banner 728x90
Gubkepri Ansar Ahmad turut-menyosialisasikan program Gratieks dari Badan Karantina Pertanian.

Ekspor Hasil Pertanian Kepri Terbuka Lebar Lewat Program Gratieks

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Sekarang, masyarakat petani Kepri mendapat peluang pasar ekspor. Ekspor hasil pertanian di Kepri akan terbuka lebar lewat program Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian, atau yang disebut Gratieks.

H Ansar Ahmad Gubernur Kepulauan Riau (Gubkepri) siap berkolaborasi dengan Badan Karantina Pertanian selaku koordinator program Gratieks dalam menggerakkan, mendorong, dan mengawal bersama-sama suksesnya Gratieks di Provinsi Kepri. Dirinya mendukung penuh segala daya dan upaya demi memajukan Provinsi Kepulauan Riau khususnya di sektor pertanian.

“Harapan saya, para eksportir dan pengusaha lebih giat dan bersemangat lagi memasarkan produk pertanian Kepulauan Riau ini khususnya di wilayah Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan ke luar negeri,” ucap Gubernur Ansar saat menjadi pembicara dalam video conference Sosialisasi Program Gratieks dan UU nomor 21 Tahun 2019 di Tanjungpinang, Rabu (4/8/2021).

Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (Gratieks) adalah gerakan peningkatan ekspor pertanian yang digagas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk menyatukan kekuatan seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir. Gerakan ini dibuat sebagai ajakan pemerintah kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian agar bekerja dengan cara yang tidak biasa.

Baca Juga :  Polres Karimun Mengamankan Dua Pelaku Curat di 12 TKP

Kementerian Pertanian melalui program Gratieks diharapkan dapat mempercepat jalannya laju ekspor komoditas pertanian menuju ekosistem pertanian yang modern. Sektor pertanian menjadi kunci utama dalam meningkatkan dan memulihkan ekonomi nasional yang sempat terperosok akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian tumbuh terus menerus, dan tetap positif di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan

“Tiga kali ekspor bukan berarti setelah diekspor tiga kali lantas berhenti, tetapi ditingkatkan tiga kali lipat. Yang satu kali menjadi tiga, yang tiga kali menjadi sembilan kali, itu yang harus kita tingkatkan,” tutur Gubkepri.

Pada kesempatan tersebut, Ansar Ahmad Gubkepri memaparkan, Pemerintah Provinsi Kepri memiliki beberapa strategi pengembangan pertanian yaitu yang pertama mengembangkan komoditas pertanian sesuai kesesuaian lahan, peluang pasar dan karakteristik budaya masyarakat, yang kedua penguatan kelembagaan petani serta mendorong terjadinya kemitraan yang saling menguntungkan dalam pengusahaan pertanian.

“Kita juga akan mengembangkan diversifikasi produk untuk memperoleh nilai tambah, serta upaya peningkatan mutu dan daya saing dalam memenuhi pasar ekspor, serta mendorong keberlanjutan pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,” papar Gubkepri.

Baca Juga :  Cen Sui Lan 'Merias' SDN 003 Sawang Selatan dengan Anggaran Rp5 Miliar

Berdasarkan Data BPS Provinsi Kepri, prosentase kenaikan ekspor pertanian secara keseluruhan di Provinsi Kepri pada Triwulan I tahun 2021 juga naik sebesar 26,18 persen. Juga, melansir data IQFast Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang Tahun 2021 terdapat beberapa komoditas pertanian yang diekspor ke beberapa negara yaitu babi potong, karet, produk olahan kelapa (Santan dan Tepung kelapa), daun sirsak dan bunga kelor, coconut oil, bajakah serta kunyit.

Dari sektor peternakan, komoditas unggulan yang diekspor berupa babi potong berasal dari Pulau Bulan, yang merupakan ekspor babi terbesar di Indonesia dengan negara tujuan Singapura. Ekspor babi ini dilakukan setiap hari, dengan estimasi jumlah yang diekspor sekitar 800 – 1000 ekor per hari.

Pada tahun 2021, ekspor peternakan dari Pulau Bulan tujuan Singapura berjumlah 170.404 ekor dengan frekwensi 158 kali dengan nilai ekonomis berkisar Rp432,9 miliar. Pada Tahun 2021, karet asal Kabupaten Bintan telah diekspor ke beberapa negara yaitu Amerika Serikat, Belanda, Kanada, Malaysia, Perancis, Spanyol, Turki, Korea Selatan, Brazil, Inggris, Jepang, Mesir, China, Vietnam dan Italia dengan volume ekspor 10.058.774 kg, frekuensi 82 kali dengan nilai ekonomis berkisar Rp237 miliar.

Baca Juga :  Ansar Ahmad: Akhir Juli, Wapres Me-Launching Bank Riau Kepri Syariah

Selain ekspor peternakan potong dan karet, terdapat juga ekspor produk olahan kelapa (santan dan tepung kelapa) dengan tujuan Jerman, India dan Bangladesh. Produk olahan kelapa tersebut pada tahun 2021 telah diekspor sebanyak 374.405,20 kg, frekuensi 15 kali dengan nilai ekonomis berkisar Rp5 miliar.

Melalui sosialisasi program Gratieks tersebut, Gubenur Ansar ingin ekspor dari Provinsi Kepulauan Riau menjadi penanda bahwa Kepulauan Riau memiliki peran yang sangat strategis dalam menambah devisa negara sehingga secara tidak langsung akan menguatkan pertumbuhan ekonomi kita.

Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Plt.Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan Eko Sumbaryadi, Kepala Balai Karantina Kelas II Tanjungpinang Raden Nurcahyo Nugroho, Sekretaris Daerah Bintan Adi Prihantara, Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang Wahyudi, dan Kepala Pusat KKIP Barantan Junaidi. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *