banner 728x90
Dialog lintas agama yang digelar LKKS Kepri membahas perlindungan perempuan dan anak di aula Wan Seri Beni Kantor Gubernur Kepri, Rabu (21/12/2022). F- diskominfo kepri

Perlindungan Perempuan dan Anak Dibahas dalam Dialog Lintas Agama

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Persoalan perlindungan perempuan dan anak menjadi topik hangat yang dibahas dalam dialog lintas agama, di aula Wan Seri Beni Kantor Gubernur Kepri, Rabu (21/12/2022). Dialog lintas agama ini dibuka secara resmi oleh Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Kepulauan Riau Hj Dewi Kumalasari.

Dialog lintas agama ini mengusung tema Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Perspektif Agama. Peserta dialog lintas agam ini mencapai 500 orang mahasiswa/mahasiswi dari perguruan tinggi se-Kota Tanjungpinang.

Narasumber dalam kegiatan ini yaitu dari tokoh agama Islam ustazah Siti Habibah. Dari tokoh agama Hindu Ketut Suardita. Dari tokoh agama Budha Parijo. Dari tokoh agama Katolik Romo Agustinus Dwi Pramono. Dan dari tokoh agama Kristen Protestan Ananda S Pasaribu. Kegiatan dipandu moderator Sudirman Latif dan Eka Bambang.

Ketua LKKS Kepri Hj Dewi Kumalasari menyampaikan, kini masalah perlindungan terhadap hak-hak perempuan dan anak di Kepri merupakan hal yang wajib menjadi prioritas. Mengingat berbagai permasalahan-permasalahan baik secara diskriminatif maupun secara kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak yang telah banyak diabaikan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan.

Baca Juga :  Rangkuman Kriminal Terhangat Pejabat dan Pegawai Pekan Terakhir, Cabul hingga Suap

Dijelaskan Dewi Kumalasari, jika dilihat hal tersebut dari prespektif agama, dalam setiap agama tentunya menjunjung tinggi martabat wanita dan menempatkan anak-anak sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan wajib dijaga dan dilindungi sebagai amanah sang pencipta yang kelak akan dipertanggungjawabkan.

“Oleh karena itu, permasalahan-permasalahan yang dialami oleh perempuan dan anak di Kepri, merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat kita tangani bersama. Karena pemenuhan hak perempuan dan anak serta melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan merupakan salah satu perwujudan dari misi Provinsi Kepri yang ketiga. Yaitu mewujudkan kualitas SDM yang berkualitas, sehat dan berdaya saing dengan berbasiskan iman dan taqwa,” ujarnya.

Dewi Kumalasari menjelaskan, Provinsi Kepri merupakan miniaturnya Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang saling terhubung dan terdapat keberagaman agama, suku adat dan budaya.

Hal ini merujuk pada data yang ada, masyarakat yang mendiami Kepri didominasi oleh Suku Melayu sebanyak 29,97 persen, disusul oleh Suku Jawa sebanyak 22,2 persen, Suku Batak sebanyak 12,43 persen, Suku Minang sebanyak 19,71 persen, Etnis Tionghoa sebanyak 7,70 persen dan sisanya gabungan dari beberapa suku yang saat ini mendiami wilayah Kepri.

Baca Juga :  Hasil Paripurna Penetapan Cawabup Bintan: Ahdi Muqsith Nomor Urut 1, Dhenok Puspita Sari Nomor Urut 2

Selain itu, dari berbagai keberagaman suku-suku yang mendiami wilayah Kepri ini komposisi agama yang ada di Kepri di Dominasi oleh agama Islam sebanyak 78,19 persen disusul oleh agama Kristen 11,89 persen, Katolik 2,43 persen, Hindu 0,05 persen dan Buddha 7,26 persen. Jika dihitung dari total jumlah penduduk di Kepri, maka 2/3 diantaranya adalah perempuan dan anak.

“Keberagaman ini tentunya memperkaya khasanah agama, adat dan budaya yang ada di Provinsi Kepri. Untuk itu, saya menghimbau kepada kita semua agar dapat terus menjaga kerukunan Umat Beragama di Provinsi Kepri,” pesannya.

Dewi Kumalasari menambahkan, pembinaan kehidupan kerukunan beragama di Provinsi Kepri berada dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Kerukunan Umat Beragama di Kepri pada tahun 2021 yang masuk 10 besar Nasional dari 34 Provinsi di Indonesia dengan skor 75,5 persen dan masih diatas skor Nasional yaitu 72,73 persen.

Baca Juga :  Jadi Buronan Setahun, Kabur Lewat Atap Rumah, Pencuri Emas Nyaris Ditembak Polisi

“Untuk itu, saya berpesan kepada semua pihak untuk terus menjaga kerukunan dan persatuan di Kepri, dengan menjaga hal tersebut maka saya yakin dan percaya kita dapat bersama menjawab tantangan-tantangan yang ada di Kepri, salah satu tantangan dalam menangani permasalahan-permasalahan diskriminatif dan kekerasan yang banyak dialami oleh perempuan dan anak pada saat ini,” ungkap istri Gubernur Kepri H Ansar Ahmad ini.

Dewi Kumalasari mengucapkan terima kasih kepada jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batam atas Kontribusinya dalam melakukan kerja nyata untuk upaya perlindungan perempuan dan anak di Provinsi Kepri khususnya Kota Batam.

“Saya juga mengucapkan selamat kepada hadirin semua karena sudah mengikuti Dialog Lintas Agama pada hari ini, semoga kita semua dapat mengambil banyak manfaat dari kegiatan ini dan semoga upaya yang kita lakukan mendapatkan nilai dihadapan Allah SWT. Amin,” tutup Hj Dewi Kumalasari.

Dalam kegiatan dialog lintas agama ini, Hj Dewi Kumalasari menyerahkan bantuan kepada anak penyandang ketunaan. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *