Bintan, suaraserumpun.com – Bagi yang ingin melihat secara langsung prosesi pembakaran Ogoh-ogoh, tak perlu pergi ke Bali. Minggu (10/3/2024) sore hari ini, siapapun bisa menyaksikan budaya pembakaran Ogoh-ogoh dari Pura Dharma Kerthi menuju Pantai Suntuk Bintan Resorts, Lagoi, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Budaya pembakaran Ogoh-ogoh biasanya dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Tak cuma di Bali. Di kawasan Bintan Resorts pariwisata Lagoi Kabupaten Bintan, sebelumnya sudah rutin dilaksanakan budaya Bali tersebut. Sehari sebelum Hari Raya Nyepi, para umat Hindu di Kabupaten Bintan, khususnya di kawasan Bintan Resorts melakukan budaya parade pembakaran Ogoh-ogoh. Budaya ini menjadi daya tarik bagi turis asing.
Namun sejak tahun 2017 lalu, ritual pembakaran ogoh-ogoh di Pura Dharma Kerthi Lagoi tersebut, sempat terhenti. Hingga memasuki masa pandemi Covid-19. Namun, menyambut Hari Raya Nyepi tahun 2024 atau Tahun Baru Saka 1946 ini, pembakaran ogoh-ogoh budaya asal Bali tersebut digelar lagi di Pura Dharma Kerthi.
Tahun 2024 ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada hari Senin (11/3/2024). Kegiatan pembakaran ogoh-ogoh dilaksanakan, Minggu (10/3/2024) sore hari ini. Sebelum dibakar, telah dilaksanakan parade ogoh-ogoh di Lagoi Bay, kawasan Bintan Resorts, Sabtu (9/3/2024) sore kemarin.
“Pembakaran Ogoh-ogoh ini, kita laksanakan Minggu sore. Siapapun boleh menyaksikan pembakaran Ogoh-ogoh ini,” kata Nyoman Pasek, jero mangku (tokoh agama Hindu) Pura Dharma Kerthi Lagoi, Bintan yang melaksanakan proses Dwijati (terlahir Kembali).
Nyoman Pasek menerangkan, biasanya, Ogoh-ogoh yang disediakan dibuat sendiri oleh warga Bali yang berada di kawasan Bintan Resorts, Lagoi, Bintan. Tapi untuk tahun 2024 ini, Ogoh-ogoh yang akan dibakar pada penyambutan Hari Raya Nyepi 2024 Tahun Baru Saka 1946, didatangkan langsung dari Bali.
“Karena, kami yang tinggal di Lagoi ini sudah sedikit, sekitar 30 KK saja. Membuat Ogoh-ogoh itu kan lama. Untuk acara tahun ini, kita pesan dan didatangkan dari Bali langsung,” kata Nyoman Pasek.
Ogoh-ogoh Kumbakarna Pralaya yang didatangkan dari Bali ini, dengan tinggi kurang lebih 3 meter. Ogoh-ogoh raksasa Kumbakarna (pewayangan) ini sebagai simbol roh jahat bagi manusia di muka bumi. Justru itu, Dewa Rama bersama Hanoman si Kera Putih membunuh Kumbakarna.
“Pembakaran Ogoh-ogoh ini melambangkan atau simbol membakar sifat buruk (jelek) pada diri kita. Makanya pada Hari Raya Nyepi, kita lebih banyak bermeditasi untuk membersihkan jiwa dari sifat buruk,” demikian penuturan Nyoman Pasek.
“Ogoh-ogoh akan diarak dari Pura Dharma Kerthi menuju ke Pantai Suntuk. Di Pantai Suntuk inilah pembakaran dilakukan. Karena, sifat buruk itu dibuang ke laut,” tutupnya. (yen)
Editor: Sigik RS