banner 728x90
Kunjungan wisata perhotelan semakin sepi di Bintan akibat pembatasan perjalanan dalam negeri.

Pengusaha Perhotelan Pusing Menghadapi Kebijakan Pembatasan Perjalanan, Kadisbudpar: Ditambah Lagi Beban THR

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Pengusaha perhotelan di Provinsi Kepri, pusing tujuh keliling menghadapi kebijakan pembatasan perjalanan saat ini. Ketika omzet anjlok, pengusaha dibebankan lagi untuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan tahun 2021.

“Secara nasional, kondisi sulit ini dihadapi pengusaha perhotelan. Karena kebijakan pemerintah dalam pembatasan masyarakat keluar daerah,” ujar Rio, seorang manajer perhotelan di Kabupaten Bintan, Rabu (28/4/2021).

Suasana Ramadan tahun ini, tidak banyak kegiatan pemerintah maupun organisasi sosial, yang menggelar kegiatan di perhotelan. Begitu pula jumlah kunjungan pada hari biasa, maupun yang liburan di akhir pekan. Jumlah kunjungan semakin anjlok, akibat pembatasan perjalanan dalam negeri. Sementara, operasional perhotelan terus bertambah.

“Agak berat bang pada bulan puasa sekarang. Enggak banyak orang liburan. Ditambah kebijakan pembatasan perjalanan dari pusat, sesuai SK BNPB, tidak boleh lebaran di kampung atau mudik,” jelasnya.

Baca Juga :  Cen Sui Lan Mengalokasi Dana Aspirasi Rp500 Juta untuk Dua Desa di Natuna, Cek Kegiatannya

Sesuai kebijakan pemerintah, saat ini dilakukan pembatasan perjalanan pesawat dan moda transportasi laut, untuk wilayah Provinsi Kepri. Imbasnya, beberapa orderan hotel terjadi pembatasan pula. Khususnya pada saat peak seasson liburan lebaran Idulfitri nanti.

“Biasanya, pada masa liburan Idulfitri, banyak tamu yang order buat liburan di perhotelan. Nah, tahun ini, malah banyak yang cancel. Ada yang melakukan pengembalian uang dan lain-lain,” ungkapnya.

“Kami rasa, bukan hanya di Bintan, di Tanjungpinang saja yang merasakan kondisi sulit ini. Di Batam, dan pengusaha di daerah tujuan wisata lain pun merasakan kondisi ini. Kami berharap, pemerintah yang membayarkan THR buat karyawan perhotelan,” sambung Rio.

Baca Juga :  Menghadapi Pemilu 2024, Personel Polres Bintan Latihan Bela Diri

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bintan (Kepri) Wan Rudi Iskandar membenarkan, kondisi sulit pengusaha perhotelan di wilayah Kabupaten Bintan itu. Baik di dalam kawasan Bintan Resorts Lagoi, di sepanjang pantai Trikora, maupun di objek-objek wisata lainnya di Bintan.

“Iya, pengusaha lagi pusing dan curhat kepada kita, dalam menghadapi pembatasan perjalanan saat ini. Operasional pengusaha perhotelan besar, pendapatan anjlok. Ditambah lagi beban membayar THR karyawan menghadapi lebaran Idulfitri ini,” ujar Wan Rudi Iskandar.

Pengusaha perhotelan di Kepri berharap, setelah tanggal 17 Mei nanti, perjalanan antardaerah bisa normal kembali. Sehingga, setelah lebaran Idulfitri nanti, pihak perhotelan bisa bekerja sama degan travel dan asosiasi unttuk membuat paket-paket wisata liburan.

“Ya, itu di wilayah Kepri aja khususnya. Biar tamu dari Batam dan Tanjungpinang bisa masuk ke Bintan. Itu lah peluang yang diharapkan bagi pengusaha perhotelan, nantinya. Mudah-mudahan bisa bertahan hotel-hotel kita, ke depannya,” harap Wan Rudi Iskandar.

Baca Juga :  2022, Pemprov Kepri Bangun Dua Ponton Senilai Rp4,4 Miliar di Bintan

Untuk menghadapi lebaran Idulfitri ini, Wan Rudi Iskandar mengungkapkan, pengusaha pusing, karena cash flow pengusaha perhotelan tidak mencukupi untuk membayar THR karyawannya. Bahkan, saat ini pengusaha masih ada yang memberlakukan sif kerja 2 minggu masuk, dan 2 minggu tak masuk. Karyawan dibayar sesuai dengan waktu kerja, atau sesuai masuk saja.

“Masih mendingan ada hotel yang bertahan. Banyak juga perhotelan yang tak buka di Bintan ini. Kita berharap kondisi normal kembali. Kita juga mengimbau agar selalu patuhi protokol kesehatan, untuk menekan penyebaran Covid-19,” tambah WWan Rudi Iskandar. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *