Bintan, suaraserumpun.com – Secara nasional, sudah 21 provinsi yang ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku hewan ternak. Provinsi Kepulauan Riau berada di peringkat ke-19. Kini, stok sapi untuk hewan kurban Iduladha di Kabupaten Bintan sudah habis.
Berdasarkan data resmi siagapmk.id, terhitung sampai Rabu (6/7/2022), 232 kabupaten dan kota di Indonesia yang tersebar atau tertular PMK. Daerah yang tertular PMK tersebut berada di 21 provinsi se-Indonesia.
Provinsi yang terbanyak dalam kasus PMK ini berada di Jawa Timur, dengan 125.633 ekor ternak yang tertular. Pemerintah provinsi sudah melakukan vaksinasi terhadap ternak sebanyak 175.206 ekor. Setelah Jawa Timur, penularan PMK juga banyak terdapat di Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh, Jawa Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Barat, Jambi, Bengkulu, DKI Jakarta, Riau, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kepulauan Riau (Kepri) di peringkat ke-19.
Untuk di wilayah Kepri, daerah yang menjadi suspect PMK hewan ternak ini awalnya berada di Kota Batam. Sampai saat ini, ada 415 ekor ternak yang sakit diduga tertular PMK. Namun, belum dilaporkan berapa ekor ternak yang sehat diberikan suntik vaksinasi.
Plt Bupati Bintan Roby Kurniawan menyatakan, Pemkab Bintan tidak mendatangkan sapi maupun kambing dari luar daerah. Upaya itu untuk mengantisipasi penularan PMK di Kabupaten Bintan.
“Kita sudah tegaskan, jangan ada mendatangkan ternak dari luar daerah. Untuk hewan kurban Iduladha, beli saja yang ada di peternak di wilayah Bintan,” pinta Roby Kurniawan.
Kamis (7/7/2022), sejumlah warga di Bintan kesulitan mendapatkan hewan ternak untuk hewan kurban Iduladha. Bahkan, ternak yang di Bintan dikabarkan sudah habis terjual.
“Teman kami perlu 8 ekor sapi, untuk hewan kurban. Tapi, belum dapat juga. Kita cek di peternak, sapi sudah habis terjual semua,” kata Slamet, seorang warga Bintan.
drh Iwan Berri Prima selaku Pejabat Otoritas Veteriner Kabupaten Bintan mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan di lokasi peternakan milik petani. Sampai saat ini, tidak ada kasus PMK di Kabupaten Bintan.
“Kalau untuk ketersediaan sapi untuk hewan kurban, memang sudah banyak terjual. Saat ini, cuma ada 2 ekor saja yang belum terjual. Itu info dari petani atau peternak kita di Bintan,” sebut drh Iwan Berri Prima.
“Yernak yang sehat dan memenuhi standar untuk dijadikan hewan kurban, sudah kita beri barcode. Dan dinyatakan sehat,” sambungnya. (yen)
Editor: Sigik RS