banner 728x90
Warga miskin di Kota Batam antrean mengambil bantuan beras dari Wali Kota Batam Muhammad Rudi, belum lama ini. F- Istimewa/warga

Angka Kemiskinan Kota Batam Mencapai 5,05 Persen, Warga: Tak Cukup Dibantu Beras

Komentar
X
Bagikan

Batam, suaraserumpun.com – Angka kemiskinan penduduk Kota Batam mencapai 5,05 persen, pada Maret tahun 2021 lalu. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2020. Warga Batam pun masih mengeluhkan perekonomian pada tahun 2022 ini.

Berdasarkan rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, persentase penduduk miskin Kota Batam pada Maret 2021 sebesar 5,05 persen. Angka persentase kemiskinan ini meningkat 0,30 persen poin, dibandingkan kondisi Maret 2020.

Pada bulan Maret 2021, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kota Batam mencapai 77,17 ribu orang. Bertambah sebanyak 10,11 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2020 (67,06 ribu orang).

Baca Juga :  Polsek Bintim Beri Paket Sembako buat PKL yang Menaati Ketentuan PPKM Mikro

Garis kemiskinan pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp 740.109 per kapita per bulan. Angka ini meningkat dibandingkan Maret 2020 yang hanya sebesar Rp 707.856 per kapita per bulan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Batam naik 0,19 poin dari 0,70 pada Maret 2020 menjadi 0,89 pada Maret 2021. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Batam juga mengalami kenaikan dari 0,20 pada Maret 2020 menjadi 0,25 pada Maret 2021.

Warga Kota Batam, Udin (37) merasakan turunnya perekonomian daerah sejak tahun 2021 lalu. Hal itu disebabkan banyak perusahaan yang tutup. Jumlah yang tutup itu tak sebanding dengan perusahaan yang berdiri.

Baca Juga :  Ini Daftar Nama Pejabat Bintan yang Lulus Open Bidding di 12 OPD

“Ditambah lagi dengan masa pandemi Covid-19, semakin sulit cari uang bang. Tentu lah kemiskinan di Batam ini makin naik. Saya saya, dapat uang Rp50 ribu sehari, itu sudah sangat bersyukur. Walaupun tak cukup membiayai keperluan rumah tangga,” ucapnya, Minggu (20/2/2022).

“Dengan ekonomi sulit sekarang, tak cukup dibantu beras saja. Pekan lalu, ada memang kami terima beras bergambar Pak Wako. Tapi kan tak cukup 10 kilo tu. Kami perlu uang untuk hidupi keluarga,” sambung Udin.

Seorang sopir taksi, Joni juga merasakan sulitnya perekonomian di Kota Batam, sejak beberapa tahun lalu sampai sekarang.

Baca Juga :  Cen Sui Lan Menyosialisasikan Lagi Pencairan Beasiswa PIP, 1.000 Wali Murid yang Hadir

“Bayangkan aja lah bang, sehari cuma bawa uang ke rumah itu sekitar Rp100 ribu. Itu dari hasil bersih sewa menjadi sopir taksi di Batam, pada masa sekarang. Kalau dulu lumayan lah, mau Rp300 ribu sehari. Kadang-kadang bisa dapat Rp500 ribu,” sebutnya.

“Kalau ada orang yang bilang hidup senang di Batam pada saat sekarang, berarti mereka itu pejabat atau pengusaha besar. Hampir semua masyarakat di Batam ini, sudah miskin,” demikian penuturan Joni. (yen)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *