RIAU (suaraserumpun) – Muhammad Azizan Al Ghifari anak Kuantan Singingi penerima beasiswa di Universitas Institut Fisika dan Teknik Nuklir atau Nasional Universitas MEPhI (Moscow Teknik Fisika Institut), akan berangkat ke Moskow, akhir September 2021 ini. Muhammad Azizan akan membawa kain batik bermotif celempong onam, motif perahu jalur kombinasi dayung khas Kuansing, dan motif daun kaliki. Batik khas Kuansing bakal go internasional.
Kain batik bermotif perahu jalur, celempong onam dan gendang khas Kuansing serta daun kaliki ini, merupakan produk dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) atau Kube Batik Kaliki. KUB Batik Kaliki merupakan wadah usaha rumah tangga bagi perajin kain batik. KUB Batik Kaliki ini berada di Desa Siberobah, Keresek, Kecamatan Gunung Toar, Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
KUB Batik Kaliki Kuansing ini berdiri sejak tahun 2020 lalu. Nama KUB Batik Kaliki ini diambil dari kata kaliki, yaitu pohon jarak. Sedangkan kelompok Batik Kaliki ini mempunyai filosofi tersendiri. Bahwa dahulunya, di desa Siberobah ini banyak ditumbuhi tanaman kaliki (jarak). Tanaman jarak ini mempunyai banyak manfaat. Dimulai dari akar sampai ke daunnya.
Begitu juga nantinya, Batik Kaliki ini bisa berkembang, dan bermanfaat bagi masyarakat. Seperti membuka lapangan pekerjaan. Terutama bagi kaum ibu, guna membantu perekonomian keluarga. Justru itu, daun pohon kaliki menjadi salah satu motif batik yang dikembangkan KUB Batik Kaliki.
“Kami telah banyak memproduksi ragam corak (motif). Mulai dari kearifan lokal kita seperti motif pacu jalur, perahu begandung, mendulang, celempong onam, motif gendang khas Kuansing dan kearifan lokal lainya,” ujar Deni Deswita Ketua KUB Batik Kaliki, saat diwawancarai suaraserumpun.com, Minggu (11/9/2021) baru-baru ini.
Selama ini, Kecamatan Gunung Toar memiliki beberapa usaha ekonomi kreatif sebagai centra kain batik di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Promosi kain batik seperti produk yang dihasilkan Batik Kaliki Desa Siberobah ini, tidak sulit kalau untuk skala lokal.
Karena, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi sudah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 36 tahun 2021 tentang pakaian dinas ASN dan honorer di lingkungan Pemkab Kuantan Singingi. Satu dari beberapa poin, yaitu menggunakan batik yang diproduksi usaha masyarakat lokal (Kuansing).
Meski demikian, KUB Batik Kaliki Kuansing ini ingin mengembangkan produk kain batik bermotif celempong onam dan gendang khas Kuansing, motif perahu jalur dan dayung serta motif daun kaliki tersebut, lebih luas lagi. Justru itu, KUB Batik Kaliki sengaja mengundang Muhammad Azizan Al Ghifari, untuk melihat hasil produk kain batik tersebut.
“Kabarnya, Azis (Muhammad Azizan Al Ghifari) anak Kuansing penerima beasiswa luar negeri ini, akan berangkat ke Rusia (Moskow), akhir September ini,” ujar Desi Safitri perajin Batik Kaliki saat menerima kunjungan Muhammad Azizan Al Ghifari bersama keluarganya.
“Kami berharap Azis bisa mempromosikan batik bermotif tulis dan calempong (celempong) onam produk KUB Batik Kaliki ini di Rusia,” harap Desi Safitri perajin batik tulis KUB Batik Kaliki tersebut.
Muhammad Azizan Al Ghifari berterima kasih kepada KUB Batik Kaliki atas undangannya. Muhmmad Azizan berjanji akan mempromosikan kain batik bermotif celempong onam dan gendang khas Kuansing, produk dari KUB Batik Kaliki Kuansing ini, di luar negeri.
Menurut Muhammad Azizan, kain batik khas Kuansing yang dihasilkan KUB Batik Kaliki ini memiliki keunikan. Motifnya simpel, kekinian (sesuai tren), motif anti manstream dan cocok digunakan generasi muda di era milenial sekarang.
“Sesampainya nanti saya di Rusia, hal pertama nantinya, saya akan melapor dan berkunjung ke KBRI Moskow, Rusia. Saya akan pakai batik khas Kuansing ini, dan memperkenalkan kepada Duta Besar kita, serta memberikan bingkisan dari gerai Batik Kaliki ini,” ujar Muhammad Azizan.
Selain itu, Muhammad Azizan akan mempromosikan batik khas Kuansing produk dari KUB Batik Kaliki ini, dengan cara memaakainya pada acara formal bersilaturahmi dengan mahasiswa Indonesia yang berada di Moskow, Rusia.
“Saya juga akan pakai batik ini untuk acara pameran pada iven besar di Kota Moskow, dan KBRI. Ini merupakan strategi kampanye dan sekaligus promosi budaya dan batik daerah kita,” jelasnya.
Tak cuma untuk Kuansing, Muhammad Azizan mengatakan, mempromosikan batik di luar negeri juga merupakan tanggung jawab moril, untuk ikut mempromosikan serta mengkampanyekan batik sebagai budaya Bangsa Indonesia kepada dunia. Karena, batik sebagai satu warisan budaya dunia milik Indonesia oleh UNESCO, tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Bangsa Indonesia. Mempromosikan batik di luar negeri, membuka peluang bagi industri atau usaha batik di Indonesia.
“Karena, batik juga merupakan hasil olah rasa cipta, karya beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki nilai culture. Sudah saatnya produk Batik Kaliki Kuansing ini go internasional,” demikian Muhammad Azizan Al Ghifari. (RS)