banner 728x90
Kios daging segar Kastha di pasar Bestari Bintan Center Tanjungpinang sudah tutup, akibat keterbatasan stok sapi, Senin (16/5/2022) pagi sekitar pukul 08.30 WIB. F- yen/suaraserumpun.com

Gawat! Lalu Lintas Sapi Dibatasi, Daging Segar Mulai Langka di Kepri

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Kondisi penyediaan bahan baku protein daging segar ternak sapi di Kepulauan Riau memasuki zona gawat! Sebab, ratusan sapi tak bisa masuk ke Kepri, sejak pemerintah mengumumkan tentang pembatasan lalu lintas sapi antardaerah, akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Ketersediaan daging segar mulai langka di Kepri.

Imbasnya, kelangkaan daging segar sapi terjadi di Kota Tanjungpinang, Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Sejak beberapa hari terakhir, pedagang tidak menyediakan daging segar sesuai permintaan pasar.

Seperti di kawasan pasar Bestari kawasan Bintan Center Tanjungpinang, pedagang kios daging segar Kastha hanya menyembelih seekor sapi per harinya. Padahal, permintaan konsumen rata-rata dua ekor per harinya. Begitu juga dengan kios pedagang daging segar di pasar rakyat lainnya.

“Permasalahannya sama, sapi yang kami beli dan dipesan dari Sumatera, itu tak bisa masuk ke Kepri. Mau tak mau, kami menyembelih seekor per harinya. Kurang 50 persen dari permintaan pasar,” kata Tamrin pemilik kios daging segar Kastha di pasar Bestari Bintan Center, Tanjungpinang, Senin (16/5/2022).

Baca Juga :  Cen Sui Lan Mempersolek Baloi Indah dengan Pembangunan RTP Elok Pesona

Tamrin mengatakan, stok sapi di kandang miliknya, hanya tinggal 7 ekor untuk dipotong atau disembelih. Sedangkan sapi yang dipesan dari Sumatera, tidak bisa dikirim dari Kuala Tungkal Provinsi Jambi ke Provinsi Kepri. Meskipun sapi itu tidak terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Ya, akibat pembatasan lalu lintas ternak sapi itu. Alasan pemerintah, kan karena ada penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang di Jawa sana. Padahal, di daerah kita tidak ada penyakit itu (PMK). Puluhan ekor sapi yang saya pesan, tak bisa dikirim dari Jambi ke Tanjungpinang,” jelas Tamrin.

Dengan kondisi seperti ini, kata Tamrin, Kepri bakal terjadi kelangkaan daging segar sapi, untuk beberapa hari ke depan. Karena, rata-rata, stok sapi untuk disembelih pada setiap pedagang, tidak sampai 10 ekor. Sedangkan sapi yang tertahan di Jambi, bahkan ada yang dikembalikan ke daerah asal itu, mencapai ribuan.

Baca Juga :  Kapolres Bintan Akan Membantu Pembangunan Rumah Warga Kurang Mampu di Sei Lekop

“Kami dari pedagang dan peternak di Kepri, sudah komunikasi. Sapi yang kami pesan, semua tertahan di Kuala Tungkal, Jambi. Ribuan itu jumlahnya. Sapi itu pesanan dari Batam, Tanjungpinang dan Bintan,” sebut Tamrin.

“Sampai saat ini, belum ada kebijakan dari pemerintah daerah kita. Dalam minggu ini, stok sapi untuk penyediaan daging segar bakal habis. Kalau ada, tentu terbatas. Harga pun nanti mungkin di atas Rp200 ribu per kilogram,” sambungnya.

Seorang warga Tanjungpinang Edison mengatakan, dirinya tidak mendapatkan daging segar saat berbelanja ke pasar Bintan Center, Senin (16/5/2022).

“Kabarnya, jam 08.00 pagi tadi sudah habis terjual daging segar sapi. Padahal, kami tiba di pasar jam sembilanan,” ucapnya.

Sejak pekan lalu, pemerintah pusat sudah mengumumkan tentang pembatasan lalu lintas sapi. Kebijakan ini diberlakukan, karena ditemukan ternak yang menderita PMK di Pulau Jawa, seperti Pasuruan dan Malang (Jatim).

Baca Juga :  Awal Kegiatan HUT Ke-77 Bhayangkara, Kapolres dan Sekda Bintan Tanam 1.000 Bibit Bakau

Pekan lalu, Presiden RI Joko Widodo juga mengingatkan pentingnya kepekaan tinggi terkait krisis di Indonesia. Dari musim kemarau, ancaman kebakaran hutan dan lahan, hingga penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternah di Tanah Air.

Berdasarkan peringatan itu pula, instansi terkait melakukan pembatasan lalu lintas sapi. Seperti yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi, yang menyetop pengiriman sapi ke Provinsi Kepulauan Riau.

“Ratusan sapi yang akan dikirim ke Batam (Kepri) lewat Kuala Tungkal Jambi itu. Tapi tak bisa dikirim, alasannya karena ada pembatasan lalu lintas sapi ini. Bisa dikirim, tapi harus ada proses karantina sapi. Sementara, di Kuala Tungkal Jambi itu tak ada tempat karantinanya,” kata Farada seorang pedagang sapi Kepri. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *