banner 728x90
Menko Bidang Perekonomian RI bersama Ansar Ahmad Gubernur Kepri melepas ekspor perdana alumina produksi PT BAI secara virtual, di KEK Galang Batang, Bintan, Kepri, Jumat (2/7/2021).

Menko Airlangga: KEK Galang Batang Jadi Contoh dan Instrumen Pendorong Ekonomi Indonesia Pascakrisis

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Airlangga Hartarto Menko Bidang Perekonomian RI menyatakan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang jadi contoh dan instrumen pendorong ekonomi Indonesia pascakrisis akibat Covid-19. Kini, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di KEK Galang Batang, Bintan sudah melakukan ekspor perdana.

Beriringan dengan upaya penanganan Covid-19, pemerintah bersiap untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan investasi. Baik dari dalam maupun luar negeri. Serta meningkatkan ekspor, menekan impor melalui pengembangan industri substitusi impor, dan meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan.

Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang pembangunannya cukup cepat dan massive. Kini, KEK Galang Batang sudah berhasil merealisasikan rencana pembangunannya senilai Rp14 triliun, dan akan mencapai Rp36 triliun di tahun 2025.

Baca Juga :  Gubernur Kepri dan Pemkab Bintan Menerima Penghargaan dari Ombudsman

Ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) KEK Galang Batang sebanyak 70 ribu ton, dengan nilai 21 juta USD. Ini merupakan bagian dari target ekspor tahun pertama sebesar 1 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor 300 juta USD. Ekspor ini akan ditingkatkan. Sehingga pada tahun kedua, target ekspor menjadi 2 juta ton per tahun dengan nilai ekspor sebesar 600 juta USD.

“Saya harapkan langkah ekspor KEK Galang Batang ini dapat dijadikan contoh bagi KEK lain di tanah air,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual saat melepas ekspor perdana SGA KEK Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (2/7/2021).

KEK Galang Batang ke depannya diharapkan mampu memberikan dampak bagi perekonomian nasional melalui penurunan impor produk alumina karena sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Penggunaan tenaga lokal juga menjadi utama agar manfaat dari KEK dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Baca Juga :  Pemilu 2024, Gubernur Kepri Menargetkan Partisipasi Pemilih di Atas 66,9 Persen

Keberhasilan KEK tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pemda diharapkan dapat terus mendukung pengembangan KEK, khususnya terkait dengan perizinan daerah serta insentif pajak daerah dan retribusi daerah sesuai amanat UU Cipta Kerja.

Dengan komitmen investasi dan realisasi pembangunan yang cepat, KEK Galang Batang akan fokus pada industri manufaktur modern, seperti industri hilirisasi bauksit, industri ringan, dan logistik modern yang ramah lingkungan dengan didukung lokasi geografis yang sangat baik untuk berintegrasi ke dalam rantai pasok industri global.

Baca Juga :  Menparekraf Sandiaga Uno Meninjau Kesiapan Travel Bubble di Batam dan Bintan

“Sekali lagi kita bangsa Indonesia menaruh harapan bahwa KEK mampu menjadi mesin pemulihan ekonomi nasional untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Sekaligus menjadi instrumen pendorong daya saing Indonesia di tengah arah ekonomi global pascakrisis,” pungkas Airlangga.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut secara luring dan daring antara lain Menteri Perindustrian, Gubernur Kepulauan Riau, Wakil Bupati Bintan. Para pejabat Eselon I Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Serta Kementerian Investasi, Sekretaris Dewan Nasional KEK, Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia, dan para pimpinan instansi di wilayah Kepulauan Riau. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *