banner 728x90
Dr Lagat Parroha Patar Siadari SE MH Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri memberikan keterangan soal pelayanan PDAM Tirta Kepri. F- yen/suaraserumpun.com

PDAM Tirta Kepri Ibarat Hidup Segan Mati Tak Mau, Ombudsman: Defisit Rp8 Juta Setahun

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Dr Lagat Parroha Patar Siadari SE MH Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepulauan Riau menyoroti pelayanan publik yang diberikan PDAM Tirta Kepri. Saat ini, PDAM Tirta Kepri ibarat hidup segan mati tak mau. Potensi bisnis besar, namun mengalami defisit Rp8 juta pada tahun 2021 lalu.

Untuk pelayanan air bersih di Tanjungpinang dan Bintan, Ombudsman Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah memanggil manajemen PDAM Tirta Kepri, baru-baru ini. Dari pertemuan tersebut, manajemen PDAM Tirta Kepri memaparkan, PDAM ini mulai beroperasi sejak tahun 1969.

“Sekarang ini, PDAM Tirta Kepri hidup segan mati tak mau. Semuanya serba terbatas. Kapasitas produksi air terbatas. Mereka menggunakan beberapa embung sumber air baku. Ada Seipulai, Seigesek, Sei Jago dan embung Kelong Enam di Bintan Timur,” sebut Dr Lagat Parroha Patar Siadari saat jumpa wartawan di Tanjungpinang, Selasa (16/8/2022).

Dari laporannya, jumlah pelanggan PDAM Tirta Kepri itu sebanyak 22.359 rumah. Namun, baru 45 sampai 50 persen saja pelayanannya. Pelayanan tak maksimal disebabkan tingkat kebocoran air bersih, mencapai 41 persen. Berdasarkan peraturan perundang-undangan, toleransi tingkat kebocoran air bersih itu maksimun 20 persen.

Baca Juga :  Kajian Subuh Bersama Ustaz Abdul Somad Menyambut Ramadan 1444 Hijriah di Masjid Baitul Makmur

“Hal ini terjadi karena pipa jaringan yang tidak memadai. Termasuk pipa induk, dari waduk seipulai itu dibangun sejak tahun 1989. Sudah tua dan menggunakan pipa plastik, bukan yang terbagus,” ungkapnya.

Terakhir, bantuan dari Pemprov Kepri ke PDAM Tirta Kepri itu berupa barang, pada tahun 2018. Sampai saat ini, PDAM Tirta Kepri tak pernah menerima bantuan APBD. Sementara, tanggung jawab Pemprov Kepri adalah penyediaan air bersih regional.

“Di Pulau Bintan, ada 2 wilayah pemerintahan, Tanjungpinang dan Bintan. Kalau Pemprov Kepri tak mau bantu, yang dikontrakan saja. Tapi kan sayang,” ucapnya.

Kalau dimaksimalkan, lanjut Dr Lagat Parroha Patar Siadari, PDAM Tirta Kepri itu bisa untung. Tahun 2021 lalu, pendapatan PDAM Tirta Kepri itu Rp 31.226.946.000. Beda Rp1 miliar saja dibandingkan tahun sebelumnya (2020). Sedangkan pengeluaran untuk semua operasional PDAM Tirta Kepri itu Rp31,234 miliar.

Baca Juga :  Dramatis! Yordania Vs Qatar Final AFC Piala Asia Qatar 2023

“Mereka defisit Rp8 juta saja. Mereka tidak ada penambahan dana modal dari pemerintah. PDAM Tirta Kepri, cuma berputar di situ saja. Kalau ini dibiarkan, sampai kapan pun pipa jaringan tidak akan bertambah. Pelayanan pun akan begitu-begitu saja,” ujar Lagat.

Defisit sebagian besar disebabkan perawatan pipa yang sudah usang. Terutama pipa induk sepanjang 6 kilometer dari waduk Sei Gesek dan Sei Pulai. Karena, pipa induk berada di tengah jalan, rawan bocor akibat tekanan beban dari kendaraan yang melintas.

Dalam pertemuan itu, tambah Lagat, PDAM Tirta Kepri telah mengajukan penambahan modal ke Pemprov Kepri. Namun selalu ditiadakan pada saat pembahasan APBD.

“Kata mereka, tiap tahun mereka mengusulkan, bahkan DPRD sudah merespon. Dalam Musrenbang dan pembahasan APBD, tak dianggarkan,” ungkap Kepala Ombudsman Perwakilan Kepri ini.

Lagat meminta agar Gubernur Kepri Ansar Ahmad melakukan penambahan modal untuk mengganti pipa air ke PDAM Tirta Kepri di tahun mendatang. PDAM Tirta Kepri bisa mendapatkan laba jika kebocoran air berhasil ditekan, apalagi air Perumda ini digunakan 22.359 pelanggan.

Baca Juga :  Gubernur Kepri Menawarkan Kerja Sama dan Investasi di Forum Regional Outlook S. Rajaratnam

“Pelanggan pun bisa bertambah jika jaringan baik. Saya minta Gubernur agar memperhatikan PDAM Tirta Kepri ini. Kemudian, jika SWRO di Tanjungpinang berfungsi maksimal, gabungkan saja dengan PDAM Tirta Kepri dalam pengelolaan dan pelayanan ke masyarakat,”” saran Dr Lagat Parroha Patar Siadari

Sebelumnya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad membuka peluang investor asing untuk mengelola penyediaan air bersih di Pulau Bintan. Keputusan ini disampaikan, setelah masyarakat mengeluhkan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri.

Ansar optimis, kerja sama dengan investor akan mengurangi beban APBD Kepri untuk revitalisasi layanan air minum di Pulau Bintan. Gubernur Kepri pun mencontohkan Kota Batam yang berhasil mengelola air bersih melalui kerja sama dengan investor.

“Kalau sekarang, PDAM Tirta Kepri fokus memperbaiki kerusakan-kerusakan yang bisa diatasi,” ucap Ansar Ahmad, baru-baru ini. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *