memberikan kontribusi bagi penerimaan negara, dan menjadi penggerak ekonomi dengan multiplier effect sangat besar dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Secara umum, lanjutnya, pertumbuhan di sektor industri pengolahan non migas pada triwulan II tahun 2021, meningkat cukup signifikan sekitar 6,91 persen. Angka ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07 persen.

Baca Juga :  Hendry CH Bangun Terpilih sebagai Ketua PWI Periode 2023-2028 Setelah Mengungguli Atal S Depari

“Sehingga dalam kontribusi PNBP dalam industri pengelolaan non migas sebesar 17,34 persen. Angka ini lebih tinggi dari peningkatan ekonomi lainnya,” tambah Arif.

GM PT BIIE Aditya Laksmana mengatakan, pihaknya telah meneken MoU bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian RI, terkait penyelenggaraan pelatihan berbasis 3 in 1 sektor pengelasan.

“Program pelatihan yang dilaksanakan adalah upskilling sektor las yang sudah memiliki keahlian dasar las, namun belum memiliki sertifikasi,” katanya.

Melalui program ini, tambahnya, para peserta mengikuti pelatihan selama 14 hari, sebelum mengikuti sertifikasi BNSP. Program pelatihan ini akan diikuti oleh 100 orang peserta. Pelatihan sendiri dibagi dalam 5 angkatan, masing-masing sebanyak 20 peserta.

“Peserta yang dididik sesuai dengan kemampuannya dengan jenis SMAW dan GMAW. Melalui program ini, kita dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil yang kita butuhkan,” kata Aditya menambahkan. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *