
Bintan, suaraserumpun.com – Tahun 2022, jumlah bencana yang terjadi di Kabupaten Bintan sudah tercatat 301 peristiwa. Mayoritas, kebakaran hutan dan lahan serta angin kencang. Justru itu, Pemkab Bintan membentuk Desa Tangguh Bencana.
Pemerintah Kabupaten Bintan menunjukkan komitmen serius dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana yang menjadi perhitungan di Bintan. Hal ini kembali terlihat saat Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan Ronny Kartika mengukuhkan Desa Tangguh Bencana, Senin (17/10/2022), di Aula Kantor Desa Toapaya Selatan.
Sebelumnya Pembak Bintan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bintan telah mengukuhkan Desa Sri Bintan dan Desa Busung sebagai Desa Tangguh Bencana yang kemudian dilanjutkan dengan Desa Toapaya Selatan. Kegiatan ini juga disejalankan dengan Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana.
“Banyak kejadian yang kita saksikan dari tahun ke tahun. Sama-sama kita membuka mata, kita sangat berharap dijauhkan dari segala bencana. Namun demikian, kita juga harus siap saat bencana itu datang,” kata Ronny Kartika.
Data yang terangkum di tahun 2021, di Kabupaten Bintan terjadi 322 kejadian yang didominasi kebakaran hutan dan lahan. Sementara untuk tahun 2022, sepanjang Januari sampai September telah tercatat 301 bencana. Terdiri dari 120 kejadian kebakaran hutan dan lahan, 25 kejadian angin ribut dan puting beliung, 2 kejadian longsor dan banjir serta gelombang pasang sebanyak 1 kejadian.
Menurut Kepala BPBD Bintan Ramlah SSos, kejadian terbanyak berada di Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Toapaya dan Kecamatan Gunung Kijang.
Pj Sekda Bintan berharap, desa maupun siapa saja yang telah mendapatkan pembekalan pencegahan dan mitigasi bencana mampu menjadi garda terdepan yang langsung hadir di masyarakat.
“Melalui Desa Tangguh tentu kita memupuk harapan besar agar kesadaran masyarakat akan kewaspadaan terhadap bencana bisa selalu tumbuh,” tambah Ronny.
Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana ini diikuti oleh 20 peserta utusan Desa Toapaya Selatan mulai dari RT/RW, Tokoh Masyarakat, Pemuda hingga wiraswasta. Fokus utamanya dipriotitaskan pada penanganan resiko yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi. (yen)
Editor: Sigik RS