KEPULAUANRIAU (suaraserumpun) – Batam Logistic Ecosystem (BLE) dibentuk guna mendorong penerapan single entry untuk semua layanan perizinan. Batam Logistic Ecosystem ini pun bisa menjadi contoh buat Kabupaten Bintan dan Karimun.
Dibentuknya Batam Logistic Ecosystem mendorong diterapkannya single entry untuk semua layanan perizinan dalam satu platform terintegrasi yang melibatkan regulator, seperti BP Batam, KPU Bea Cukai Batam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Kantor Imigrasi Batam dan Balai Karantina Batam bertujuan untuk mempermudah integrasi laporan.
“Jika penerapan BLE ini berjalan dengan baik maka kita harapkan akan menjadi percontohan bagi daerah lainnya di Indonesia,” jelas Ansar Ahmad, Gubernur Kepulauan Riau, seusai menghadiri acara peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, di Masjid Raya Nur Illahi di Dompak, Jumat (12/3/2021).
Penerapan Batam Logistic Ecosystem tersebut, jelas Ansar Ahmad, dapat membuat efisiensi mulai dari pengisian data secara tunggal tidak perlu berulang, hingga penurunan biaya logistik dan dapat mengurangi disparitas harga.
“Saya kira ini salah satu strategi pemerintah pusat agar benar-benar Indonesia menjadi negara dengan konsep poros maritim dunia. Batam jadi pintu gerbang Indonesia, jadi etalase menghadapi Singapura dan Malaysia,” katanya.
Ansar juga berharap BLE menjadi salah satu dari upaya nyata pemerintah dalam mendorong program pemulihan ekonomi di Kepulauan Riau bersama program lainnya yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian.
Karena itu kalau BLE berhasil, dirinya akan mendorong Bintan dan Karimun sebagai pilot project untuk penerapan hal yang sama.
“Dengan berbagai relaksasi dan kemudahan yang kita berikan, tentu diharapkan akan makin mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah kita. Semoga Batam Logistic Ecosystem menjadi contoh Bintan dan Karimun,” kata Ansar Ahmad menambahkan. (SS)