banner 728x90
Airlangga Hartarto Menko Bidang Perekonomian RI.

Tren Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen dari BPS Sesuai Prediksi Airlangga Hartarto

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia berhasil tumbuh 7,07 persen year on year (YoY) pada triwulan II-2021. Tren positif pertumbuhan perekonomian dari BPS ini sesuai prediksi pemerintah melalui Menko Perekonomian sejak awal triwulan II 2021 yang lalu.

“Kalau dibandingkan dengan triwulan II-2020 atau secara year on year (yoy) maka ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam keterangan tertulis, Kamis (5/8/2021).

Margo menilai pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 dilatarbelakangi upaya pemerintah menjalankan program vaksinasi. Hal itu mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan mobilitas.

Selain itu, BPS menyebut pertumbuhan juga dipengaruhi perbaikan ekonomi global terutama beberapa negara yang menjadi mitra dagang Indonesia. Misalnya, pertumbuhan ekonomi China mencapai 7,9 persen, Singapura 14,3 persen, Korea Selatan 5,9 persen, dan Vietnam 6,6 persen.

Baca Juga :  Kepri Terbaik Penanganan Covid-19 di Sumatera, Ansar Ahmad Terima Penghargaan dari Presiden RI Jokowi

“Pulihnya ekonomi pada negara yang menjadi mitra dagang kita itu mendorong permintaan luar negeri jadi ekspor kita meningkat,” ujar Margo.

Prediksi Airlangga Hartarto

Ternyata pertumbuhan ekonomi ini, sudah diprediksi oleh pemerintah sebelumnya. Pada 15 Mei yang lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2021 mencapai 7 persen. Optimisme tersebut berdasarkan pada beberapa indikator, antara lain realisasi penanaman modal asing (PMA) hingga indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terus membaik.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua akan bergerak positif, diperkirakan mencapai tujuh persen,” katanya, Sabtu (15/5/2021) lalu.

Baca Juga :  Hantaru 2022, Adi Prihantara Harap BPN Menggesa Percepatan PTSL

Airlangga mencatat realisasi PMA mencapai 54,6 persen dan IKK per Maret 2021 untuk kelompok masyarakat pengeluaran di bawah Rp5 juta mencapai 90,1 atau mendekati zona normal 100. Selain itu, perkembangan ekspor dan impor juga sudah kembali normal termasuk belanja pemerintah yang telah berada di jalur positif.

Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga menyampaikan kenaikan harga komoditas seperti sawit, karet, nikel, tembaga, dan batubara telah mendorong pemulihan ekonomi yang tercermin dari perbaikan kondisi perekonomian daerah sepanjang kuartal I 2021.

Sebelumnya, BPS mencatat terjadi kontraksi dalam perekonomian Indonesia pada triwulan I-2021 yaitu minus 0,74 persen sehingga secara kuartal (qtq) ekonomi naik sebesar 3,31 persen pada triwulan II-2021. Pencatatan di zona positif ini merupakan yang pertama kalinya sejak ekonomi Indonesia terkontraksi pada triwulan II-2020 yakni hingga mencapai 5,32 persen.

Baca Juga :  Hingga September 2022, Sudah 301 Peristiwa Bencana di Bintan

Ekonomi mulai terkontraksi akibat dari berbagai kebijakan pemerintah di awal pandemi Covid-19 yang salah satunya berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meski masih tumbuh pada zona negatif, terdapat tren pembalikan pada berbagai indikator ekonomi Indonesia pada kuartal selanjutnya karena kinerja ekonomi terus memperlihatkan adanya kenaikan. Tren kenaikan ini terlihat dari ekonomi triwulan III-2020 hingga triwulan I-2021 yang tercatat masing-masing minus 3,49 persen, minus 2,19 persen dan minus 0,74 persen. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *