banner 728x90
Ganda petugas pengantar jenazah dan penggali kubur jenazah Covid-19, bersama Abut mengecek fasilitas penerangan di lokasi TPU Kebun Durian Km 23 Kijang, Bintan Timur, Senin (26/7/2021) malam.

Cerita Penggali Kubur Jenazah Covid-19, Beruntung TPU Kebun Durian Kijang Tak Gelap Lagi

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Para petugas dan penggali kubur jenazah Covid-19 di TPU Km 23 Kijang, bekerja siang dan malam. Kini, mereka merasa beruntung karena lokasi pemakaman TPU Kebun Durian Kijang itu sudah terang. Sebelumnya, wow seram!

Senin (26/7/2021) malam kemarin, TPU di Km 23 Kijang, Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri tak menampakkan pemandangan yang seram. Beda dibandingkan malam-malam sebelumnya. Dari kejauhan, terlihat bayangan dua orang sosok dibalik penerangan lampu listrik. Bayangan itu semakin jelas, tatkala jarak pandang semakin dekat.

Ternyata, bayangan itu bukan sosok makhluk dari alam ‘lain’. Bayangan itu dari manusia, yang berdiri di bawah pancaran penerangan listrik PLN. Dua orang ini berdiri di antara ribuan makam yang baru digali, maupun yang sudah berusia hampir seratus tahun.

Di tempat ini, sudah puluhan jenazah yang dinyatakan terpapar Covid-19, yang dimakamkan. Komplek kuburan ini namanya Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Durian Km 23 Kijang, Bintan Timur. Banyak yang belum tahu, bahwa pemakaman ini awalnya disebut dengan kuburan Kebun Durian.

Kuburan ini sudah ada sejak awal dibuka penambangan bauksit di Pulau Bintan, Provinsi Kepri. Bahkan dari sejarahnya, eksplorasi tambang bauksit di Kota Kijang ini, merupakan awal dari penambangan di Pulau Bintan, di Indonesia.

Baca Juga :  Pencanangan 18 Kampung KB, Sebelas Ribuan Pelajar Tanjungpinang Serentak Minum TTD

Bayangkan, tahun 1925-an sudah dilakukan penelitian para ahli tambang. Dilanjutkan dengan eksplorasi di tahun 1930-an. Tambang bauksit Pulau Bintan sempat dikuasai masa penjajahan Jepang, hingga Indonesia merdeka. Di komplek kuburan Kebun Durian di Km 23 Kijang, Bintan Timur, Kabupaten Bintan ini jua para korban romusa dimakamkan para penjajah.

Sampai di era pemerintah Jokowi sekarang, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebun Durian di Km 23 Kijang ini merupakan pemakaman terluas di Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Selama masa pandemi, sudah puluhan jenazah yang dinyatakan terpapar Covid-19 yang dikebumikan di TPU Kebun Durian Km 23 Kijang ini.

Para petugas seperti sopir ambulans pengantar jenazah Covid-19, dan penggali kubur di TPU peninggalan tambang bauksit tahun 1930-an dan zaman romusa itu, bekerja gelap gulita. Ketika pemakaman dilakukan pada malam hari. Penampakan dan pendengaran ‘aneh’, sudah menjadi hal biasa. Kalau dibilang seram, mereka para petugas sudah tak menghiraukan hal itu.

Namun, dengan kondisi yang kurang penerangan pada malam hari, membuat petugas penggali kubur dan pengantar jenazah kesulitan. Terutama ketika menggali dan mengantar jezanah. Sebelum di pasang lampu penerangan, kondisi untuk pemakaman jenazah Covid-19, harus bergelap-gelapan. Karena kurangnya penerangan.

Baca Juga :  Pemko Tanjungpinang Dilarang Mengisolasi Pasien Covid-19 di Hotel Lohas, Warga: Pokoknya Tidak Boleh

“Selama ini, setiap saya mengantar jenazah, khususnya jenazah Covid-19, kasihan melihat petugas penggali kubur. Kami bekerja bergelap-gelapan, karena kurang penerangan,” ujar Ganda, petugas pengantar jenazah Covid-19 saat mengecek penerangan di TPU Kebun Durian Km 23 Kijang, bersama Abut.

Ketika bekerja dalam kondisi gelap gulita itu, lanjut Ganda, para petugas penggali kubur khawatir, jika terkena galian kuburan yang lain. Karena di lokasi kuburan TPU 23 sangat gelap, dan jumlah makam sudah ribuan.

“Sekarang alhamdulillah, sudah terang. Ini berkat bantuan dan perhatian dari Bang Abut,” ucap Ganda sambil menunjuk ke arah Abut, pria yang ada di depannya.

Sebenarnya, kata Ganda, persoalan minimnya penerangan di dalam lokasi TPU Kebun Durian Km 23 Kijang ini, sudah diketahui banyak pihak. Namun belum ada yang tergerak untuk membantu memberikan penerangan. Bahkan sebelumya, dirinya berharap kepada Camat Bintan Timur dan beberapa orang anggota dewan, bisa memperjuangan penerangan di pemakaman. Sehingga, bisa memudahkan bagi pekerja penggali kubur, ketika ada jenazah Covid-19 yang harus dimakamkan pada malam hari.

Baca Juga :  Ribuan Turis Menikmati Pesta Kembang Api di Lagoi Bay

“Yang itu sudah lah. Sekarang, alhamdulillah, kondisi di pemakaman jenazah Covid-19 ini sudah terang. Penerangan tersebut dibantu oleh Bang Abut. Sejak dulu, untuk penerangan maupun pembersihan lokasi pemakaman, Bang Abut yang selalu membantu,” ungkap Ganda.

“Kami merasa beruntung, TPU Kebun Durian Kijang tak gelap lagi,” sambungnya.

Di lokasi tersebut, Abut tak banyak bicara. Pria yang merupakan seorang anggota TNI Angkatan Laut ini hanya menyampaikan, hampir setiap hari dirinya melintasi TPU Kebun Durian Km 23 ini. Baik dari Kijang ke Tanjungpinang, maupun sebaliknya. Baik siang, maupun malam. Akhir-akhir ini, komplek pemakaman peninggalan tambang bauksit dan masa romusa Jepang ini, selalu gelap pada saat proses pemakaman jenazah Covid-19.

“Kasihan melihat petugas penggali kubur, petugas tenaga kesehatan dan para keluarga serta masyarakat yang mengantar jenazah, harus bergelap-gelapan. Makanya, kita sediakan penerangan di sini,” ucapnya.

Abut pun berharap, agar semua pihak menjaga dan merawat TPU Kebun Durian Km 23 Kijang ini. Fasilitas umum seperti jaring listrik dan lampu penerangan, serta fasilitas pemakaman lainnya agar dirawat. Semoga TPU Kebun Durian Km 23 peninggalan masa romusa Jepang dan perusahaan tambang bauksit ini, selalu terang benderang. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *