banner 728x90

Kapal Ekspor Perikanan ke Singapura Dicegat, Nelayan Bintan Terancam Melarat

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Dua unit kapal ekspor perikanan di Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri tujuan ke Singapura dicegat Kantor Karantina Kesehatan. Nelayan Kabupaten Bintan dan sekitarnya terancam melarat.

Informasi yang berkembang, dua unit kapal eskpor perikanan ini dicegat atau dilarang berlayar oleh petugas, karena beberapa orang kru atau awak kapal tersebut dinyatakan positif Covid-19. Namun, pihak pengusaha dan kru kapal lainnya dinyatakan negatif.

Akibat larangan ekspor dari pihak petugas Karantina Kesehatan, puluhan ton ikan tak bisa dijual. Bahkan, banyak ikan yang busuk. Tak cuma pengusaha atau tauke yang rugi. Nelayan Bintan pun tak bisa menjual ikan kepada pihak pengusaha.

“Kalau tauke tak mau beli ikan tangkapan kami, macam mana kami nak cari duit bang. Kalau menunggu dua minggu lagi, melarat (miskin) la nelayan Bintan ni,” kata Rianto, seorang nelayan Bintan Pesisir, Kamis (15/7/2021).

Menurut nelayan tradisional ini, ABK kapal pengusaha yang dinyatakan positif itu, tidak ada yang menunjukkan gejala yang berisiko. Bahkan, yang dinyatakan positif itu, terlihat seperti sehat-sehat saja.

Baca Juga :  Bupati dan Sekda Bintan Menghadiri Rakornas Penanggulangan Bencana dengan Presiden RI

“Saat ini, mereka kan diisolasi mandiri. Tapi kan, ABK yang lain kan tak apa-apa. Banyak kok yang hasilnya negatif. Izinkan saja lah kapal mengekspor ikan. Jadi, kami bisa jual ikan ke tauke. Ini hajat orang banyak lho. Berapa banyak nelayan yang terancam melarat macam kami ni,” keluhnya.

Kapal ekspor perikanan bersandar di pelabuhan rakyat Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri karena dicegat untuk menjual ikan ke Singapura oleh Kantor Karantina Kesehatan.

Pada kesempatan lain, Awang kru Kapal Motor Sunly 10 membenarkan, kapal eskpor perikanan tempat bekerjanya dilarang berangkat ke Singapura. Padahal, dari banyak ABK yang tidak dinyatakan terpapar.

“Cuma ada tiga kapal, yang ekspor ikan ke Singapura dari Bintan ini. KM Sunli 10 dan 11 sama KM Madidihang. Nah, kami itu ada 22 orang yang bekerja di dua kapal ini. Cuma 7 yang hasilnya reaktif saat tes PCR di Adi Lab Tanjungpinang, beberapa hari lalu,” sebutnya.

Sejak beberapa hari lalu, lanjutnya, kapal sudah disemprot disinfektan berulang kali. Untuk mengekspor ikan ke Singapura, sudah ada beberapa izin yang diurus. Dari Kantor Karantina Ikan di Kijang, tak ada masalah untuk melakukan ekspor. Dari pihak Syahbandar juga tak masalah. Dari pihak Bea dan Cukai pun tak bermasalah. Pihak Perikanan juga tak masalah.

Baca Juga :  KPU Bintan Menggelar Pleno Terbuka, Wabup Bintan: Partisipasi Pemilih di Atas 80 Persen

“Yang jadi masalah atau kendala tu, dari Kantor Karantina Kesehatan di Pelabuhan Kijang. Kami dilarang lah ekspor sampai 2 minggu ke depan. Bagi kami, mungkin tak begitu masalah. Tapi bagi nelayan Bintan, tentu berimbas. Tauke kami belum mau beli ikan hasil tangkapan nelayan,” ujarnya.

Karena dicegat tidak dibenarkan ekspor ke Singapura, sebutnya, ada puluhan box berisi ikan yang busuk. Pengusaha sudah rugi ratusan juta. Justru itu, tauke tidak ingin membeli hasil tangkapan nelayan, sejak dua hari lalu. Atau sejak dicegat untuk ekspor ke Singapura.

Para kru kapal ekspor perikanan tak beraktivitas setelah pihak terkait melarang eskpor ikan ke Singapura dengan alasan ada ABK yang dinyatakan positif Covid-19.

“Kalau dibeli ikan nelayan tu, sementara kami tak bisa ekspor. Rugi lah tauke. Sekarang ini, kami 15 orang yang negatif, bisa saja berangkat ke Singapura. Tapi kan tak diizinkan orang Kantor Karantina Kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga :  Roby Kurniawan: Bintan Sangat Siap Menjalankan Travel Bubble

Hanya saja, tambah Awang, nelayan Bintan banyak yang menjerit. Hasil tangkapan ikan mereka dijual ke pasar rakyat. Harga turun drastis, pembeli pun tak ada.

“Kabarnya nelayan mau protes sama tauke. Ya, tauke kami mau bilang apa. Ekspor aja tak bisa, macam mana nak beli ikan nelayan tu. Kami ekspor ikan ke Singapura itu ikan segar. Bukan ikan busuk bang,” ujarnya.

“Kalau nelayan nak protes, protes ke kantor yang tak ngasih izin kami berlayar tu lah. Kami pun berharap, agar kantor yang berkaitan dengan ekspor, memberikan kami izin. Ini sudah lah ekonomi anjlok sejak Covid ini, izin kami pun tak dikasih. Nak jadi apa ekonomi kita ni nanti,” katanya menambahkan.

Sampai berita ini diterbitkan, pihak Kantor Karantina Kesehatan di pelabuhan Kijang belum memberikan keterangan. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *