banner 728x90
M Nasir mantan napi teroris menerangkan proses paham radikalisme masuk ke lingkungan masyarakat, pada saat menjadi narasumber FGD yang digelar Divisi Humas Polri di Polres Bintan, Rabu (19/10/2022). F- dok/suaraserumpun.com

FGD di Polres Bintan, Divisi Humas Polri Menghadirkan Mantan Napi Teroris

Komentar
X
Bagikan

Bintan, suaraserumpun.com – Divisi Humas Polri menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mencegah paham radikalisme di Aula Sarja Arya Racana (SAR) Polres Bintan, Rabu (19/10/2022) siang. Dalam kegiatan FGD di Polres Bintan ini, Divisi Humas Polri menghadirkan mantan napi teroris (napiter) sebagai narasumber.

Kegiatan FGD upaya mencegah paham radikalisme ini dipimpin oleh Ketua tim AKBP Erlan Munaji SIK MSi. Kapolres Bintan AKBP Tidar Wulung Dahono SH SIK MH mengucapkan terima kasih kepada tim Divisi Humas Polri dalam kegiatan FGD kontra radikal di Polres Bintan ini. Diharapkan, dengan adanya masukan dari Ketua Tim Divisi Humas Polri dan narasumber, dapat memberikan ilmu bagi semua peserta dan dapat mencegah adanya paham dadikal di masyarakat Kabupaten Bintan.

Ketua Tim Divisi Humas Polri mengucapkan terima kasih kepada Polres Bintan dan undangan (peserta FGD) yang telah menyediakan tempat dan waktu untuk menyelenggarakan kegiatan FGD ini. Divisi Humas Polri bekerja sama dengan Densus 88, BNPT, dan Baintelkam dalam rangka kontra radikal, terkait terorisme.

Baca Juga :  Ansar Ahmad Mengusulkan Sepuluh Proyek Strategis Provinsi Kepri di Rakorgub Se-Sumatera

“Kami menghadirkan narasumber yang langsung terjun di lapangan terkait kasus terorisme. Dan diharapkan dapat memberikan penjelasan kepada kita semua terkait terorisme,” jelasnya.

Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan dalam rangka kontra radikal mengambil tema ‘Terorisme adalah musuh kita semua’.

Selain Ketua Tim Divisi Humas Polri turut hadir narasumber M Nasir yang merupakan mantan napi teroris (eksnapiter). Sebagai peserta antara lain Ketua FKUB Bintan M Syamsir, Kabag Kesbangpol Kabupaten Bintan, Ketua LAM kabupaten Bintan, Ketua NU Kabupaten Bintan, tokoh masyarakat, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan serta anggotanya.

Turut hadir perwakilan tokoh agama Islam, perwakilan tokoh agama Katolik, perwakilan tokoh agama Budha, perwakilan tokoh agama Konghucu, Pejabat utama Polres Bintan beserta Anggota Polres Bintan.

Baca Juga :  Sekdaprov Mengingatkan Lagi Soal Perencanaan dan Manajemen Risiko ke OPD Kepri

M Nasir mantan napi teroris selaku narasumber menceritakan dirinya bagaimana hingga masuk dalam jaringan radikal. M Nasir juga menjelaskan, tahapan awal masuknya orang ke dalam lingkaran terorisme adalah karena tidak menghargai perbedaan dan merasa paling benar, adanya perasaan tidak mendapatkan keadilan. Sehingga mudah menerima semua ajaran dan akan menjadi tidak peduli dengan sekitarnya.

“Jika yang merasuki pikirannya paham yang baik, maka akan baik pula yang ada dalam pikirannya. Namun, jika paham yang merasukinya paham jelek, maka kejelekanlah yang ada dalam pikirannya,” jelas M Nasir.

Setelah narasumber memaparkan paham-paham radikal kepada peserta, selanjutnya dilakukan tanya jawab. Dari FGD tersebut, para peserta cukup memahaminya bagaimana upaya mencegah paham radikalisme.

Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) kabupaten Bintan menilai, kegiatan FGD kontra radikal dari tim Divisi Humas Polri dan narasumber mantan napi teroris dalam kegiatan FGD ini, sangat luar biasa.

Baca Juga :  Audiensi dengan DKP dan PSDKP, Pelaku Perikanan Kepri Mengajukan PNBP Pascaproduksi Sebesar 2,5 Persen

“Karena bisa memberikan masukan dan wawasan bagi kami semua. Kami FKUB Kabupaten Bintan akan terus membantu tugas Polri dan pemerintah dalam permasalahan terkait umat beragama. Kita harus waspada di lingkungan kita, atas adanya sesuatu yang baru. Agar masyarakat tidak segan untuk melapor adanya potensi gangguan Kamtibmas di daerahnya. Untuk itu, diperlukan adanya sinergitas antara FKPD dan tokoh di masyarakat,” kataKetua FKUB Bintan.

Ketua tim AKBP Erlan Munaji SIK MSi mengharapkan, dengan terlaksananya FGD ini dapat menjadi pedoman, agar tidak terjerumus ke dalam paham radikal. Minimal untuk diri para peserta, keluarga dan kelompok lingkungan di sekitarnya. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *