banner 728x90
Aksi kemanusiaan menanam bibit bakau oleh Pencinta Mangrove Indonesia di wilayah Kabupaten Bintan, belum lama ini.

37 Ribu Hektare Bakau di Kepri dalam Kondisi Rusak, Ansar Paparkan Manfaat Mangrove

Komentar
X
Bagikan

KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Berdasarkan data terakhir tahun 2017, sekitar 37 ribu hektare hutan bakau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam kondisi rusak. Pemerintah ingin merehabilitasinya, dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad pun memaparkan manfaat besar mangrove itu.

37 ribu hektare hutan mangrove (bakau) di Kepri dalam kondisi rusak itu diketahui, saat pertemuan Gubernur Kepri Ansar Ahmad dengan Ir Hartono MSc Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI, Senin (26/4/2021) kemarin. Pertemuan Ansar Ahmad dengan Ir Hartono MSc dan rombongan pejabat BRGM RI dilaksanakan di Gedung Daerah Tanjungpinang.

Pada kesempatan tersebut Kepala BRGM RI, Ir Hartono mengatakan, pertemuannya dengan Gubernur Kepri merupakan bagian dari rangkaian roadshow BRGM RI ke 3 provinsi. Yaitu Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).

Tujuan roadshow ini, untuk mensosialisasikan program restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove tahun 2021-2024, kepada para pihak di daerah. Program ini juga sesuai Perpres Nomor 120 Tahun 2021 tentang pembentukan Badan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove, yang bertugas memfasilitasi percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia.

Pelaksanaan rehabilitasi mangrove, jelas Hartono, dijalankan dengan metode padat karya. Ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi terutama pada pada pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, hampir semua daerah banyak hutan mangrove rusak karena berbagai faktor. Seperti penimbunan keperluan pemukiman, industri, tambak dan kegiatan ekonomi lainnya.

Untuk itu, pihak BRGM RI dalam program restorasi atau rehabilitasi mangrove, selalu memperhatikan beberapa hal. Seperti soal status lahan. Dan yang terpenting, pemerintah daerah maupun pusat harus memiliki satu visi dan analisis yang sama.

Baca Juga :  Kasus Stunting di Kepri Urutan Kedua Terendah setelah Jogja

“Jangan sampai ketika satu instansi menanam, tapi di sisi lain ada instansi yang malah melakukan penimbunan kawasan mangrove,” jelasnya.

Masih menurut Hartono, hutan mangrove sangat penting terutama untuk daerah kepulauan seperti Provinsi Kepri ini. Hutan mangrove jadi benteng utama agar pulau tidak tenggelam karena abrasi atau perubahan iklim. Keberadaan mangrove juga bagus bagi ekosistem sekitar. Termasuk menguntungkan bagi warga yang hidup dari sana, seperti nelayan.

Saat ini, BRGM masih mendata lokasi dan luas mangrove di Kepri. BRGM sedang merevisi dan mengecek data terakhir, pada 2017.

“Data terakhir (2017), 69.000 hektare mangrove di Kepulauan Riau. Dari luas itu, kondisi rusak sekitar 37.000 hektare. Yang berada dalam kawasan hutan 25.000 hektare. Di luar kawasan hutan 12.000 hektare,” sebut Hartono.

Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad mendukung penuh BRGM RI dalam melaksanakan programnya di daerah Provinsi Kepri. Karena, Pemprov Kepri juga serius dalam program pelestarian hutan bakau (Mangrove). Karena, hutan mangrove itu sangat penting.

Manfaat Mangrove

Menurut Ansar Ahmad, rehabilitasi kawasan mangrove merupakan salah satu bagian dari program Kepri Hijau. Program ini perlu didukung oleh semua pihak. Karena keberadaan hutan mangrove begitu penting bagi suksesnya pembangunan lingkungan yang berkelanjutan di Kepulauan Riau.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad berdiskusi dengan Ir Hartono MSc Kepala BRGM RI, tentang kerusakan dan program rehabilitasi mangrove, Senin (26/4/2021) kemarin.

Secara garis besar, mangrove mempunyai beberapa keterkaitan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penyedia bahan pangan, papan, dan kesehatan serta lingkungan.

Baca Juga :  Ansar Ahmad: Vaksinasi buat Ibu Hamil itu Aman dan Halal

“Hutan mangrove itu setidaknya mempunyai lima fungsi. Yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, ekonomi, dan fungsi lain (wanawisata). Kelimanya begitu penting bagi kehidupan kita,” papar Ansar Ahmad.

Fungsi fisik, jelas Ansar Ahmad, kawasan mangrove berperan menjaga garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi. Serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari taut ke darat. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru.

“Hutan mangrove penting sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan air laut ke darat. Atau sebagai filter air asin menjadi tawar,” ujar Ansar.

Sementara fungsi kimia kawasan mangrove, lanjut Ansar, di antaranya sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen. Sebagai penyerap karbondioksida. Sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal-kapal di lautan.

Sedangkan fungsi biologi kawasan mangrove sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar.

Sebagai kawasan pemijah atau asuhan bagi udang, ikan, kepiting, kerang, dan sebagainya, yang setelah dewasa akan kembali ke lepas pantai. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi burung dan satwa lain. Sebagai sumber plasma nutfah dan sumber genetika. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.

Baca Juga :  Nasib Porges Tak Bagus, Ini Daftar Delapan Tim Perempat Final Topsela Cup I 2023

Secara ekonomi, kawasan mangrove merupakan sumber devisa (pendapatan). Baik bagi masyarakat, industri, maupun bagi negara. Adapun fungsi ekonomi kawasan mangrove sebagai sumber devisa karena mangrove merupakan penghasil kayu. Misalnya kayu bakar, arang, serta kayu untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga.

Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna.Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kenning, telur burung, dan madu.

“Karena itu kita dukung penuh BRGM RI, dalam melaksanakan programnya di daerah kita. Kita juga minta masyarakat ikut berkontribusi dan berpartisipasi dalam perlindungan, pengelolaan, dan pengembangan hutan mangrove yang kita miliki,” terang Ansar Ahmad menambahkan.

Tanam Mangrove

Sebelumnya, pencinta mangrove Indonesia telah menanam 100 ribu bibit bakau di wilayah Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini merupakan aksi kemanusiaan.

Aksi rehabilitasi hutan bakau oleh Pecinta Mangrove Indonesia, di Kabupaten Bintan.

Koordinator pencinta mangrove Indonesia Ady Indra Pawennari mengatakan, aksi penanaman bakau itu, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan kelompoknya, sejak tahun 2010 lalu.

“Dalam 1 tahun ini, kami sudah menanam sekitar 100.000 batang bibit bakau di Kampung Sei Tiram, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Kegiatan aksi kemanusiaan ini akan terus berlanjut. Sampai semua lahan seluas 100 hektare tertanami bakau,” sebut Ady kepada suaraserumpun.com.

Semoga aksi kemanusiaan para pencinta mangrove Indonesia ini memberikan manfaat bagi anak cucu di Provinsi Kepri, puluhan ataupun ratusan tahun ke depan. (SS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *