banner 728x90
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyerahkan cendera mata kepada narasumber seminar nasional tentang pers merawat perbatasan di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Tanjungpinang, Rabu (2/3/2022). F- nurul atia/suaraserumpun.com

Ansar: Kepri Punya Potensi Besar, Kerawanannya Juga Besar, Berikut Saran Desi Anwar

Komentar
X
Bagikan

Tanjungpinang, suaraserumpun.com – Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad membuka seminar nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Rabu (2/3/2022). Dalam seminar ini, Ansar Ahmad menyatakan, potensi ekonomi kemaritiman Kepri sangat besar. Tapi, kerawanan di Kepri juga besar. Berikut saran Desi Anwar wartawan senior.

Seminar ini merupakan salah satu rangkaian peringatan 1 tahun kepemimpinan Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wagub Marlin Agustina di Kepri, sekaligus memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2022.

Dengan tema “Pers Merawat Perbatasan”, Diskominfo Kepri mengundang beberapa tokoh nasional sebagai narasumber diantaranya Ketua Komisi Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers Indonesia Agus Sudibyo, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Agung Suprio, Komisioner Komisi Informasi Pusat Cecep Suryadi, dan jurnalis senior Indonesia Desi Anwar. Seminar sendiri dipandu oleh Kadiskominfo Kepri, Hasan selaku host dan moderator.

Selain diselenggarakan secara luring, acara juga dapat diikuti melalui daring dari media sosial Diskominfo Kepri. Turut hadir perwakilan Forkopimda Kepri, Ketua Komisi Informasi Kepri Endra Mayendra, Wakil Bupati Anambas Wan Zuhendra, Pimpinan Instansi Vertikal, Staf Khusus, Staf Ahli, dan Kepala OPD di lingkungan Pemprov Kepri, Kepala Diskominfo Kabupaten Kota se-Kepri, pimpinan media se Kepri, dan peserta seminar.

Gubernur Kepri Ansar saat membuka seminar mengatakan, tema yang diusung sangat relevan dan strategis dengan kondisi Kepri secara keseluruhan. Sebagai provinsi kepulauan terbesar di Indonesia, dengan jumlah pulau sebanyak 2.408. 394 pulau di antaranya berpenghuni, dan 22 sebagai pulau terdepan.

Baca Juga :  Roby Kurniawan: Jalan Lintas Barat di Busung Sudah Bisa Dilalui Sebelum Lebaran

“Dengan wilayah laut sebesar 96 persen dan daratan 4 persen, kemudian berbatasan langsung dengan Malaysia, Singapura, serta Kamboja, Vietnam, dan China, sudah sepatutnya wilayah Kepri dijaga dan dirawat semua pihak sebagai wilayah perbatasan. Seyogianya kita berupaya mengoptimalisasi kedaulatan maritim yang ada dengan mengoptimalkan semua potensi,” ungkap Ansar Ahmad.

Menurut Ansar Ahmad, Kepri juga sesungguhnya menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional dengan segala potensi yang ada.

“Akan tetapi di sisi lain di Kepri juga menjadi sumber kerawanan yang besar pula. karena berhampiran dengan negara tetangga,” sambungnya.

“Tidak mengherankan di Kepri masih ada kegiatan ilegal fishing, dan juga masih ada kekhawatiran invasi di bidang pertahanan oleh negara lain. Ini menjadi harga mati bagi kita untuk menjaga kedaulatan” tambah Ansar Ahmad.

Oleh karena itu, lanjut Ansar Ahmad, perlu untuk menjaga potensi dan kedaulatan Indonesia di Kepri dengan bergandengan tangan dan kerja sama berbagai pihak. Salah satunya dengan pers. Pers sebagai penyedia informasi, corong dunia, negara, dan rakyat, maka pers memiliki peran penting menjaga kedaulatan dan merawat perbatasan.

“Jangkauan informasi itu penting, oleh karena itu untuk mendukung agar pers dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kita harus membangun infrastruktur. Tahun ini akan terbangun 76 BTS di daerah 3T, khususnya di Kabupaten Natuna, Anambas, dan Lingga, baik melalui kerjasama dengan BAKTI Kominfo maupun BTS operator seluler swasta. Supaya wilayah-wilayah blankspot tersebut bisa terjamah jaringan yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif,” imbuh gubernur.

Baca Juga :  Amanat Sekdaprov Kepri buat Kinerja PNS untuk Pekan Ini

Selain itu, Gubernur Kepri menambahkan, untuk merawat daerah perbatasan, perlu dorongan untuk peningkatan profesionalitas Pers dan meningkatkan akreditasinya di berbagai jenjang yang telah diatur Dewan Pers dan KPI.

“Kita akan siapkan anggaran untuk teman-teman jurnalis untuk ikut kursus bahasa asing, karena kita berbatasan langsung dengan negara tetangga maka saya kira kompetensi itu yang kita perlukan. Nah, kolaborasi seperti inilah yang ingin kita bangun bersama agar dapat merawat kedaulatan dan perbatasan,” ujar Ansar Ahmad.

Ansar Ahmad mengucapkan terima kasih kepada Dewan Pers dan KPI pusat yang telah menganugerahi Kepri sebagai Provinsi dengan Kemerdekaan/Kebebasan Pers terbaik di Indonesia tahun 2021 dan Provinsi Terbaik Nasional KPI Award 2021.

Anugerah ini, lanjut Ansar Ahmad, dipersembahkan bagi insan pers di Kepri terutama yang bertugas di daerah perbatasan. Di Kepri, insan pers cukup berbahagia. Tidak ada intimidasi, Kepala Daerah dan jajaran OPD selalu terbuka dengan informasi. Maka alhamdulillah dan wajar Dewan Pers dan KPI memberikan Kepri anugerah.

“Mari kita jaga dan pertahankan prestasi ini dengan selalu meningkatkan kolaborasi. Untuk menghadapi tantang digitalisasi ke depan, kita siap memberikan beasiswa bagi jurnalis yang ingin kursus bahasa asing, seperti bahasa mandarin,” demikian dijanjikan Ansar Ahmad.

Baca Juga :  Istri Sakit, PMI Asal Lombok Bawa 2 Kg Sabu dan Ekstasi dari Malaysia Lewat Kepri

Saran Desi Anwar
Dalam kegiatan seminar nasional dipaparkan, peran pers itu sangat besar dalam penyampaian informasi. Apalagi di era sekarang, media pers itu sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Karena, pers itu akan meninggalkan jejak digital. Ketika ekonomi daerah terpuruk, maka perusahaan pers juga akan terpuruk. Justru itu, selain fakta, jurnalis juga mesti memikirkan apa dampak dari berita (konten) yang disampaikan ke publik.

Wartawan senior Desi Anwar menerangkan peran pers terhadap digitalisasi media sosial dalam merawat kawasan perbatasan NKRI di Kepri, Rabu (2/3/2022). F- nurul atia/suaraserumpun.com

Desi Anwar wartawan senior mengungkapkan, di era sekarang, peran media sosial cukup besar. Sementara, medsos itu ada pemiliknya. Seperti Mark Zuckerberg yang merupakan pemilik WhatsApp, Facebook dan Instagram. Publik hanya menggunakan aplikasi itu.

“Nah, kenapa kita tidak membuat kanal sendiri untuk menyampaikan informasi,” ucap Desi Anwar narasumber dalam seminar nasional ini.

Menurut Desi Anwar, medsos milik Mark Zuckerberg itu, begitu banyak penggunanya. Tujuan paling besar itu, sebagai promo produk. Seperti yang dilakukan sejumlah artis (Atta Halilintar). Namun di sisi lain, medsos digunakan untuk memperkeruh suasana. Bahkan, terjadi perang akibat medsos itu.

“Nah, dalam posisi ini, kita dari media pers, harus merawat perbatasan dengan berita fakta, profesional dan memikirkan dampak dari berita itu, sebelum disajikan dalam konten kanal sendiri,” demikian disarankan Desi Anwar. (nurul atia)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *