banner 728x90
U-20 World Cup Indonesia 2023. F- dok/suaraserumpun.com

Persoalan Israel, Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia Masih Tarik Ulur

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Penolakan keterwakilan Israel untuk hadir di Bali mengakibatkan drawing Piala Dunia U-20 tahun 2023, batal dilaksanakan. Namun, pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia, masih tarik ulur.

Memang, penolakan terhadap Israel membuat drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar di Bali akhir bulan ini, batal terlaksana. Padahal, Palestina sendiri memahami posisi Indonesia selaku tuan rumah.

Hal itu diungkapkan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, dalam keterangan resminya belum lama ini. Israel lolos ke ajang ini melalui cara yang sah dan sesuai aturan, sehingga berhak tampil di ajang Piala Dunia U-20 2023.

“Keikutsertaan masing-masing negara dalam event ini tidak ada kaitannya dengan suka atau tidak suka dengan suatu negara, karena setiap negara ikut serta sebagai bagian dari kompetisi yang berjalan sesuai aturan yang berlaku,” ujar Zuhair melansir dari detiksport.com, Selasa (21/3/2023) pekan lalu.

Zuhair menilai sekalipun Indonesia mengizinkan Israel untuk datang ke Tanah Air, dukungan kepada Palestina tidak akan pernah berubah. Indonesia disebut selalu konsisten dan teguh dalam mendukung isu Palestina baik dalam berbagai forum regional, bilateral, maupun multilateral.

“Apa yang saya sampaikan merupakan salah satu yang ingin memupus adanya keraguan di kalangan banyak pihak. Dari apa yang saya lihat, dengar, rasakan, dan temui dari berbagai pejabat-pejabat resmi di Indonesia, dukungan Indonesia terhadap isu Palestina tidak akan pernah berubah,” tegas Zuhair.

Pembatalan agenda drawing Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya digelar pada 31 Maret mendatang telah diumumkan PSSI. Hal itu setelah muncul penolakan dari Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyambut kedatangan Israel ke wilayahnya.

Baca Juga :  Penerima Program BSPS di Desa Pulau Bukit Lingga Berterima Kasih kepada Cen Sui Lan

Menurut pernyataan resmi PSSI, penolakan Koster berarti membatalkan garansi penyelenggaraan yang telah dikeluarkan pemerintah Provinsi Bali. Koster sebelumnya sudah meneken Government Guarantee untuk menjadi salah satu penyelenggaraan Piala Dunia U-20.

Selain Bali, lokasi yang akan digunakan untuk menjadi venue Piala Dunia U-20 adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan Palembang. Sejauh ini, FIFA masih menginspeksi kelayakan stadion.

Gibran Ingin Tetap Digelar di Indonesia
Piala Dunia U-20 2023 dikhawatirkan urung digelar di Indonesia. Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berharap ajang itu tetap digelar di tanah air. Nasib Piala Dunia U-20 di Indonesia menjadi tanda tanya akhir pekan lalu. Drawing grup pesta bola sejagad kelompok umur di bawah 20 tahun itu dibatalkan FIFA.

Awalnya, acara itu akan digelar di Bali akhir pekan ini. Tapi, penolakan Pemda Bali atas kedatangan Israel ke Pulau Dewata memicu pembatalan drawing itu. Belakangan ini, memang banyak muncul penolakan keikutsertaan Israel pada ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia karena isu agresi ke Palestina.

PSSI lewat exco Arya Sinulingga mengungkapkan, beberapa kemungkinan dampak pembatalan drawing grup Piala Dunia U-20 2023. Salah satu ekses yang mungkin ada soal pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah.

Beberapa negara dikabarkan sudah mengincar peluang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 kalau batal digelar di Indonesia. Argentina dan Qatar contohnya.

Baca Juga :  Dinas Perkim Bintan: 32 Unit Rumah Dapat Bantuan RTLH di Tahun 2024

Gibran tetap berharap Piala Dunia U-20 tetap digelar di Indonesia 20 Mei sampai 11 Juni 2023. Solo menjadi salah satu kota penyelenggara, event itu bisa mendatangkan banyak manfaat untuk Indonesia.

“Ya ini bukan masalah sepakbola saja, tapi kan juga masalah perputaran roda ekonomi yang ada di Kota Solo. Ada Piala Dunia, apalagi kita dapat kesempatan menjadi host final luar biasa,” kata Gibran.

Solo dijamin Gibran akan memastikan semua kebutuhan atlet tim yang bermarkas di Solo akan nyaman dan merasa aman.

“Saya sebagai tuan rumah tugas menyiapkan venue memastikan para-para peserta, para-para atlet yang bertanding di kota Solo bisa beraktivitas aman dan nyaman, tugas saya itu,” kata putra sulung Presiden RI Joko Widodo itu.

Tokoh Muda Muhammadiyah
Selain Gibran, tokoh muda Muhammadiyah Sunanto punya usulan agar Israel tetap tampil di Piala Dunia U-20 2023. Salah satunya larangan mengibarkan bendera mereka. Sunanto berharap Indonesia bisa sukses sebagai tuan rumah yang sukses. Ia tidak ingin, gelombang penolakan terhadap Israel muncul hanya karena faktor sentimen agama atau bahkan mengarah ke ras.

Keikutsertaan Israel di ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia saat ini mulai menuai penolakan dari sejumlah pihak pihak. Mulai dari beberapa partai politik hingga organisasi kemasyarakatan serta elemen-elemen lainnya.

“Indonesia jadi tuan rumah U-20 itu bukan perkara sehari-dua hari, kewajiban menyukseskan dan membanggakan bangsa Indonesia adalah niscaya harus dikerjakan,” kata pria yang akrab disapa Cak Nanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis 23 Maret 2023.

Baca Juga :  Belajar Tatap Muka di Kepri Segera Diberlakukan

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini mengusulkan, Israel tetap bisa jadi peserta dengan syarat tidak boleh mengibarkan bendera negara Israel. Teknisnya, bendera FIFA yang dikibarkan mewakili Israel.

Menurutnya, hal itu juga memberi pesan bahwa Israel harus bersama Indonesia menerima kemerdekaan dan kedaulatan sebagai negara bangsa. Apalagi, Israel sudah beberapa kali hadir di Indonesia menjadi peserta beberapa pertemuan internasional.

“Politik luar negeri mengecam terus-menerus itu tidak berujung solusi kemerdekaan Palestina, harus diubah. Perlu ada strategi polugri yang berbeda dari biasanya yang sudah puluhan tahun dilakukan. Yang penting jelas, sesuai UUD 1945 Indonesia anti terhadap penjajahan dalam bentuk apapun,” ujar Cak Nanto.

Selain itu, Cak Nanto mengajak masyarakat untuk terlibat aktif menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia U-20, seperti halnya Asian Games, pertandingan badminton level tertinggi, dan ajang-ajang olahraga internasional lainnya.

Kata Cak Nanto, jangan sampai kontra atau penolakan terhadap Israel faktornya hanya karena muatan politik jangka pendek. Apalagi, kepesertaan Israel di Piala Dunia U 20 tidak tiba-tiba karena berasal dari proses kualifikasi yang artinya sah secara asas fairness olahraga.

“Saya sangat yakin Indonesia bisa jadi model bagi negara lain menempatkan diri sebagai pihak yang paling keukeuh memperjuangan kemerdekaan Palestina. Caranya tentu politik jalan tengah,” kata Cak Nanto. (yen)

Editor: Wahyu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *