banner 728x90
Muhammad Azizan Al Ghifari anak Kuansing berbagi kiat untuk mendapatkan beasiswa kuliah ke Rusia.

Muhammad Azizan Anak Kuansing Berbagi Kiat Mendapatkan Beasiswa Kuliah ke Rusia

Komentar
X
Bagikan

RIAU (suaraserumpun) – Jika sebelumnya Wike Julia, kini ada Muhammad Azizan Al Ghifari yang mengharumkan nama Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Anak Kuansing yang satu ini, dapat beasiswa kuliah ke Rusia. Sekarang, Muhammad Azizan mau berbagi cerita tentang kiat atau cara mendapatkan beasiswa kuliah di Rusia.

Muhammad Azizan Al Ghifari tinggal di desa. Tepatnya di Desa Teberau Panjang, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Muhammad Azizan sejak kecil bercita-cita ingin kuliah di luar negeri. Hasrat pria kelahiran 17 Juli 2002 itu pun tercapai.

Kini, dia merupakan satu dari 161 orang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Rusia. Dia mendapatkan beasiswa kuliah ke Rusia, melalui Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia (PKR) di Jakarta. Muhammad Azizan lulus seleksi pada tahun 2020.

Muhammad Azizan Al Ghifari yang biasa disapa Azis ini terdaftar sebagai mahasiswa di Moscow Engineering Physics Institute. Sering disebut Universitas Institut Fisika dan Teknik Nuklir atau Nasional Universitas MEPhI (Moscow Teknik Fisika Institut). Dia mengambil jurusan teknik nuklir.

Untuk menggapai cita-cita kuliah di negeri, Muhammad Azizan sudah mempersiapkan diri sejak Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Teluk Kuantan, Kecamatan Kuantan Tengah. Rusia menjadi satu dari beberapa negara yang menawarkan beasiswa kepada mahasiswa asal Indonesia. Rata-rata universitas di Rusia mensyaratkan, calon mahasiswa untuk menguasai bahasa Rusia.

Justru itu, Muhammad Azizan Alghifari anak pasangan Hendri dan Kurniawati MPd ini, telah mengikuti sekolah persiapan. Yaitu sekolah bahasa, selama setahun. Baginya, menguasai bahasa itu modal untuk masuk ke universitas di Rusia. Selain itu, Azis mulai menggali informasi dengan membaca buku tentang negara Rusia. Hal ini dilakukan dengan cara browsing di internet. Melalui cara ini, Azis bisa menguasai kehidupan sosial dan memudahkan untuk beradaptasi di negara Rusia.

Muhammad Azizan Al Ghifari alias Azis berpose di kampung halaman Desa Teberau Panjang, Kuantan Singingi, Riau.

Perjuangan Muhammad Azizan masuk ke salah satu Universitas Teknologi Nukli terbaik di Rusia ini, bukan lah mudah. Awalnya, Azis mencoba mendaftar beasiswa yang tersedia di website kampus, setelah menyelesaikan pendidikan di MAN 1 Teluk Kuantan. Tak cuma mendaftar untuk masuk ke universita di Rusia. Azis juga sempat mendaftar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan teknik perkapalan. Azis dinyatakan lulus dan diterima di universitas ternama di Indonesia ini.

Baca Juga :  Cen Sui Lan Mengajukan Megaproyek ke Menteri PUPR untuk 2024, Ada Embung MAN hingga Pengaman Pantai

Tapi sehari kemudian, Azis juga mendapatkan balasan email. Bahwa dirinya juga diterima sebagai mahasiswa melalui jalur beasiswa di universitas tenik nuklir terbaik di Rusia. Tanpa ragu Azis langsung memutuskan dan bertekad mengambil kuliah di Rusia.

Kiat Kuliah ke Rusia

Muhammad Azizan punya kiat untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Rusia itu. Pertama, harus mempunyai niat atau kemauan dan tekad yang kuat. Seseorang mesti memiliki kemauan yang kuat, dan memprioritaskan kuliah ke luar negeri. Kedua, harus rajin membuka website kampus terbaik di luar negeri.

Lebih aktif menggunakan gadget untuk mencari informasi universita, bukan untuk menggunakan sosial media saja. Ketiga, seseorang harus menguasai bahasa internasional. Seperti bahasa Inggris maupun bahasa negara yang akan dituju.

“Saya bersyukur banget sekolah di Madrasah Aliyah Negri 1 Teluk Kuantan. Ada program kampung Inggris yang sangat membantu, untuk menguasai bahasa Inggris itu,” kata Muhammad Azizan Al Ghifari, saat berbincang dengan suaraserumpun.com, Senin (30/9/2021) baru-baru ini.

Muhammad Azizan Al Ghifari anak Kuansing yang mendapat beasiswa kuliah di MEPhI Rusia bersama ayahnya Hendri dan ibunya Kurniawati MPd.

Nah, untuk cara mendapatkan beasiswa kuliah di Rusia, Muhammad Azizan mengatakan, pendaftaran awal melalui website, untuk mendapatkan beasiswa. Yaitu di laman website, https://education-in-russia.com/. Di dalam website ini terdapat 6 pilihan universitas. Tapi, langkah awal itu mendaftar dan seleksi untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Rusia.

Pendaftaran beasiswa tersebut lewat website, kemudian wawancara melalui PKR di Jakarta. Jika memenuhi syarat dan ketentuan, maka seseorang akan menerima atau mendapatkan beasiswa dari PKR tersebut. Saat wawancara itu, pihak perwakilan Rusia yang melakukan seleksi bagi penerima beasiswa, yaitu dari PKR di Jakarta.

“Kita daftar di website dan kita akan milih 6 kampus tempat kuliah. Kemudian, kalau kita lulus dalam seleksi mendapatkan beasiswa di PKR itu, maka kampus di Rusia yang akan milih kita. Intinya, kita cari beasiswa dulu lewat PKR. Kalau lulus, baru kita dapat kampus untuk tempat kuliah,” jelas Muhammad Azizan.

Baca Juga :  Cen Sui Lan Geram, Minta BPK RI Mengaudit BP Batam

Selain itu, kiat lainnya selalu berdoa dan beribadah. Kemudian, tidak lepas dari support orang tua. Karena, dukungan orang tua itu menjadi power atau kekuatan untuk dorongan mencapai keinginan kuliah di luar negeri itu. Kemudian, kiat lain mesti mencari informasi lembaga untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri itu. Seperti Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia (PKR) di Jakarta.

“Nah, selagi masih punya kesempatan, ya kenapa tidak kita ambil peluang itu,” tutur Azis.

Muhammad Azizan tertarik kuliah di Rusia, karena mempunyai cita cita ingin mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dan mengembangkan energi nuklir di tanah air Indonesia. Ke depan, PLTN itu dikelola anak negeri.

Saat ini, Muhammad Azizan sudah menjalani kuliah di salah satu universitas di Rusia. Hanya saja, perkuliahan sejak tahun 2020 lalu, masih dijalani dengan cara daring. Baru-baru ini, Muhammad Azizan, sudah mendapat balasan email (dikonfirmasi) untuk pergi ke Eropa, menuntut ilmu di kuliah normal.

“Kalau tidak ada halangan, pertengahan bulan September ini saya berangkat ke Rusia. Selama setahun belakang ini, saya hanya kuliah melalui sistem daring. Karena, negara kita (Indonesia) angka Covid-19 masih tinggi. Dan beberapa negara masih dibatasi. Termasuk ke negara Rusia,” jelasnya.

Muhammad Azizan Al Ghifari mau berbagi cerita tentang bagimana kiat dan perjalanannya bisa mendapatkan beasiswa keluar negeri itu, agar bermanfaat bagi pelajar lainnya.

“Tidak menutup kemungkinan, kiat saya ini bermanfaat bagi teman dan pelajar lainnya, yang mau mengikuti langkah saya atau senior kita untuk kuliah ke luar negeri,” tutup Muhammad Azizan Al Ghifari.

Dukungan Orang Tua

Muhammad Azizan Al Ghifari bisa masuk kuliah di Rusia, tak lepas dari dukungan orangtuanya. Bahkan, orangtuanya sangat mengenal seperti apa semangat Muhammad Azizan untuk mengejar impian kuliah di luar negeri itu.

Muhammad Azizan Al Ghifari semasa kecil.

Hendri ayah dari Muhammad Azizan menceritakan, anaknya sangat keras jika punya keinginan sesuatu, harus tercapai. Tapi, sebagai anak tunggal, Muhammad Azizan atau Azis ini tidak pernah membebankan kepada orang tua.

Baca Juga :  Cen Sui Lan: Sei Asam ke Sebele Sudah, Tinggal Penanganan Jalan Desa Lebuh ke Penarah Sampai Sebele

“Dia anak yang mandiri. Saya melihat Azis sejak kecil, dia memang gemar membaca buku. Dia baca buku yang menceritakan luar negri, buku-buku sejarah, kemajuan teknologi,” ungkap Hendri.

Di waktu sengang, lanjutnya, Azis membaca komik Doraemon. Bahkan setiap seri komik, dia hampir tidak lewatkan. Ketika orangtuanya pergi ke Pekanbaru, Azis kecil selalu minta belikan buku di Gramedia.

Bagi Hendri yang pernah kerja serabutan di Bandung ini, Azis (Muhammad Azizan) memberikan kebahagian tersendiri, tetkala mendapatkan beasiswa kuliah di negara Rusia. Bagaimana tidak, Hendri dan istrinya orang biasa-biasa saja, keluarga kampung yang jauh dari pusat kota. Dengan seadanya, Azis bisa kuliah mendapatkan beasiswa di luar negeri.

“Di saat kuliah daring kemarin, setahun belakang ini, saya perhatikan tiga bulan pertama nya kuliah sangat sulit mendapatkan akses jaringan internet,” kata Hendri.

Untuk mendapatkan akses internet, Muhammad Azizan harus pergi ke pondok kecil pematang sawah, di Desa Teberau Panjang. Hal itu dilakukan Azis demi kelancaran kuliah, tatkala Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Muhammad Azizan Al Ghifari bersama ayahnya Hendri ketika berada di lokasi tambang batubara PT Bukit Asam.

Hendri pun mempunyai inisiatif agar Azis tetap kuliah dengan lancar. Sehingga, Azis mengambil kontrakan rumah di Kota Teluk Kuantan, dengan jaringan internet yang lancar.

“Semoga kendala internet seperti di kampung kami ini, bisa diberikan solusi nantinya oleh pemerintah kita. Karena saya punya satu harapan besar, agar dunia pendidikan di Tanah Air Indonesia semakin maju,” tuturnya.

Hendri sempat meneteskan air mata karena terharu, ketika anaknya Muhammad Azizan Al Ghifari bisa kuliah di Rusia. Sementara, masih banyak generasi muda di era sekarang, yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan.

“Ke mana pun kemauan anak saya, tak pernah untuk melarang dan membatasinya. Selagi bisa membatasi diri,” kata Hendri menambahkan.

Saat ini, Muhammad Azizan Al Ghifari masih menjalani kuliah secara daring. Pertengahan September 2021 ini, Muhammad Azizan akan menjalani kuliah ke Rusia. Semoga kiat-kiat yang diberikan Muhammad Azizan ini bisa memberikan informasi dan manfaat bagi pelajar atau generasi muda lainnya. (rie/RS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *