banner 728x90
Novia ST, Penulis artikel tentang Pengelolaan Persampahan di Lingkungan Masyarakat. F- Istimewa novia

Pengelolaan Persampahan di Lingkungan Masyarakat

Komentar
X
Bagikan

Oleh: Novia ST
Mahasiswi Program Magister Ilmu Lingkungan UMRAH Tanjungpinang
Mata Kuliah: Ekologi Terapan dan Ilmu Lingkungan

PERTAMBAHAN jumlah penduduk dan pergeseran gaya hidup dikalangan masyarakat seiring dengan laju konsumsi yang meningkat, menyebabkan pertambahan volume sampah di lingkungan masyarakat. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan.

Sampah adalah material sisa yang dibuang sebagai hasil dari proses produksi, baik itu industri maupun rumah tangga. Definisi lain dari sampah adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh manusia setelah proses/ penggunaannya berakhir.

Adapun material sisa yang dimaksud adalah sesuatu yang berasal dari manusia, hewan, ataupun dari tumbuhan yang sudah tidak terpakai. Wujud dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas.

Berdasarkan Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa tahun 2019 sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta tons. Sedangkan plastik sampah diperkirakan akan mencapai 9.52 tons dan produksi sampah terus meningkat setiap tahun. Rata-rata naiknya mencapai satu juta ton setiap tahunnya. Untuk itu diperlukannya peningkatan kepudulian dan kedasaran masyarakat dalam mengelola persampahan baik di lingkungan dirumah tangga, maupun disekitar tempat tinggalnya.

Tumpukan sampah yang memberikan dampak lingkungan masyarakat. F- Istimewa/Novia

Dampak Sampah
Bebarapa dampak yang buruk dapat dirasakan oleh masyarakat jika tidak peduli pada penanganan sampah, maupun pengelolaan persampahan yang dihasilkan setiap individu disetiap waktunya. Dampak tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, terhadap Kesehatan. Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti: Penyakit diare, tifus, kolera. Penyakit jamur. Penyakit cacingan.

Kedua, dampak Sampah Terhadap Lingkungan. Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia, penanganan sampah yang tidak baik juga mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali sampah yang menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah cair yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau tak sedap.

Ketiga, dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi. Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada keadaan sosial dan ekonomi. Beberapa diantaranya adalah: Meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit. Dan kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah yang tidak baik. Hal ini pada akhirnya akan berdampak pada kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan.

Cara Pengelolaan Sampah
Mengacu pada pengertian sampah dan jenis-jenisnya, diperlukan penanganan dan pengelolaan sampah dengan cara yang baik. Merujuk informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (2015), penanganan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara:

Metode Pengelolaan Sampah 3 R
Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita. Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnyaa. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. 

Baca Juga :  Ketua LKKS Kepri Dijabat Dewi Kumalasari

(1). Reuse (pakai ulang) berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Contoh kegiatan Reuse sehari-hari:

Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang, misalnya pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman atau kaleng digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.

Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Menggunakan wadah yang dapat digunakan berulang-ulang, misalnya saat belanja membiasakan membawa tas belanja sendiri sehingga tidak memerlukan tas plastik lagi.

(2). Reduce (kurangi) berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Contoh kegiatan Reduce sehari-hari:

Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill), misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali). Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

(3). Recycle (daur ulang) berarti mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Contoh kegiatan Recycle sehari-hari:

Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi aneka kreasi barang daur ulang atau barang yang bermanfaat. sumber : http://alamendah.org/

Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan yang bersumber dari an organik (benda mati), sedangkan sampah yang bersumber dari organik (benda hidup) dapat digunakan dengan sebagai berikut :

Pengomposan
Pengomposan termasuk salah satu contoh dari metode 3 R yaitu Recycle, cara pengelolaan sampah dengan cara pengomposan ini adalah cara yang mudah dilakukan di lingkungan masyarakat, karena menggunakan sampah organik dari rumah tangga, dan sisa-sisa organik lainnya yang ada disekitar lingkungan kita yang mudah untuk didapatkan.

Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. Adapun salah satu metode yang mudah dalam membuat pupuk kompos dapat dilakukan sebagai berikut :

Metode Pengomposan dari Sampah Rumah Tangga
Bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan daam membuat pupuk kompos :
Wadah berdimensi besar dengan penutup( tong ataupun ember). Sarung tangan
Bahan. Sampah rumah tangga. Tanah. Air.

Langkah Membuat Pupuk Kompos
Siapkan sampah rumah tangga yang hendak diolah jadi pupuk kompos.Pisahkan sampah organik dengan sampah plastik. Sampah organiklah yang nantinya hendak digunakan sebagai bahan pupuk kompos.

Baca Juga :  Cuma Sehari, Pj Wako Tanjungpinang Membuka Festival Moon Cake 2023, Panitia Menyediakan 500 Kue Bulan

Siapkan wadah berdimensi besar buat membuat pupuk kompos, wadah wajib dilengkapi dengan penutup supaya pupuk yang terbuat tidak hendak terkontaminasi.

Masukkan tanah seperlunya ke dalam wadah yang sudah diisi dengan sampah organik. Ketebalannya dapat disesuaikan dengan wadah serta banyaknya sampah organik.

Siram permukaan tanah tersebut memakai air seperlunya, masukkan sampah organik yang telah disiapkan ke dalam wadah dan pastikan sampah ditaruh secara menyeluruh.

Sebisa bisa jadi ketebalan sampah setara dengan ketebalan tanah, masukkan lagi tanah ke dalam wadah, dimana tanah berfungsi bagaikan penutup sampah.

Tutup wadah dengan rapat serta perkenankan sampai sekitar 3 minggu.

Perhatikan perihal ini dikala membuat pupuk kompos sendiri di rumah:
Pastikanlah wadah pembuat pupuk kompos tidak terkontaminasi oleh air hujan serta hewan.

Pastikanlah pula wadah tidak terserang paparan cahaya matahari.
Jika seluruhnya tahapan sudah dilakukan, maka pupuk kompos yang dihasilkan dapat langsung dipakai untuk bercocok tanam di rumah. Sumber : Berkebun.co.id

Kompos juga berguna untuk meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Ketersediaan air di dalam tanah dapat mencegah lapisan kering pada tanah. Penggunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh. 

Kandungan hara pada kompos memang terbilang lebih sedikit dibandingkan pupuk anorganik. Oleh karena itu, penggunaannya harus dilakukan dengan volume yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Namun, dilihat dari keuntungan yang bisa diberikan kompos untuk tanah dan tanaman, rasanya tidak rugi harus menggunakannya meskipun harus dalam volume yang besar. 

Keuntungan yang diberikan kompos tidak hanya untuk saat ini, tetapi untuk jangka panjang hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. Saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai beralih untuk menggunakan pupuk organik, salah satunya adalah kompos. Karena menggunakan bahan organik yang sudah dianggap sampah, harga pupuk kompos pun relatif murah.

Bank Sampah
Bank Sampah merupakan salah satu program pengelolaan sampah yang digalakkan pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, serta mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah secara benar dan ramah lingkungan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Misi utama dari adanya kebijakan mengenai bank sampah adalah mengurangi jumlah timbulan sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Bank sampah merupakan sebuah tempat dengan konsep penampungan sampah kering atau sampah anorganik yang menggunakan manajemen seperti perbankan. Dengan kata lain, pihak penyetor (dalam hal ini: masyarakat) diberi buku tabungan lalu menabung sampah di bank sampah tersebut. Sampah yang ditabung nantinya akan dikalkulasi menjadi uang yang bisa ditarik oleh pihak penyetor.

Cara Kerja Bank Sampah
Berikut adalah langkah-langkah menjadi penyetor bank sampah serta cara kerja dari bank sampah itu sendiri:

Pendaftaran = Daftarkan diri terlebih dahulu sebagai nasabah bank sampah. Pilih bank sampah terdekat dengan tempat tinggal Anda agar tidak merepotkan.

Baca Juga :  Tersukses! KasmaRun 2022 Bintan Resorts Dimeriahkan Ratusan Peserta dari Belasan Negara

Pemilahan = Pilah sampah sebelum disetorkan. Dalam hal ini, nasabah harus memilah sampah organik dan sampah anorganik. Bank sampah hanya menerima sampah kering atau sampah anorganik saja. Kemaslah sampah tersebut dengan rapi sebelum dibawa ke bank sampah.

Sampah = Sampah Layak Jual: Kertas, Plastik, Besi, Kaleng

  1. Sampah Layak Kompos : Sampah Dapur, Daun
  2. Sampah Layak Kreasi : Plastik yang mengandung alumunium foil, potongan plastik

Buku Tabungan = Pastikan Anda sudah membawa buku tabungan agar pihak bank sampah bisa mencatat jumlah sampah yang disetorkan.

Penimbangan dan pencatatan Sampah = Di bank sampah, sampah yang Anda bawa akan ditimbang. Pihak bank sampah akan menghitung nilai sampah tersebut dan akan dicatat di buku tabungan yang Anda bawa.

Daur ulang sampah = Sampah yang sudah ditampung oleh bank sampah akan didaur ulang kembali menjadi biji plastik atau benda-benda lain yang lebih bermanfaat

Hasil penjualan sampah = Hasil penjualan sampah yang diserahkan dan dimasukkan ke dalam buku tabungan. Uang hasil tabungan sampah bisa ditarik kapanpun. Namun, sebaiknya tarik uang ketika jumlahnya sudah cukup banyak agar Anda merasakan manfaat menjadi nasabah di bank sampah.
Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana : 85% uang hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam tabungan nasabah, sementara 15% sisanya akan digunakan sebagai operasional Bank Sampah dan akan dibagikan sebagai sisa usaha bersama pada akhir tahun antara nasabah dan pengurus Bank Sampah.

Berdasarkan penjelasan tersebut tahapan-tahapan yang dapat dilakukan masyarakat di lingkungan rumahnya adalah sebagai berikut:

Menyediakan tempat pembuangan sampah di rumah masing-masing
Melakukan pemilihan sampah sesuai metode 3 R
Membuat pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga
Mengantarkan sampah pilah an organik yang telah dibersihkan ke Bank Sampah untuk dijual dan hasilnya dijadikan tabungan masa depan.

Dalam hal pengelolaan sampah kedepannya akan banyak lagi teknologi yang bermunculan, salah satunya adalah menjadikan sampah menjadi sumber listrik PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) melalui sistem Biogas, Mall Sampah, Dispenser Mas Eco (dispenser pintar yang telah dirancang dengan memiliki sistem komputerisasi).

Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Listrik Kerakyatan merupakan program pengolahan limbah organik, seperti dedaunan, rumput, dan pepohonan yang kemudian akan dijadikan sumber energi ekonomi alternative serta teknologi pengelolaan samah lainnya.

Penulis berharap dengan adanya sosialisasi terkait pengelolaah persampahan di lingkungan masyarakat ini dapat dengan mudah diterapkan oleh masyarakat, guna membantu pemerintah daerah dalam usaha mengurangi peningkatan kuantitas sampah setiap tahunnya di Kepulauan Riau, dan mengurangi dampak efek rumah kaca di Indonesia.

Sosialisasi terkait lingkungan ini juga merupakan salah satu tugas penulis untuk Mata Kuliah Ekologi Terapan dan Ilmu Lingkungan pada Program Magister (S-2) Ilmu Lingkungan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. ***suaraserumpun.com

Editor: Sigik RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *