banner 728x90
Ilustrasi penguasa Negeri Konoha pada saat wabah melanda negeri para ninja, setelah rezim Naruto.

Cerpen: (Negeri 1001 Masalah) Wabah Melanda Konoha

Komentar
X
Bagikan

Oleh : Remon Roxis

SEJAK selesai perang Dunia Ninja ke-4, Negeri Konohagakure (Konoha) dilanda wabah. Wabah ini juga melanda negeri-negeri lainnya di dunia. Wabah yang selanjutnya berubah menjadi pendemi ini memporak-porandakan perekonomian, sosial dan politik. Negeri Konoha nampaknya semakin tidak stabil karena pandemi ini.

Banyak kejadian di luar nalar terjadi. Dahulu orang sangat senang dengan istilah posisif, hidup positif, berpikiran positif, sampai test pack hasilnya posisitif. Namun, saat ini semua tiba-tiba takut dengan istilah posisif. Saat ini, istilah negatif lebih menenangkan dibandingkan positif. Pandemi berhasil mengubah pola pikir sebagian orang.

Hal ini ternyata juga berdampak kepada para pejabat di Negeri Konoha. Bukan saja hasil tes pandemi yang negatif yang mereka inginkan. Tetapi, sikap dan pikirannya juga ternyata ikut menjadi negatif. Bagaimana mungkin mereka, para pejabat dan personel yang selama ini bisa makan karena uang rakyat malah ingin mempidanakan rakyat? Miris melihat rakyat yang pada akhirnya memilih untuk dipenjara daripada harus membayar denda dari kesalahan mereka yang sangat beralasan hanya untuk sekedar tetap bertahan hidup.

Mereka terpaksa harus berlakon Tom and Jerry dari orang-orang yang dengan sombong mengganggap jabatan mereka pantas untuk menghakimi rakyat yang selama ini membayar pajak untuk bisa memberikan nafkah bagi para pejabat tersebut. Seharusnya, para pejabat Konoha bersyukur, orang-orang yang akan mereka hakimi ini tidak meminta makan kepada mereka. Padahal, tugas negara adalah menjamin kesejahteraan rakyatnya.

Entah sudah berapa kali kebijakan pembatasan aktivitas diberlakukan di Negeri Konoha. Dengan berbagai macam istilah. Namun, pandemi masih saja belum usai. Apakah mungkin karena penguasa setengah hati dalam setiap kebijakannya. Tidak pernah benar-benar lockdown. Karena, jika lockdown maka pemerintah wajib menanggung semua kebutuhan masyarakatnya.

Baca Juga :  Inovasi Kampung Keren Mengantarkan Bupati Bintan Menerima Penghargaan dari MenPAN-RB RI

Entah karena pemerintah tidak punya uang atau memang sayang jika uang yang ada dinikmati oleh seluruh rakyat Konoha. Hebatnya lagi, saat itu, rakyat Konoha tidak bebas melakukan aktivitas disuruh berdiam diri di rumah. Namun orang asing boleh bebas masuk ke Negeri Konoha (salah satu alasan wabah masuk ke Konoha)yang membuat rakyat semakin teriak. Entah teriak marah atau teriak lapar. Bisa jadi lapar, membuat rakyat semakin mudah marah.

Jika ingin rakyat menjalankan kewajibannya sesuai instruksi para penguasa Konoha, maka berikan dulu hak rakyat. Sesuai titah pemerintah Negeri Konoha, jika ingin menerapkan karantina wilayah atau apapun nama disebutkan itu, maka harus dijamin terlebih dahulu pangan untuk rakyat. Bahkan makanan ternak pun harus pemerintah penuhi. Jangan sembarangan membuat aturan dengan standar ganda. Begitu lah kira-kira yang ada di benak rakyat Negeri Konoha saat itu.

Dalam menghadapi 1001 masalah di Negeri Konoha itu, salah seorang Chunin (Ninja level 2) bersama dengan para Genin (Ninja level 1) berpatroli mengelilingi daerah yang menerapkan aktivitas terbatas karena pandemi. Chunin dan Genin, tiba-tiba mendengar ada suara musik di dalam sebuah warkop. Dari luar, warkop ini terlihat tertutup rapat.

Rombongan Chunin dan Genin curiga bahwa warkop tersebut masih menerima pelanggan di dalamnya. Sehingga mereka memaksa untuk masuk ke dalam. Ternyata, di dalam warkop hanya terlihat sepasang muda-mudi. Salah satu dari pasangan ini sedang live di media sosial, menjajakan jualannya secara online. Sedangkan satunya lagi, duduk santai di kursi.

Baca Juga :  Hafizha Rahmadhani Berbagi Sembako Baznas untuk Lansia dan Balita Terindikasi Stunting

Si Chunin tersebut dengan tegas menegur mereka. Chuniin pun menghardik dan berkata, bahwa di waktu tersebut sudah tidak boleh lagi melakukan aktivitas. Karena instruksi pembatasan aktivitas oleh Penguasa Negeri Konoha. Sang pria yang ternyata suami keluarga di dalam warkop itu pun menjelaskan bahwa, mereka sudah tutup sesuai instruksi Penguasa Negeri Konoha tersebut. Dan musik yang masih aktif karena dia sedang jualan online dengan menggunakan back sound musik tersebut. Kebetulan warkopnya juga merupakan tempat tinggal mereka.

“Apa kami salah? Kami sudah tidak terima pelanggan, pintu sudah kami tutup. Hanya tuan yang memaksa masuk ke rumah kami,” ucap rakyat itu sambil bersimpuh.

Si Genin yang mendampingi Si Chunin ternyata tidak habis akal, karena tidak menemukan kesalahan dari sepasang suami istri tersebut. Salah seorang Genin menegur istri pemilik warkop tersebut.

“Jangan menggunakan pakaian yang tidak sopan,” bentak Si Genin.

Ucapan itu langsung dijawab oleh sang istri. Si perempuan itu pun menyatakan, warkop tersebut adalah tempat tinggal mereka. Sehingga pada saat sudah tutup, mereka tentu bebas menggunakan pakaian yang nyaman untuk mereka.

Karena tidak terima teguran anggotanya dibantah, Si Chunin turut menghardik Sang Istri pemilik warkop, dengan meminta surat izin usaha warkop tersebut. Hal ini langsung ditolak oleh pemilik warkop, karena tidak ada hubungannya dengan patroli para elit ninja ini. Sang Chunin akhirnya terpancing dan langsung memukul sang pemilik warkop. Sang Istri yang tidak terima suaminya dipukul, lalu balik memukul Si Chunin, dengan kursi. Tindakan itu langsung dibalas oleh Si Chunin, dengan memukul Sang Istri pemilik warkop. Si Chunin tak peduli dengan keadaan Sang Istri pemilik warkop yang sedang dalam kondisi hamil.

Baca Juga :  Polri Gelar Bakti Kesehatan buat Lansia di Rempang dan Galang

Para Genin yang berada di sana hanya menjadi penonton. Bahkan beberapa orang terlihat tertawa menikmati pertunjukan tersebut. Mereka seolah tak sadar, jika selama ini dapat menghidupi diri beserta keluarganya, karena orang-orang seperti pemilik warkop ini. Pemilik warkop selalu taat membayar pajak kepada Penguasa Negeri Konoha. Para Genin bisa-bisanya menikmati tindakan persekusi yang dilakukan Si Chunin atasannya. Mungkin posisi mereka antara takut atasan atau memang sudah kehilangan nurani.

“Ha ha ha ha…,” begitu yang terlontar dari mulut Si Chunin dan para Genin, ketika meninggalkan warkop di Negeri Konoha itu.

Negeri Konoha pada masa itu sudah berubah total, sejak tidak lagi dipimpin oleh Naruto. Para Junin, Chunin bahkan Genin pun sudah seperti habis akal, dan lupa diri. Pemilik warkop dan rakyat Negeri Konohagakure (Konoha) hanya berdoa, semoga penguasa seperti Naruto terlahir kembali.

Selanjutnya, Hokage ini dapat membawa perubahan untuk Negeri Konoha. Negeri para ninja yang kaya sumber daya alam ini benar-benar porak-poranda dan dipasung 1001 masalah, sejak dilanda wabah. Rakyat Negeri Konoha bukan mati karena pandemi. Tapi, mati karena tidak bisa makan akibat ulah para Si Chunin, Genin dan Junin. (***suaraserumpun.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *