banner 728x90
Pengelola BUMDes Kembang Kenanga di Desa Pisang Berebus, Gunung Toar, Kuantan Singingi, Riau memperlihatkan sumbangan PADes usai musyawarah pertanggungjawaban tahunan BUMDes, Selasa (1/2/2022) malam. F- rie/suaraserumpun.com

Fantastis! Omzet BUMDes Kembang Kenanga Mencapai Rp4,3 Miliar

Komentar
X
Bagikan

Telukkuantan, suaraserumpun.com – Fantastis! Baru dua tahun berjalan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kembang Kenanga sudah memiliki omzet atau pendapatan mencapai Rp4,3 miliar. BUMDes dengan produksi air kemasan ini berada di Desa Pisang Berebus, Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.

Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kembang Kenanga mengoptimalkan pemanfaatan dana desa, dan mewadahi kegiatan ekonomi masyarakat Desa Pisang Berebus, yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa. Dalam upaya memperkuat perekonomian desa.

BUMDes Kembang Kenanga merupakan satu dari sejumlah BUMDes yang sukses di Kabupaten Kuantan Singingi. BUMDes ini terus berkembang, inovatif, dan selalu terbuka pada prospek baru meskipun tidak langsung berskala besar. Usaha mereka bisa menjadi rujukan bagi ratusan BUMDes lainnya untuk belajar membangun manajemen usaha BUMDes yang sukses.

BUMDes Kembang Kenanga baru saja melaksanakan musyawarah pertanggungjawaban tahunan. Turut hadir Juprisal Kepala Desa Pisang berebus, Noprisal Ependi SE Direktur BUMDes, perangkat desa dan Anggota BPD dan seluruh karyawan BUMDes. Musyawarah ini dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Pisang Berebus, Selasa (1/2/2022) malam.

Baca Juga :  Pemerintah Menetapkan 1 Ramadan 1442 Hijriah, Selasa 13 April 2021

BUMDes Kembang Kenanga mulai beroperasi tahun 2020, dengan modal dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Riau tahun anggaran 2019 sebesar Rp172 juta, ditambah bantuan tahun 2021 dan 2022. mendapat suntikan dana penambahan modal lagi sebesar Rp71juta per tahunnya.

“Hal ini tidak kami sia-siakan. Fokus di unit usaha distributor air minum kemasan. Saat ini, untuk potensi area masih menguasai di enam kecamatan di Kabupaten Kuansing. Kita berharap bisa menjangkau seluruh wilayah Kuansing,” ujar Noprisal Ependi SE Direktur BUMDes Kembang Kenangan Desa Pisang Berebus.

Untuk karyawan bumdes tenaga kerja aktif dan ditambah tenaga harian lepas berjumlah 35 orang. Untuk upah honor per bulannya yang diterima juga bervariasi. Sesuai porsi kerja masing-masing. Bahkan ada yang di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kuantan Singingi.

Baca Juga :  Masih Ada Simpang Siur, Gubkepri Dorong LAM Bikin Narasi Baku Sejarah Melayu

“Ini merupakan suatu lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Membantu perekonomian masyarakat, menciptakan penghasilan yang tidak kalah dengan pekerjaan lainnya.” ungkap pria yang akrab disapa Noprisal ini.

Selanjutnya dalam penyampaian laporan musyawarah pertanggungjawaban tahunan BUMDes, terdapat kenaikan omzet yang signifikan dibanding tahun lalu. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras tim.

“Walaupun di tahun pandemi, omzet BUMDes kita berada diangka Rp 4.384.289.539. Merupakan suatu capaian yang besar. Karena BUMDes ini baru berdiri dua tahunan,” sebutnya.

“Alhamdulilah kita juga berkontribusi terhadap PADes (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp 6.349.587 dan aset bergerak berupa mobil L-300 setara Rp51juta,” sambung Noprisal.

Banyak hal-hal baru yang harus diupayakan untuk terus berkembang. Kemitraan yang harus terus dibangun, menuju BUMDes sebagai entitas usaha yang tidak hanya mengedepankan profit. Melainkan lebih pada meningkatkan benefit pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa bisa tercapai.

Baca Juga :  2024, Rp1 Miliar Dana Aspirasi Cen Sui Lan untuk Bedah Rumah Suku Akit di Sei Asam Karimun

Juprisal Kades Pisang Berebus mengapresiasi kepada pengelola BUMDes Kembang Kenanga yang telah menyelesaikan musyawarah tahunan.

“Terima kasih kepada Camat Gunung Toar dan Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos PMD) Kuansing yang juga berkontribusi dalam capaian Kesuksesan BUMDes Kembang Kenanga Desa Pisang Berebus ini,” katanya.

Capaian omzet BUMDes Kembang Kenanga ini telah membuktikan sinergi dan keterpaduan masyarakat dalam penggunaan BKK provinsi sesuai dengan skala prioritas dan kebutuhan untuk pembangunan dan pemberdayaan desa. Keberhasilan dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi kesenjangan perekonomian.

“Ke depanya, BUMDes kita ini masih berbenah untuk mensejajarkan dengan BUMDes yang ada di Kabupaten Kuansing. Untuk kategori berkembang diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam mewujudkan sistem serta tata kelola BUMDes yang efektif dan akuntabel,” tutupnya. (riswahyudi/rie)

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *