Bintan, suaraserumpun.com – TA pelajar SMA yang meninggal karena dibanting, telah dikebumikan di TPU Kebun Durian Km 23 Kijang Kota, Rabu (16/11/2022) pagi. Proses pemakaman pelajar yang dibanting tersebut diiringan tangisan pilu. Begini pesan Hj Dewi Kumalasari Ansar Ketua Komisi IV bidang pendidikan DPRD Provinsi Kepri.
Seratusan masyarakat dan pelajar SMA turut mengantarkan pemakaman jenazah TA, Rabu pagi. Isak dan tangisan pilu ibunda TA tak bisa dibendung. Sang ayah pun sekali-sekali menyeka air yang menetes dari matanya. Ibunda TA terlihat lesu dan terkulai sambil melihat gundukan tanah merah. Sang ayah pun menabur bunga di pusara dan makam TA.
TA meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Bintan, di Kijang sejak, Jumat (11/11/2022) hingga Selasa (15/11/2022) malam. TA menjalani perawatan setelah dibanting saat berkelahi dengan pelajar SMK berinisial RA.
Perkelahian ini berawal ketika RA mendapat kabar bahwa pacarnya disebut cewek ‘bayaran’ oleh KV. RA pun menemui KV di SMPN 1 Bintan Timur, Jumat (11/11/2022). Saat itu, RA menantang KV untuk duel (berkelahi). Namun, KV tidak mau menerima tantangan tersebut. Di lokasi tersebut, RA menatap TA.
Melihat tatapan tersebut, TA mengajak RA untuk berduel. Tak ayal, RA dan TA pun berkelahi di lapangan sepak bola GOR Demang Lebar Daun Kijang. Awalnya, TA melepaskan tinju dan mengenai RA sebanyak dua kali. Namun, tinjuan ketiga ditangkap oleh RA dan langsung membanting TA. Akibat bantingan tersebut, TA kritis dan dilarikan ke RSUD. Persoalan pacar pelajar disebut cewek ‘bayaran” ini berujung maut. TA menghembuskan nafas terakhir di RSUD Bintan, Selasa (15/11/2022) malam sekitar pukul 20.30 WIB.
“Iya, benar. Korban TA meninggal dunia. Kita sudah menetapkan RA sebagai tersangka,” kata Kapolsek Bintan Timur.
Perkelahian pelajar yang berujung maut ini mendapat tanggapan serius dari Hj Dewi Kumalasari Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepri. Hj Dewi Kumalasari menyatakan, persoalan tersebut tidak boleh terjadi lagi. Dewi berharap, agar tenaga pendidik dan orang tua berperan aktif mengawasi anak-anaknya.
“Ya terutama buat orang tua, bagaimana pendidikan diawali dari rumah. Anak-anak kita harus dididik mengenai etika, sopan santun dan bagaimana mereka bisa mengendalikan emosi. Intinya, anak kita hingga usia remaja harus ada pendampingan,” pesan Hj Dewi Kumalasari di Toapaya Asri, sebelum melayat ke rumah keluarga TA, Rabu (16/11/2022).
Hj Dewi Kumalasari Ansar meminta kepada seluruh tenaga pendidik yang ada di Kepri. untuk serius memberikan pendidikan moral dan etika kepada peserta didiknya. Serta mengajarkan bagaimana menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
“Supaya anak-anak kita mampu mengendalikan emosinya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Apalagi anak yang menginjak masa puber, harus didampingi dan diberikan pendidikan yang baik,” kata Hj Dewi Kumalasari menambahkan. (yen)
Editor: Sigik RS